Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
67. EXT. LORONG SEKOLAH – PAGI
Pada saat jam istirahat tiba, Hana bergegas pergi ke toilet. Setelah selesai, Hana berjalan menyusuri lorong sekolah.
HANA
(V.O.)
Tidak kusangka ternyata beberapa bulan sudah berlalu. Aku menjadi betah bersekolah disini. Memiliki teman-teman dan sahabat yang baik merupakan mimpi yang ternyata sekarang dapat kugapai. Aku merasa bersyukur atas semua ini.
CUT TO:
68. EXT. LAPANGAN BASKET – PAGI
Hana memutuskan untuk duduk di depan lapangan basket. Beberapa siswa sedang bermain basket disana. Hana melihat cara mereka bermain basket dengan menggunakan berbagai teknik. Sungguh menarik sekali. Di tengah menikmati permainan basket mereka, Hana melihat Haru yang juga bermain basket dengan mereka. Hana melihat bagaimana unggulnya Haru dalam bermain basket dan berakhir memasukkan bola ke dalam ring. Tepukan tangan beberapa orang yang sedang menonton juga langsung menyadarkannya. Tidak lagi Hana melihat Haru disana. Hana mengucek-ucek mata barangkali ada yang salah dengan pandangannya. Ia menyipitkan mata.
HANA
(V.O.)
Aih, aku tidak menemukan keberadaannya disana. Sepertinya aku baru saja mengkhayal.
ZENO
(menepuk pelan punggung Hana)
Hana menoleh. Zeno duduk di sebelahnya. Hana pun tersenyum melihat kehadirannya. Mereka berdua melihat permainan basket bersama. Dengan masih menonton permainan basket, Zeno bertanya lagi.
ZENO
(santai)
HANA
(tersenyum senang)
ZENO
(senang)
Hana memandangi Zeno lama sambil menyunggingkan senyum.
HANA
(senang)
ZENO
(agak salah tingkah)
Zeno terkekeh sesaat. Tiba-tiba Hana mendengar seseorang meneriakkan namaku dari kejauhan. Rupanya Reta dan Kusniyah berlari-lari kecil menghampiri ke arahnya. Sesampainya di dekat Hana, mereka mencoba mengatur nafas.
HANA
(heran)
Mereka tidak menjawab karena kehabisan nafas. Tak lama setelah dirasa sudah bisa bernafas dengan normal, Reta mengguncang-guncang pundak Hana.
Reta
(bingung)
Hana terkejut mendengarnya, sedangkan Zeno malah tertawa.
ZENO
(santai)
RETA
(membantah)
KUSNIYAH
(kebingungan)
ZENO
(santai)
Reta dan Kusniyah tampak tidak puas dengan perkataan Zeno. Reta melipat kedua tangannya di dada. Ia melotot di hadapan cowok itu.
RETA
(berseru dengan mata melotot)
Reta menarik Hana untuk pergi bersamanya. Hana berbalik dan melambaikan tangan pada Zeno. Tampaknya ia mengerti dan membalas Hana dengan anggukkan senyum.
69. EXT. LINGKUNGAN SEKOLAH – PAGI
Kemudian mereka bertiga pergi mencari Zuna di sudut manapun yang bisa mereka jangkau seperti di depan pintu pagar sekolah, di kelas, di kantin, di toilet, di perpustakaan, dan lainnya. Namun ternyata batang hidung Zuna tidak ketemu juga. Sesampainya di perbelokkan hampir di sudut belakang sekolah, Hana mencegat keduanya.
HANA
(V.O.)
Sebenarnya aku tidak tahu apakah kak Haru sedang berada dimana. Tapi kalau Reta dan Kusniyah melihat kak Haru berada bersama dengan teman-temannya yang menurutku agak menakutkan, maka akan semakin memperburuk image kak Haru. Lagipula mana mungkin Zuna berada sendirian disana.
HANA
(membujuk)
RETA
(menolak)
HANA
(kehabisan kata-kata)
Reta menarikku lagi. Hana yang kebingungan langsung membungkuk berpura-pura kesakitan.
HANA
(berpura-pura)
KUSNIYAH
(cemas)
HANA
(berbohong)
RETA
(ikut cemas)
Pada akhirnya Reta dan Kusniyah berjalan sembari memapah Hana. Hana merasa sedikit bersalah telah berbohong pada mereka. Ia takut kalau mereka melihat Haru disana. Namun ternyata Hana salah. Di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan Haru. Haru tampak menunjukkan ekspresi yang agak sedikit aneh.
HARU
(canggung)
Hana melihat kakinya sendiri, lalu melihat Haru lagi. Tanpa disangka Haru menggendong tubuh Hana di belakang punggungnya. Baik Hana, Kusniyah dan Reta terkejut dengan perilaku Haru. Hana memintanya untuk melepaskannya. Namun Haru tetap menggendongnya.
HARU
(bertanya)
KUSNIYAH
(usul)
Reta dan Kusniyah juga berjalan mengikuti keduanya dari belakang. Hana langsung gelagapan.
HANA
(panik)
Ternyata Haru mendengarkan adik tirinya. Ia membawa Hana sampai ke dalam kelas. Setelah menurunkan Hana di kursi, ia mengelap keringat di dahinya dengan tangan. Dengan segera Hana mengambil sapu tangan di dalam saku dan memberikannya kepada Haru.
HARU
(menolak keras)
Reta langsung menepuk punggung kak Haru.
RETA
(kesal)
Akhirnya Haru menerima sapu tangan dariku. Ia mengelap seluruh wajahnya. Reta dan Kusniyah melihatnya dengan tatapan jijik. Haru memasukkan sapu tangan Hana ke dalam saku celana.
HARU
(canggung)
Sesaat sebelum dia pergi, Hana menarik lengan seragam Haru. Haru melihatnya lagi.
HANA
(senang)
HARU
(berseru)
Hana menarik lengan seragam Haru lagi.
HARU
(kesal)
Hana pun meringis melihatnya.
HANA
(manja)
Kusniyah dan Reta melihat Hana dengan tertawa cekikikkan. Memang Hana tidak pernah menunjukkan sikap manjanya pada mereka. Jadi mereka mungkin agak terkejut dengan sikap Hana barusan. Haru melepaskan tangan Hana dari seragamnya.
HARU
(berseru sambil berlalu)
Haru pergi tanpa menoleh ke belakang lagi.
HANA
(V.O.)
Aku agak kecewa dengan perkataannya. Kenapa kak Haru masih belum menghentikan kebiasaannya merokok?
CUT TO:
70. EXT. HALAMAN BELAKANG SEKOLAH – PAGI
Haru berjalan menyusuri lorong dengan wajah gusar. Ia merasa bersalah karena telah memilih untuk menolong Hana. Ia seharusnya selalu menunjukkan kebenciannya pada adik tirinya itu. tetapi entah kenapa hati nuraninya berkata lain. Kemudian ia berbelok menuju belakang gedung sekolah dan bertemu dengan teman-teman berandalannya. Namun tidak disangka, disana ia malah bertemu dengan Zuna juga. Mereka sedang merokok sambil berbincang-bincang. Haru merasakan ketidaknyaman melihat Zuna berada di tengah-tengah mereka. Haru segera menarik Zuna dan menjauhi kelompok itu.
HARU
(marah)
Haru tidak menyangka bahwa Zuna ikut-ikutan merokok dengan teman-temannya itu. Padahal selama ini dia tidak pernah sekalipun melihat gadis itu merokok.
ZUNA
(sambil tergelak)
HARU
(semakin marah)
ZUNA
(muram)
Zuna hendak menghisap rokok lagi, akan tetapi Haru langsung merebut dan membuangnya. Sontak hal itu membuat Zuna semakin marah.
ZUNA
(kesal)
Haru menghela nafas dengan kesal. Ia menghantam tembok dengan tangan mengepal. Haru tidak habis pikir betapa keras kepalanya gadis dihadapannya itu.
HARU
(V.O.)
Dulu Zuna tidak begitu. Zuna itu selalu bersikap manis dan manja padaku. Kenapa sekarang ia begitu berubah? Atau gara-gara aku yang sebelumnya pernah mengajaknya ke jalan yang menyimpang?
HARU
(merasa bersalah)
Zuna tersenyum mendengarnya. Ia bersandar ke tembok sembari menyentuh jari-jemari Haru. Haru agak terkejut, namun membiarkannya.
DISSOLVE TO:
71. INT. KAMAR HARU / INT. RUMAH SAKIT – MALAM
FLASHBACK
Zuna tahu bahwa Haru masih merasa bersalah karena pernah mengajaknya meminum minuman keras bersama denganya. Akibatnya Zuna harus masuk ke rumah sakit karena alergi alkohol.
CUT BACK TO:
72. EXT. HALAMAN BELAKANG SEKOLAH – PAGI
Rasa bersalah itulah yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh Zuna untuk bisa dekat kembali dengan Haru. Zuna menggenggam tangan Haru dengan erat.
ZUNA
(tersenyum manipulatif)
FADE OUT