Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
18. EXT. SMA NEGERI 1 GRESIK / INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI
Hari pertama Hana bersekolah diantar oleh Adiguna. Setelah itu beliau meninggalkannya dengan kepala sekolah. Setelah terdengar bel berbunyi, Hana mengikuti setiap langkah kepala sekolah menuju salah satu ruangan kelas. Di papan itu bertuliskan X-1. Ia menarik nafas panjang dan berusaha untuk tenang.
HANA
(gugup)
Kelas tampak tenang sebelumnya. Namun setelah melihat kedatangan Hana, suara agak menjadi riuh. Seorang guru yang berdiri di sampingnya berusaha untuk menenangkan suasana. Setelah mengobrol berdua sebentar dengan guru itu, kepala sekolah meninggalkan Hana bersama guru tersebut.
BU GURU
(memperkenalkan)
Suasana semakin riuh setelah mendengarkan perkataan guru tersebut. Diri Hana sedikit terperangah. Mereka melihatnya dengan wajah sumringah. Seakan-akan mereka akan menerimanya dengan tangan terbuka.
BU GURU
(mempersilakan)
HANA
(gugup)
Dada Hana mulai berdetak kencang. Hana menarik nafas lagi. Ia membutuhkan lebih banyak oksigen.
HANA
(panik)
ZENO
(tenang)
Hana mendengar ke arah sumber suara. Ternyata ada Zeno di barisan bangku depan. Dia melambaikan tangannya sembari tersenyum.
BU GURU
(penasaran)
Lalu bu Guru mendekati bangku dimana Zeno duduk.
BU GURU
(menggoda)
PARA SISWA DI KELAS
(ikut-ikutan menggoda)
Seketika suasana semakin ramai. Guru yang memakai balutan kain di kepalanya mirip seperti bu Hermawan itu tertawa bersama dengan para siswa lainnya. Sementara wajah Zeno memerah. Tiba-tiba saja aku merasakan kehangatan dari kelas ini. Aku mencoba memberanikan diri untuk memperkenalkan diri sekali lagi.
HANA
(tersenyum manis)
HANA
(V.O.)
Aku sudah berlatih di depan kaca semalam. Rasanya tidak sia-sia aku mempelajarinya. Semoga aku bisa dengan mudah berbaur di sekolah ini. Kemudian suara tepuk tangan mulai terdengar. Tanganku tidak lagi gemetar. Tapi tengkuk kaki ku yang bergetar. Aku masih berusaha untuk tenang.
BU GURU
(menunjuk seorang cewek yang berada di barisan tengah bangku paling belakang)
HANA
(V.O.)
Sepanjang Hana berjalan, beberapa pasang mata memperhatikannya. Hana mencoba untuk terus menyunggingkan senyum. Setelah duduk di sebelah kanan Zuna, Hana menoleh padanya. Zuna tersenyum manis padanya.
ZUNA
(ceria)
Mendengar sambutan Zuna, membuat Hana merasa senang. Di hari pertama ini Hana merasa sangat beruntung. Kedua gadis yang berada di depan membalikkan tubuhnya dan berkenalan juga dengannya. Cowok-cowok yang berada di sebelah kanan juga. Rupanya perkenalan Hana dengan teman-teman barunya terdengar oleh guru tersebut.
BU GURU
(tegas)
HANA
(agak canggung)
ZUNA
(berbisik)
HANA
(ikut berbisik)
ZUNA
(bersuara pelan)
Hana menganggukkan kepala, memahami apa yang dikatakan oleh Zuna.
ZUNA
(berbisik lagi)
Zuna menunjuk seseorang yang duduk di meja belakang paling ujung sebelah kiri. Ia duduk sendiri. Wajahnya tidak begitu terlihat karena kepalanya tertutup oleh tudung jaket hoodie yang dikenakannya. Lambat laun Hana baru tersadar, seseorang yang sedang tertidur itu adalah Haru.
HANA
(V.O. / terkejut)
Kakak juga satu kelas denganku!
CUT TO:
19. INT. RUANG KELAS X-1 / KANTIN - PAGI
Pada saat jam istirahat tiba, teman-teman satu kelas berkumpul mengajak Hana berbicara. Namun tidak hanya mereka saja yang berkumpul, para siswa dari kelas lain juga bertandang ke kelas itu. Hana merasa seperti selebriti saja. Kemudian Zuna membubarkan perkumpulan ini karena menurutnya hawanya begitu sesak untuk bisa bernafas. Zuna dan kedua gadis yang duduk di depan Hana tadi langsung menariknya keluar dari kerumunan.
ZUNA
(berseru)
Zuna dan kedua temannya yang bernama Reta dan Kusniyah membicarakan apa yang harus mereka pesan di depan meja persegi panjang. Hana yang baru saja duduk mencoba berpikir keras makanan Indonesia apa yang ia tahu dan sesuai dengan seleranya.
KUSNIYAH
(tersenyum)
HANA
(agak ragu)
Mereka bertiga malah tertawa cekikikkan. Hana merasa ada yang salah dengan apa yang ia katakan.
ZUNA
(tertawa kecil)
Hana akhirnya ikut tertawa dengan canggung.
ZUNA
(punya ide)
RETA
(sambil melotot saking senangnya)
Akhirnya mereka mengumpulkan uang untuk membeli bakso. Lalu Zuna dan Reta pergi memasuki antrian dimana bakso berada. Hanya ada Hana dan Kusniyah.
KUSNIYAH
(penasaran)
HANA
(gagap)
Hana menyadari kalau ia kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Terutama dengan orang yang baru dia kenal.
KUSNIYAH
(ramah)
HANA
(kaget)
Tiba-tiba saja Hana teringat Haru.
HANA
(V.O.)
Sepanjang pelajaran kan dia tertidur di dalam kelas. Dia sudah makan apa belum ya?
HANA
(langsung berdiri dengan bingung)
Reta memberikan instruksi perjalanan ke kelas. Dia bermaksud untuk mengantar Hana kesana. Tetapi Hana menolaknya. Hana mencoba untuk mengikuti arah perjalanan sesuai arahan Reta sebelumnya. Akan tetapi dia malah tersesat. Sayup-sayup ia mendengar suara alunan musik. Hana mengintip dari balik kaca. Rupanya Zeno dan teman-temannya sedang bermain musik. Zeno bermain gitar dengan santainya. Hana jadi teringat perkataannya tadi pagi yang membuatku nyaman.
ZENO
(O.S.)
Santai saja, Hana.
Suara Zeno terngiang-ngiang di telinga Hana.
ZENO
(memanggil)
Hana tersadar dari lamunan. Ternyata Zeno sudah berdiri di depan kaca menghadapnya. Ia menggunakan bahasa tubuhnya untuk menyuruh Hana masuk ke dalam ruangan. Hana pun menurut padanya.
HANA
(sungkan)
INTERCUT:
20. INT. RUANG STUDIO MUSIK - PAGI
Hana melihat sekeliling ruangan. Sepertinya ruangan ini khusus digunakan untuk studio musik. Ketiga teman Zeno memperkenalkan dirinya masing-masing. Ada Iwan yang bermain alat musik organ. Ada juga Eldo yang memegang alat musik gitar seperti Zeno. Lalu ada Ridwan yang memainkan bagian drum.
RIDWAN
(bicara asal)
Zeno merangkul Ridwan dengan gemas. Melihat kedekatan mereka membuat Hana ikut senang.
HANA
(tersenyum / V.O.)
ZENO
(santai)
HANA
(terkejut)
Mereka spontan tertawa secara bersamaan.
IWAN
(berseru)
ZENO
(meminta)
HANA
(agak ragu)
ELDO
(mengambil ponsel dari dalam sakunya)
HANA
(sambil mengingat)
ZENO
(antusias)
Hana tidak menyangka kalau Zeno juga tahu lagu itu. Kemudian mereka berkumpul sebentar memainkan musik untuk menyesuaikan nadanya. Setelah itu Zeno mengajak Hana untuk mulai bernyanyi.
HANA
(V.O.)
Memang aku suka sekali menggambar manga dan merajut. Tetapi aku juga suka mendengar musik dan menyanyikannya. Aku tidak menyangka akan diminta Zeno untuk bernyanyi bersamanya dan teman-temannya. Musiknya mengalun sama persis dengan musik yang biasa aku dengar.
Hana menyanyikannya dengan bersemangat sembari melihat Zeno dan teman-temannya. Muncul perasaan lega pada diri Hana. Rasa canggung yang ia rasakan sedari pagi telah lenyap. Hana merasakan perasaan senang yang luar biasa.
RIDWAN
(memuji)
IWAN
(kagum)
Usai bermain musik bersama, mereka memuji Hana terus-menerus. Hana hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.
HANA
(V.O.)
Menurutku mereka terlalu berlebihan dalam memujiku. Aku merasa tidak sebagus itu. Tapi terus terang aku merasa senang bisa bermain dengan mereka. Andai saja...
ELDO
(usul)
HANA
(terkejut)
Zeno dan teman-teman lainnya menyetujuinya juga. Mereka pun menunggu persetujuan Hana juga.
HANA
(V.O.)
Baru saja aku bermimpi ingin bermain musik dengan mereka lagi. Ternyata itu bukanlah mimpi belaka.
HANA
(masih terkejut)
ZENO
(berbicara sambil melepas kacamata)
Zeno mengambil kain di dalam saku seragamnya dan mengelap lensa kacamatanya dengan kain tersebut. Zeno agak terkejut ketika Hana memegang lengan kanannya secara tiba-tiba.
HANA
(bersemangat)
FADE OUT