Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
87. INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI
Haru merasa ada yang aneh darinya. Tidak henti-hentinya matanya menatap ke arah Hana yang sedang bersenda gurau dengan Zeno, Reta dan Kusniyah. Sejak kejadian di kamar calon bayi itu, Hana sudah tidak menyapanya sama sekali. mengekor seperti biasanya pun tidak lagi dilakukannya. Kini dia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-temannya. Walaupun ada Zuna yang terus saja berbicara padanya, ia masih merasa hampa.
DISSOLVE TO:
88. INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI
FLASHBACK
Rasanya Zuna begitu berbeda dengan Hana. Gadis asal Nagoya itu biasanya menceritakan segala apa yang terjadi padanya, apa yang disukainya, dan menertawakan lelucon bodoh. Daripada itu yang lebih penting adalah saat Hana selalu bertanya balik kepada Haru. Haru tahu kalau Hana berharap agar dirinya mau diajak ngobrol dengannya. Sementara Zuna hanya ingin ceritanya didengar. Ia seperti tidak ingin tahu apa yang dirasakan oleh Haru saat ini.
CUT BACK TO:
89. INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI
ZUNA
(sebal)
Mata Haru yang semula melihat ke arah sosok Hana, kini berpaling ke tembok.
ZUNA
(V.O.)
Zuna melihat Hana yang sedang memukul pelan lengan Zeno sambil tertawa.
ZUNA
(V.O.)
Hana merasakan seperti ada yang menatapnya dari arah samping.
HANA
(V.O)
Hana merasa penasaran dan memalingkan wajahnya ke arah dimana Haru duduk. Rupanya Zuna sedang melihatnya dengan senyuman sinis sambil melambaikan tangan ke arahnya. Hana merasa tidak mengenal lagi siapa sebenarnya Zuna. Sudah lama sekali mereka tidak berbicara satu sama lain. Kini Zuna melihatnya dengan ekspresi seperti itu. Hana tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.
RETA
(menepuk pundak Hana)
Tepukan Reta membuat Hana tersadar. Hana kembali memperhatikan teman-temannya berbicara.
ZENO
(sambil membersihkan kacamatanya dengan sapu tangan)
Reta dan Kusniyah tertawa kecil secara bersamaan.
RETA
(sambil mengacungkan kedua jempolnya)
Kusniyah yang baru saja menyedot habis minuman boba-nya segera mengangkat tangannya seakan hendak berbicara juga.
KUSNIYAH
(memejamkan mata sembari menggenggam kedua tangannya)
HANA
(bingung)
Reta dan Kusniyah langsung ngakak melihat Hana yang melongo. Zeno mengenakan kacamatanya kembali dan menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
RETA
(berseru sambil mencubit kedua pipi Hana dengan gemas)
KUSNIYAH
(gemas)
Kusniyah langsung memeluk Hana yang membalas memeluknya. Reta yang menunjukkan wajah cemberutnya, segera memeluk keduanya juga dengan erat.
KUSNIYAH
(berpura-pura sebal)
Zeno merasa senang melihat kerukunan Hana dan teman-temannya. Dia tahu jika Zuna dan Hana masih memiliki konflik. Tetapi dia menghormati keputusan Hana untuk mencoba menyelesaikannya sendiri. Sifat Hana sepeti itulah yang membuat Zeno semakin kagum adanya. Zeno mengingat kembali bagaimana anggapan Reta dan Kusniyah tentangnya dan Hana.
ZENO
(V.O.)
Sesaat wajah Zeno memerah. Dia mulai menyadari perasaannya pada Hana. Dia mulai mengetahui bahwa perasaan kagumnya telah berubah menjadi cinta.
CUT TO:
90. INT. KAMAR HANA – SORE
Waktu sudah menunjukkan jam setengah empat sore. Hana segera memilih baju apa yang akan dia pakai untuk pergi bersama dengan Zeno.
DISSOLVE TO:
91. INT. RUANG KELAS X-1 – SIANG
FLASHBACK
Tadi siang Zeno mengajak Hana pergi bersamanya ke toko buku di mal. Zeno berencana ingin mencari buku menulis blog untuk pemula. Rasanya dia bersemangat sekali untuk menjadi penulis blog. Hana turut senang bahwa Zeno telah menemukan hobi yang disukainya selain mengajar dan bermain musik.
CUT BACK TO:
92. INT. KAMAR HANA – SORE
Setelah bersiap-siap, Hana mematut diri di cermin kembali. Memakai topi schoolboy hat berwarna merah marun ditambah pakaian cut-out knit berwarna merah dipadu dengan celana jeans membuatnya terlihat keren.
HANA
(berbicara sendiri di depan cermin)
ADIGUNA
(berteriak memanggil dari lantai bawah)
Hana pun segera bergegas keluar kamar. Namun langkahnya terhentikan saat melihat Haru sedang menyandarkan diri di samping sudut pintu. Dia melihat Hana dengan tatapan yang aneh.
HANA
(V.O.)
Hana mengabaikan kehadirannya dan segera menuruni tangga tanpa berbalik melihatnya. Saat melihat kehadiran Zeno, Hana mencoba untuk tersenyum.
93. INT. RUANG TAMU – SORE
HANA
(tersenyum)
Zeno melihat Hana tanpa berkedip. Hana menjadi agak salah tingkah.
HANA
(bingung)
ZENO
(tergagap)
Hana tidak menyangka jika Zeno yang biasanya tenang juga menjadi salah tingkah begini. Terdengar suara tawa kecil Adiguna dan Nobuko. Hana berbalik melihat Adiguna yang berdeham dan membaca koran kembali. Sementara Nobuko kembali merajut. Hana melihat Zeno kembali. Seperti ada yang berbeda darinya. Rambutnya yang lurus berponi diubah menjadi model preppy cut. Dia juga tidak mengenakan kacamatanya lagi.
ZENO
(tersenyum)
ZENO
(salah tingkah)
HANA
(kagum)
HANA
(V.O.)
ZENO
(bersikap sopan)
Hana mengikuti Zeno yang menyalami Adiguna dan Nobuko duluan.
94. EXT. DI DEPAN RUMAH ADIGUNA – SORE
Saat keluar rumah, Hana terkejut saat melihat motor bebek yang terparkir di depan halaman.
HANA
(bingung)
Zeno menaiki motor itu dan mengenakan helm.
ZENO
(sambil memberikan helm)
Hana mengenakan helm yang diberikan oleh Zeno.
HANA
(sambil naik di atas motor)
Entah kenapa Hana seperti merasakan kehadiran Haru. Hana segera melihat ke atas jendela. Haru sedang melihatnya dengan tirai terbuka. Saat menyadari jika Hana sedang melihatnya, Haru segera menutup tirai jendelanya.
ZENO
(tersenyum)
Hana menganggukkan kepala dengan wajah tertunduk. Zeno mulai menjalankan motornya.
95. EXT. DI JALAN RAYA – SORE
Di tengah perjalanan Hana tidak terlalu memahami dan membalas obrolan Zeno. Kepalanya dipenuhi dengan Haru.
HANA
(V.O.)
ZENO
(membuka topik dengan suara lantang)
HANA
(sedih)
ZENO
(bertanya sambil masih menyetir motor)
Hana berpikir sejenak.
ZENO
(menebak)
Tanpa sadar Hana mengiyakannya. Ia mendengar Zeno tertawa kecil.
ZENO
(memberi nasehat)
Hana memikirkan perkataannya dalam-dalam.
HANA
(V.O.)
ZENO
(berbicara lagi)
HANA
(V.O.)
96. INT. TEMPAT PARKIR DI MAL – SORE
ZENO
(santai)
Hana segera turun dari motor. Ia baru menyadari bahwa mereka sudah tiba di parkir motor. Setelah memarkir motornya, Zeno berjalan duluan. Hana segera mengikutinya dari belakang. Lalu Zeno berbalik sembari menahan tawa.
ZENO
(menahan tawa)
Zeno menengadahkan tangannya pada Hana. Jantung Hana agak berdebar. Namun ia segera menepis perasaan sesaat itu. Dengan ragu, Hana menerima uluran tangannya. Zeno tersenyum pada Hana dan menggandeng tangannya hingga masuk ke dalam mal.
CUT TO:
97. INT. RUMAH ADIGUNA / RUANG SANTAI KELUARGA – SORE
Adiguna sedang menyesap kopinya dengan nikmat. Matanya tidak lepas dari variety show yang ada di televisi. Sedangkan Nobuko sudah berhenti merajut dan melirik ke arah jam dinding. Dia menghitung sudah berapa jam kepergian anaknya. Sebenarnya dia tidak khawatir sama sekali kepada Hana karena ia merasa kalau Zeno pasti akan menjaganya dengan baik.
NOBUKO
(V.O.)
NOBUKO
(membuka topik)
Adiguna menganggukkan kepala sambil menyesap kopinya lagi.
NOBUKO
(menebak)
Adiguna langsung terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan istrinya. Dia meletakkan gelas kopi tersebut di atas meja. Adiguna hampir tidak percaya jika Nobuko berpikir ke arah sana.
ADIGUNA
(V.O.)
ADIGUNA
(berpendapat)
NOBUKO
(yakin)
ADIGUNA
(tertawa terbahak-bahak)
ADIGUNA
(V.O.)
NOBUKO
(tersenyum)
Adiguna agak terkejut mendengar Nobuko memanggil nama anak pertamanya. Dia langsung melihat ke arah Haru yang baru saja menuruni tangga sambil membawa nampan berisi piring yang kosong.
98. INT. RUMAH ADIGUNA – SIANG
FLASHBACK
Diam-diam Nobuko merasa kagum pada anak tirinya itu. Sejak hari pertama dia datang, Haru tidak pernah makan bersama dengan keluarganya. Nobuko pun berinisiatif untuk memberikan makanan dengan nampan dan diletakkan di depan kamar Haru. Ternyata Haru menerima makan pemberiannya dan mencucinya sendiri setelah makan. Haru yang terlihat cuek sekalipun tetap menjaga kebersihan.
CUT BACK TO:
99. INT. RUMAH ADIGUNA / RUANG SANTAI KELUARGA – SORE
Nobuko tahu kalau Haru akan mencuci piringnya. Makanya dia menyiapkan pertanyaan dengan harapan Haru akan menanggapinya.
HARU
(menjawab singkat)
Setelah berkata seperti itu, Haru pergi ke dapur. Ia mencuci piringnya disana. Nobuko masih tidak percaya kalau Haru menjawab pertanyaannya. Walaupun hanya sebatas kata ‘ya’. Namun hal itu sangat berarti baginya. Setelah mencuci piring, Haru hendak menaiki tangga. Nobuko memanggilnya lagi.
NOBUKO
(senang)
HARU
(menjawab singkat)
Setelah Haru menaiki tangga dan memasuki kamarnya, Nobuko masih terpaku dengan mata berkaca-kaca. Adiguna juga menyadari hal itu. Ia juga tidak menyangka jika anaknya mulai menanggapi keberadaan ibu tirinya. Dia meletakkan remot tivinya di atas meja dan segera memeluk istrinya yang kemudian menangis sesenggukkan.
NOBUKO
(menangis sesenggukkan)
Adiguna mencoba menenangkannya. Ia juga merasa bahagia setelah melihat Haru yang muai terbuka dengan keluarga barunya.
CUT TO:
100. INT. RUMAH ADIGUNA / RUANG SANTAI KELUARGA – MALAM
Sesampainya di rumah, Hana menyalami Adiguna dan Nobuko yang sedang menonton televisi bersama. Hana merasa senang karena tadi menemukan gelang rajut yang sangat lucu. Ia membelinya untuk dirinya dan Haru. Gelang miliknya berwarna merah muda dan putih. Sementara gelang milik Haru berwana ungu tua dan merah bata.
HANA
(bergumam)
101. INT. LANTAI 2 – MALAM
Hana menaiki tangga sembari bersenandung. Ia berniat meminta maaf pada Haru dan memberikan hadiah untuknya. Tak disangka Hana malah menemukan Haru berdiri sambil bersandar di pintunya seperti tadi.
HANA
(V.O.)
HANA
(tulus)
Ekspresi Haru yang begitu rumit, kini berubah seperti merasa lega. Hana pun tersenyum karena merasa bahwa saran dari Zeno begitu membantu hubungannya dengan Haru.
HANA
(V.O.)
Saat Hana hendak merogoh saku celana, tiba-tiba Haru menarik Hana ke dalam pelukannya. Dengam masih terkejut, Hana berusaha melepaskan pelukan darinya. Namun Haru tidak melepaskan pelukannya. Dada Hana kian berdebar-debar. Ia tidak tahu kenapa Haru memeluknya seperti itu.
HARU
(berbicara pelan)
Perkataan Haru membuat Hana begitu sulit untuk memahaminya.
HANA
(V.O.)
Hana segera melepas paksa pelukan Haru.
HANA
(V.O.)
HANA
(berseru)
HANA
(V.O.)
Namun tidak disangka, Haru malah melempar sapu tangan di wajah Hana. Sapu tangan berwarna merah muda itu terjatuh di lantai. Hana pun menyadari bahwa sapu tangan itu milikku dan segera mengambilnya.
HARU
(cuek)
Hana benar-benar merasa kesal dengan Haru. Haru malah berbalik begitu saja seakan-akan masalah diantara mereka telah selesai. Hana mengambil gelang yang tadi ia beli untuknya dan dilemparnya hingga mengenai punggung Haru.
HANA
(kesal)
Haru pun berbalik dan melihat gelang yang sudah berada di lantai. Hana sudah tidak mempedulikannya lagi. Dengan segera Hana menutup pintu kamar dengan kasar.
HANA
(kesal)
FADE OUT