Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
DISSOLVE TO:
5. INT. RUMAH ADIGUNA (RUANG DAPUR) - PAGI
NOBUKO
(V.O. / FLASHBACK)
NOBUKO
(senang)
CUT BACK TO:
6. EXT. LINGKUNGAN PERUMAHAN / INT. RUMAH BU HERMAWAN (RUANG TAMU) - PAGI
Nobuko dan Hana membuat beberapa nasi goreng untuk tetangga-tetangga terdekatnya. Mereka pun membagikan satu-persatu secara bergantian. Hingga akhirnya rumah terakhir yang akan didatangi oleh Nobuko adalah rumah bu Hermawan. Rupanya beliau baru saja selesai menyapu halaman rumahnya. Bu Hermawan mempersilakan Nobuko untuk masuk ke dalam rumah.
BU HERMAWAN
(senang)
Bu Hermawan mencium aroma nasi goreng yang telah diterimanya. Setelah mempersilakan Nobuko untuk duduk di kursi ruang tamu, bu Hermawan menyajikan minuman teh hangat dan beberapa cemilan di toples.
NOBUKO
(tersenyum)
BU HERMAWAN
(tertawa kecil)
Bu Hermawan menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan nikmat. Beliau mengacungkan jempolnya. Nobuko merasa lega jika ternyata bu Hermawan menikmati masakannya.
BU HERMAWAN
(membuka topik)
NOBUKO
(terkejut)
BU HERMAWAN
(riang)
NOBUKO
(tersenyum canggung)
Nobuko merasa kagum dengan keramahan bu Hermawan. Bahkan beliau bisa dengan mudah mendekat padanya.
BU HERMAWAN
(mendadak canggung)
NOBUKO
(kalem)
Bu Hermawan tampak sedikit tidak nyaman. Ia menggeser duduknya lebih dekat dengan Nobuko.
BU HERMAWAN
(berhati-hati)
Pertanyaan bu Hermawan membuat Nobuko menelan ludah. Sudah pasti orang yang tidak tahu akan menanyakan hal itu.
BU HERMAWAN
(penasaran)
NOBUKO
(sedikit canggung)
BU HERMAWAN
(memahami)
Nobuko menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang sedikit kaku. Ia tidak ingin anaknya dipandang sebelah mata. Namun ia juga tidak ingin apabila Hana harus dikasihani oleh orang lain. Jadi lebih baik menjelaskannya secara detail kepada orang yang belum mengetahuinya.
BU HERMAWAN
(tersenyum kembali)
NOBUKO
(sambil berpikir)
Tiba-tiba saja bu Hermawan menepuk kedua tangannya dengan wajah sumringah.
BU HERMAWAN
(sumringah)
NOBUKO
(terkejut)
BU HERMAWAN
(memberitahu)
NOBUKO
(sambil berpikir)
BU HERMAWAN
(sumringah)
Bu Hermawan sembari menepuk-nepuk punggung Nobuko dengan wajah gembira.
NOBUKO
(V.O.)
FADE OUT
FADE IN:
7. INT. RUMAH ADIGUNA / LANTAI 2 – PAGI
Hari-hari telah berlalu. Namun tidak pernah sekalipun Haru keluar dari kamarnya, kecuali saat berangkat sekolah dan mengambil makanan di dapur. Ia seperti hidup sendirian di dunia ini. Bahkan Hana sampai menyadari apakah Haru tidak pernah merasa kesepian? Sengaja Hana membuka pintu lebar-lebar agar dapat melihat Haru setiap harinya. Namun tentu saja Hana juga melakukan aktivitas lainnya, seperti menggambar manga ataupun merajut. Ia selalu melakukannya di dekat pintu kamar.
JUMP CUT TO:
Suatu hari Hana segera berdiri di depan pintu ketika melihat Haru keluar dengan mengenakan seragam putih dan celana abu-abu sembari menggantung tas di pundak kanannya.
HANA
(sumringah)
Haru sedang mengunci pintu kamarnya. Dengan segera Hana membuka kamus saku yang sedari tadi ia pegang.
HANA
(melambaikan tangan)
Haru meliriknya sebentar. Lalu melengos dan pergi ke lantai bawah.
ADIGUNA
(berteriak memanggil)
Hanaaa ... !
Hana agak terkejut mendengar suara panggilan Adiguna dari lantai bawah. Hana segera menutup pintu kamar dan menuruni tangga. Disana Adiguna dan Nobuko sedang sarapan dan Haru berdiri tidak jauh dari bawah tangga.
HANA
(bertanya sambil menuruni tangga)
ADIGUNA
(agak canggung)
HANA
(kaku)
DISSOLVE TO:
8. INT. TOILET PEREMPUAN DI SEKOLAH NAGOYA, JEPANG - SIANG
FLASHBACK
Bayangan masa lalu kini kembali lagi. Tubuh Hana yang diinjak-injak dan kepalanya yang terperosok sampai di lantai membuat ingatannya tentang sekolah kembali lagi.
CUT BACK TO:
9. INT. RUMAH ADIGUNA / LANTAI 1 – PAGI
Hana tidak mampu menahan tengkuk kaki yang gemetar dan hampir terjatuh dari tangga. Untungnya Hana berpegangan di pundak Haru. Ia berbalik dan menatap Hana dengan tajam. Hana segera melepaskan pegangan darinya.
NOBUKO
(khawatir)
Nobuko langsung mendekati Hana dan memeluknya.
NOBUKO
(meyakinkan)
HARU
(menyindir dengan kesal)
Hana melirik Haru dari balik pelukan Nobuko. Haru menatapnya dengan penuh prasangka.
HARU
(jengkel)
ADIGUNA
(berteriak)
Mendengar suara bentakan Adiguna membuat Haru berdecak dan pergi begitu saja keluar rumah. Situasi ini semakin membuat Hana takut. Hana semakin mempererat pelukan mama.
HANA
(V.O.)
CUT TO: