Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Luka Tanpa Asa
Suka
Favorit
Bagikan
6. Tentang Haru

FADE IN:

30. INT. RUMAH ADIGUNA / INT. RUANG KELAS X-1 – PAGI

HANA

(O.S.)

Sudah beberapa hari ini kak Haru menolak untuk menerima sarapan dariku. Ia juga tidak nyeletuk lagi dengan apa yang aku bicarakan seperti sebelumnya. Auranya semakin suram. Dia duduk tidak jauh dariku di kelas. Tetapi aku bisa melihat aura di sekitarnya tampak menghitam.

 

DISSOLVE TO:

 

31. INT. SEKOLAH DI NAGOYA / RUANG KELAS – SIANG

HANA

(FLASHBACK / O.S.)

Aku menjadi teringat diriku yang dulu. Di kelas, keberadaanku lah yang paling suram. Orang-orang yang seharusnya aku anggap teman-teman sekelas begitu tidak menyukaiku. Mereka membenci wujudku yang seperti seorang nenek karena rambut kelabuku dan bau alkohol yang timbul di seragamku kian menyeruak. Setiap jam olah raga, ada saja yang menginjak-injak dan membuang seragam olah ragaku ke tempat sampah. Jadi tubuhku terasa berbau menyengat setiap saat. Kalaupun mereka duduk di bangku yang tidak jauh dariku, mereka segera menutup hidung. Guru juga bertanya, kenapa tubuhku begitu bau di depan banyak siswa di kelas. Namun aku tidak mengatakan apa-apa. Sebagian dari mereka diam-diam menertawakanku. Pernah juga sepatuku yang berada di dalam loker sepatu diolesi dengan kotoran kucing dan tepung.

 

TEMAN-TEMAN SEKELAS HANA

(mendesak sambil tertawa meledek)

Ayo, marah dong! Marah!

 

Mereka sedang asiknya melihat Hana tertunduk lemas sembari memegang kedua sepatunya yang kotor.

 

CUT TO:

 

32. INT. RUANG TOILET WANITA – SIANG

Mereka mengikuti Hana sampai ke kamar mandi. Hana mencoba untuk membilas sepatunya sebersih mungkin. Tetapi teman-temannya malah semakin berani menarik rambutku dari belakang dengan kasar.

 

HANA

(rintihnya hampir tak bersuara)

Aah, sakiiitttt....

TEMAN-TEMAN SEKELAS HANA

(menarik rambut Hana lebih kasar)

HEI, NENEK PEMABUK! KENAPA DIAM SAJA?! AYO MARAH!

TEMAN-TEMAN SEKELAS HANA

(mengejek)

NANGIS! NANGIS! NANGIS! Huahahahaa....

 

Rambut Hana ditarik hingga terjerembab di lantai yang basah. Seperti tidak terasa apa-apa, Hana bangkit berdiri dan mengambil sepatunya yang tergeletak di lantai. Mereka menelan ludah sesaat melihat Hana yang kini menghadap mereka dengan tatapan kosong.

SALAH SATU TEMAN SEKELAS HANA (1)

(takut)

Kerasukan ya dia?

HANA

(meminta dengan tatapan nanar)

Tolong jangan lakukan ini lagi. Aku hanya ingin bersekolah dengan tenang.

SALAH SATU TEMAN SEKELAS HANA (2)

(mengejek)

Hee.. apa yang dia katakan tadi? Hahahaaa..

 

Mereka malah menertawakan Hana. Lantas salah satu dari mereka menarik rambut Hana lagi dan mendorongnya hingga terjatuh dan menabrak pintu kamar mandi.

 

SALAH SATU TEMAN SEKELAS HANA (2)

(bosan)

DASAR NENEK DUNGU! SUDAH AH NGGAK ASIK! AYO BUBAR!


CUT BACK TO: 


33. RUANG KELAS X-1 – PAGI

ZUNA

(menyenggol pelan lengan Hana)

Hana. Hana. Hana..

HANA

(tersadar dari lamunan)

Eeng? Apa?

ZUNA

(heran)

Kenapa sih sedari tadi kamu melihat Haru terus?

HANA

(dengan wajah memerah menahan malu)

Hah, terlihat sekali ya, Zuna?

ZUNA

(membuka topik sambil tersenyum)

Eh, aku sebenarnya kagum loh sama kamu, Han. Seberapa besar kamu ditolak Haru, tapi kamu tetap berjuang untuk terus berada di dekatnya. Aku ajah tidak pernah mengerti dirinya setelah ia menjauhiku dan kak Zeno. Padahal kami bertiga dekat dengannya sedari kami lahir. Tapi dia malah menjauhi kami.

HANA

(terkejut)

Menjauhi?

ZUNA

(bersuara agak pelan)

Iya. Bahkan menjauhi teman-teman sekelas juga. Ia seperti hidup di dunia yang berbeda. Dia juga mengusir orang-orang yang duduk di sebelah bangkunya. Sebenarnya aku sedih banget melihat dia hidup sendirian seperti itu. Padahal dulu Haru tuh ceria banget orangnya, pintar bergaul dan banyak yang ngefans sama dia!

HANA

(penasaran)

Apa yang sudah terjadi kepada kak Haru?

 

Pertanyaan Hana membuat Zuna melihat ke arah Haru yang masih tertidur di bangkunya. Lantas ia menelungkupkan tubuhnya di meja sembari menghadapkan wajahnya ke arah Hana. Zuna menarik Hana untuk melakukan hal yang sama. Hana pun juga ikut menelungkupkan tubuhnya sembari menatap Zuna dengan wajah penasaran.

 

ZUNA

(berbisik)

Sebenarnya aku tidak bisa cerita ini terlalu lantang. Bisa bahaya kalau kedengaran anak lain.

 

Zuna menghembuskan nafasnya.

 

ZUNA

(bercerita dengan suara lebih pelan daripada sebelumnya)

Saat almarhumah ibunya meninggal karena kecelakaan ditabrak truk, Haru berada disana. Ibunya hendak menghampirinya di seberang jalan. Tapi ternyata ibunya tertabrak dan meninggal tepat di depan matanya. Haru begitu terpukul. Aku dan kak Zeno berusaha menghiburnya, tetapi Haru malah semakin depresi. Tidak keluar kamar maupun sekolah.

HANA

(bergumam)

Kak Haru pasti begitu menderita.

HANA

(V.O.)

Ternyata penderitaan yang kak Haru alami tidak sebanding dengan apa yang pernah aku alami. Aku merasakan empati pada nasib kak Haru. Ia pasti merasakan rasa sakit setiap harinya karena tidak lagi melihat ibunya berada di sisinya. Sedangkan aku berusaha untuk tetap kuat dan bertahan hidup demi mama. Andai saja kehidupan kak Haru terjadi padaku, aku merasa tidak akan kuat menanggung ngerinya kehidupan ini lagi.

ZUNA

(bercerita dengan antusias)

Hingga suatu hari dia keluar kamar. Tubuhnya sangat kurus dan tidak terawat. Kami segera membantunya. Kak Zeno membantunya membersihkan diri dan aku memasak untuknya. Aku ingat betul, dia makan dengan lahap. Lalu papanya pulang ke rumah dan memeluknya. Tapi Haru malah menolak pelukan dari papanya. Dia malah berteriak, ‘INI SEMUA SALAHMU! KEMBALIKAN IBUKU! KEMBALIKAN IBUKU!’ Aku kira pasti sudah terjadi sesuatu sebelum kecelakaan itu terjadi. Mungkin suatu pertengkaran?

HANA

(bersimpati)

Kak Haru...

 

Hana melihat ke arah Haru yang masih terlelap.

 

HANA

(bergumam)

Ternyata kejadian meninggalnya ibu kak Haru menimbulkan penderitaan padanya sampai ia juga memutuskan lari dari kehidupannya yang bahagia sebelumnya.

HANA

(V.O.)

Aku baru menyadari bahwa kehadiranku dengan mama malah semakin memperburuk kehidupan kak Haru. Seharusnya kami berdua tidak muncul di dalam kehidupannya juga papanya. Tidak. Seharusnya tidak akan pernah. Aku tidak ingin membiarkan hal ini terjadi. Aku merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan kehidupan kak Haru agar ia kembali hidup dengan kebahagiaan. Papa telah memberikanku kehidupan yang baru, keluar dari kehidupan yang membosankan. Ini saatnya aku harus membalas budinya. Aku akan terus berada di sisi kak Haru dan membuatnya tersenyum. Membuatnya memiliki alasan untuk bertahan hidup sepertiku.

HANA

(bergumam sampai hampir menangis)

Kak Haru.. Kak Haru...

ZUNA

(membuka topik lagi)

Tapi aku agak kaget loh saat tahu kalau kamu yang menggantikan Haru menjadi vokalis band. Apa nggak apa-apa nih?

HANA

(terperangah)

Aa.. apa?

 

CUT TO:

 

34. INT. RUANG STUDIO MUSIK SEKOLAH – SIANG

Pada saat jam pulang sekolah, Zeno mengajak Hana latihan band di dalam studio sekolah bersama dengan anggota band lainnya.

HANA

(V.O. / melamun)

Sebenarnya aku masih tidak menyangka kalau sebelumnya kak Haru adalah anggota band ini. Zeno juga tidak pernah mengatakan apapun tentang itu. Aku juga tidak pernah bertanya sih. Kak Haru pasti akan semakin membenciku jika tahu kalau aku yang menggantikannya.

ZENO

(heran)

Hana, kok sedari tadi bengong ajah?

HANA

(mengernyitkan dahi tidak mengerti)

Bengong?

 

Zeno tertawa kecil melihat Hana yang tidak memahami perkataannya.

 

ZENO

(santai)

Melamun, maksudnya. Ya udah, ayo kita latihan lagu ini. Kita sepakat ya menggunakan lagu Kanade dari Sukima Switch. Kamu sudah berlatih kan?

HANA

(canggung)

Su.. sudah.

 

DISSOLVE TO:

 

35. INT. RUMAH BU HERMAWAN / RUANG TAMU – SORE

HANA

(FLASHBACK / O.S.)

Aku tidak pernah menduga jika Zeno memiliki hobi menonton anime dan mendengarkan lagu-lagu Jepang. Aku sering pergi ke rumahnya untuk menonton anime bersama. Lalu dia merekomendasikan film Isshukan Friends versi live actionnya. Karena menyukai anime sekaligus film live action-nya, aku mengenal lagu Sukima Switch dan ingin menyanyikannya di pensi sekolah. Zeno menyuruhku untuk berlatih di rumah. Aku pun bersemangat dan sudah membayangkan bagaimana aku tampil nantinya. Namun setelah mengetahui bahwa kak Haru adalah vokalis sebelumnya membuatku merasa bersalah karena telah menggantikan posisinya. Aku sayang kak Haru. Aku tidak ingin menyakitinya lebih dari ini.

 

CUT BACK TO:


36. INT. RUANG STUDIO MUSIK SEKOLAH – SIANG

HANA

(berhati-hati)

Zeno, kenapa vokalis sebelumnya tidak nyayi lagi?

 

Zeno mulai menunjukkan raut wajah aneh. Ia tampak tidak ingin membahasnya.

 

ZENO

(berbicara dengan terpaksa)

Dia mengundurkan diri dengan cara yang tidak baik. Dia egois. Tidak peduli dengan anggotanya lagi.

HANA

(penasaran)

Apa yang sudah dilakukannya?

ZENO

(tampak marah)

Dia marah dan memukul kami tanpa alasan.

HANA

(V.O.)

Aku hampir tidak percaya kak Haru yang melakukannya. Apakah yang dilakukan oleh kak Haru semata-mata karena ingin sendirian? Sampai hati menyakiti dan menjauhi orang-orang yang baik dan peduli padanya.

 

JUMP CUT TO:

 

Usai berlatih, Hana langsung meminta ijin untuk pulang duluan. Zeno hendak pulang bersama dengan Hana. Tetapi Hana melarangnya dan ingin pulang sendirian.

 

CUT TO:

 

37. INT. ANGKUTAN UMUM – SORE

Sepanjang perjalanan pulang Hana terus saja menitikkan air mata di atas angkutan umum. Rasa sakit yang dirasakan oleh kak Haru terus menghantuinya. Hana turut merasakan penderitaan kakak tirinya. Ingin rasanya Hana segera memeluknya.

 

38. INT. RUMAH ADIGUNA / LANTAI DUA – SORE

Setelah sampai di rumah, Hana segera menaiki lantai atas dan berpapasan dengan Nobuko yang baru saja meletakkan hidangan makanan di depan pintu kamar Haru. Hana pun memberi salam dan mencium tangan Nobuko. Lalu Hana hendak mengetuk pintu kamar kak Haru.

 

NOBUKO

(penasaran)

Kemana saja kamu, Hana? Sore begini baru pulang, sayang?

 

Hana tidak jadi mengetuk pintu kamar Haru dan berbalik ketika Nobuko berbicara padanya.

 

HANA

(berbicara pelan dengan wajah sedih)

Oh, tadi aku berlatih band dengan Zeno, ma.

NOBUKO

(takjub)

Wah, sekarang kamu ikut band?

 

Nobuko memegang kedua pundakku sembari menatapku dengan wajah sumringah. Beliau merasa senang melihat Hana semakin bisa berbaur dengan orang-orang di sekolah.

 

HANA

(merasa tidak enak)

Saya bagian vokalisnya, ma.

NOBUKO

(antusias)

Menyanyi lagu Indonesia, Inggris, atau Jepang?

HANA

(canggung)

Lagu Je..

NOBUKO

(terkejut)

Eh, Haru!

 

Hana terkejut saat Nobuko melihat dimana Haru sedang mengambil hidangan makanan di bawah lantai.

 

HANA

(V.O. / cemas)

Apa sedari tadi kak Haru mendengarkan pembicaraanku dengan mama? Apa dia akan marah padaku?

 

Hana memberanikan diri untuk menatap mata Haru.

 

NOBUKO

(bangga)

Nee.. nee.. dengar deh, sekarang Hana jadi anggota band dengan Zeno loh. Padahal Hana biasanya merajut. Mama kaget kalau ternyata dia juga bisa bernyanyi.

 

Raut wajah Haru menunjukkan ekspresi terkejut. Namun hanya sekejap. Setelah itu ia menatap Hana dengan tatapan seperti biasanya. Tatapan tidak suka. Hana merasa kebencian kakak tirinya itu membuatnya semakin ingin menangis.

 

HARU

(tampak tidak tulus)

Selamat ya.

 

Giliran Hana yang terkejut dengan ucapan Haru.

 

HANA

(V.O.)

Apakah dia baru saja memberikan ucapan selamat padaku? Berarti dia tidak marah padaku?

HARU

(menyunggingkan senyum palsu sambil berbicara sarkasme)

Hebat sekali si muka dua ini!

 

Setelah mengatakan hal itu, Haru kembali memasuki kamarnya dengan pintu tertutup.

 

NOBUKO

(menghibur)

Sayang, perkataan kakakmu jangan dimasukkan ke dalam hati ya..

 

Hana masih terpaku pada pintu kamar Haru yang tertutup. Lantas ia menoleh ke arah Nobuko dengan wajah penuh tanya. Ingin rasanya Hana bertanya pada Nobuko, tetapi Hana tahu bahwa ia harus mencari tahu sendiri. Setelah Nobuko turun ke lantai bawah, Hana segera mencari kata ‘itu’ di kolom pencarian website.

 

HANA

(bergumam)

Kak Haru sering sekali mengatakan kata itu padaku. Tapi saya tidak pernah memahami apa yang dikatakannya. Muka dua? Apa itu muka dua?! HAH!

 

Hana segera menutup kedua mulutnya. Ponselnya terpelanting ke lantai dalam sekejap. Dadanya berdegup kencang tidak karuan setelah membaca beberapa barisan kalimat dari ponselku.

 

INSERT:

Layar ponsel tertulis ‘Muka dua adalah orang munafik dan tidak jujur, yang selalu memakai topeng karena motifnya yang egois. Mereka menampilkan 'satu wajah' pada satu waktu dan wajah lain pada saat lain dan merupakan pembohong. Mereka tidak pernah jujur dengan teman, pekerjaan, atau dalam hubungan.

 

HANA

(merasa sedih hingga meneteskan air mata)

Apakah saya terlihat seperti itu? Apakah selama ini kak Haru melihat saya seperti itu? Berarti kak Haru benar-benar semakin membenciku.

 

FADE OUT


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar