Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Refind Cinderella
Suka
Favorit
Bagikan
12. Scene 12 (True Meeting)

12.EXT. JALAN RAYA - MALAM

Alora berulang kali melihat layar ponselnya, lalu ke arah jalan. Dia sedang menunggu taksi tapi tak kunjung lewat. Lalu ia berjalan ke terminal bus. Suasana begitu sepi, jadi Alora sedikit ketakutan.

Dan benar saja, tak jauh di depannya seseorang berjaket hitam (Refyn) berjalan dengan sempoyongan. Mabuk! Alora belum tahu jika itu Refyn. Alora panik, dia bersembuyi di samping mobil yang berhenti di sebelah kirinya. Dadanya begitu bergemuruh. Ketakutan.

Tanpa disangka-sangka, Refyn muncul tepat di dekat mobil di mana Alora bersembunyi. Alora sampai terjengkang saking kagetnya. Tapi ia berusaha tidak mengeluarkan suara. Dari situ Alora menyadari bahwa itu Refyn.

Refyn berjalan ke tengah jalan. Menghalangi beberapa mobil pribadi yang lewat. Alora juga melihat Refyn hampir tertabrak mobil. Lalu dengan santainya berbaring di tengah jalan.

Alora makin panik. Mau tidak mau dia maju untuk menolong Refyn. Ketika sampai di depan Refyn, Alora ragu untuk menyentuhnya. Lalu dengan mengumpulkan keberaniannya, dia membangunkan Refyn dan memapahnya ke mobil. 

ALORA

Mungkin ini mobilnya?

(Sambil membuka pintu)

Benar itu mobil Refyn. Alora merebahkan Refyn di dalam mobilnya. Tapi gantungan kunci (berbentuk Cinderella) pada resleting tasnya tersangkut dengan resleting jaket Refyn. Membuat Alora berada tepat di depan Refyn. Alora mengerjap mata bingung, lalu berupaya melepas resleting itu dari gantungan kunci tas yang menyangkut tapi tidak bisa. Alora ingin melepas tasnya saja dari tubuhnya, tapi tiba-tiba Refyn memeluknya dengan kedua tangannya. Membuat tubuhnya menindih tubuh Refyn.

Keringat dingin Alora muncul, dia begitu panik. Belum pernah rasanya sebegitu dekat ini dengan orang yang mabuk. Alora berusaha melepaskannya, tapi tangan Refyn Begitu kuat. Lalu selama beberapa detik Alora tidak bergerak. Gadis itu memperhatikan Refyn begitu lekat di jarak dekat. Tidak ada yang terdengar kecuali napas Refyn.

Lalu Refyn membuka matanya pelan. Satu tangannya merangkul Alora kuat, dan satunya lagi meraba pipi Alora. Ia masih mabuk berat.

REFYN

(Meracau karena mabuk)

Ribet!

Hidupku ribet!

Ribet ribet ribet!

ALORA

(Melirik Refyn tajam)

REFYN

(Meracau karena mabuk)

Ngapain ngatur-ngatur?

ALORA

(Geregetan)

Hidupmu sudah enak!

Apanya lagi yang ribet?

Hah?

Heran!

REFYN

(Meracau karena mabuk)

Kata orang, hidupku…

Me-nye-nang-kan!

Tapi sebenarnya mem-bo-san-kan!

ALORA

(Memandang Refyn sinis)

Ya! Oke oke!

Memang mem-bo-san-kan!

Karena kamu tidak tahu rasanya ber-ju-ang!

REFYND

Kenapa harus ber-ju-ang?

ALORA

(Masih geregetan)

Karena kamu tidak bisa tetap diam berdiri, ketika di sisi lain banyak yang mencoba membuatmu tumbang!

Kamu harus melawan, atau setidaknya berlari ke tempat yang aman.

REFYN

(Menepuk pipi Alora keras, berulang kali)

Eng-gak nger-ti!

ALORA

Kalau kamu tahu rasanya berjuang, kamu tidak akan mudah melepaskan. Tidak mudah menyerah.

Apapun yang kamu inginkan. Apapun itu. Hidupmu jadi lebih terasa berharga.

REFYN

(Manggut-manggut)

Ya…ya…ya… ber-ju-ang!

La…la…la…

Nyanyi aja biar te-nang

ALORA

(Memutar bola matanya)

REFYN

Tenang saja Key!

(Mencubit pipi Alora, lalu menggoyang-goyangkan)

Mama tidak berhak atas hidupku.

(Tertawa lalu teriak marah)

HAH!

Alora kini berusaha lagi melepaskan diri. Tangan kirinya bertumpu di dada Refyn agar dia sedikit menjauh dari tubuh Refyn. Tapi itu langkah yang salah. Refyn justru menangkap tangannya dan menggenggamnya erat.

REFYN

(Dengan suara begitu pelan dan lembut)

Tetaplah di sini.

Alora menarik napas panjang, lalu menarik paksa tubuhnya. Menarik paksa tasnya sehingga gantungan kunci beserta resleting tasnya rusak dan kini menempel pada resleting jaket Refyn. Dengan susah payah Alora bangkit dan berhasil lolos dari tangan Refyn. Buru-buru ia memeriksa saku jaket Refyn dan menemukan ponselnya. 

Alora memencet panggilan darurat, dan untungnya Refyn memasang kontak darurat, jadi dia memilih salah satu dari kontak tersebut, Willy, lalu meneleponnya untuk segera datang karena Refyn mabuk berat.

Gadis itu keluar dari mobil Refyn dan menutup mobil sementara Refyn meringkuk di dalamnya. Ia kemudian segera berlari ke terminal. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar