Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
8.EXT. KAMPUS. PERPUSTAKAAN. PAGI
Alora mengamati Refyn dari tempatnya duduk. Refyn terlihat berdiri mengambil beberapa buku lalu membuka beberapa lembar kemudian mengembalikan ke rak. Berulang kali begitu seperti sedang mencari sesuatu.
Refyn menjatuhkan beberapa buku secara tak sengaja ketika ia akan mengambil sebuah buku. Alora muncul secara tiba-tiba. Niatnya membantu tapi dia malah terpeleset dan membuatnya jatuh secara konyol di belakang Refyn.
Alora buru-buru bangkit sebelum Refyn melihatnya.
ALORA
Untung aja dia nggak liat mukaku!
Refyn mengembalikan beberapa buku ke rak, dan mengambil satu buku. Alora mengekor di belakangnya. Ia mulai duduk dan menatap Refyn dari kejauhan ketika melihat laki-laki itu juga duduk dengan buku di tangannya.
Secara diam-diam, Alora berjalan mendekat lalu duduk di dekat Refyn. Laki-laki itu masih fokus dengan bukunya jadi dia tidak menyadari kedatangan Alora.
Alora baru mau membuka mulut ketika Refyn beranjak. Alora buru-buru mengalihkan wajahnya.
Selama beberapa detik Alora mengetuk-ketukkan tiga jarinya di meja. Wajahnya tertutup buku, tapi pikirannya menunggu Refyn duduk di dekatnya lagi. Tak lama kemudian, seseorang yang lain duduk (WILLY 23TH) di tempat Refyn sebelumnya.
Alora tidak menyadarinya dan malah melancarkan aksinya lagi. Sebelum ia membuka mulut, Alora memperhatikan buku yang dibaca Willy.
ALORA
(Melihat cover buku yang dipegang laki-laki itu, ia mengerjap sebentar sebelum akhirnya membacanya)
Ca-ra membudidayakan ikan le-le ba-gi pe-mu-la
Lagi pengen usaha?
Willy diam saja sambil wajahnya tetap tertutup buku.
ALORA
Sepertinya asyik untuk memulai bisnis sendiri.
Tapi Willy masih tetap diam.
ALORA
(Masih berusaha)
Lele mati nggak ya kalau airnya kena panas matahari di siang bolong? kan berasa mendidih tuh!
Willy secara pelan menurunkan bukunya sambil melihat ke arah Alora. Alora sangat kaget karena itu bukan Refyn. Ia cepat cepat mengalihkan wajahnya ke sisi yang berlawanan, tak disangka Refynd baru saja duduk di sisi sebelahnya lagi. Alora menunduk sambil melirik-lirik ke tempat Refyn.
Alora mengambil napas besar sebelum memulai aksinya lagi. Beberapa detik kemudian dia mulai mengeja cover buku Refyn.
ALORA
Merancang Lobby di lantai dua, ke-na-pa ti-dak?
Ide bagus! Kebayang kerennya.
Willy dari tempatnya duduk melihat tingkah konyol Alora. Sementara Refyn masih diam.
ALORA
By the way, lobby di kampus kita ada di lantai dua juga kan ya?
Refyn masih diam. Justru Willy yang kini memperhatikan Refyn lalu memanggil Refyn dengan kencang.
WILLY
Woy Fyn!
Refyn menurunkan bukunya dan dia menyapa balik Willy. Di antara keduanya ada Alora yang memundurkan tubuhnya sambil menutup buku di wajahnya.
WILLY
Nomormu sibuk mulu ditelepon!
Di-chat nggak bales, sibuk apa?
REFYN
Kemarin Pak Hilmi datang lagi, another project!
Nanti aja main ke rumah, nyokap sama Rega berangkat lagi nanti sore, jadi rumah bakal sepi.
WILLY
Emang kita mau ngapain nunggu sepi?
(Sambil melirik ke arah Alora yang wajahnya masih tertutup buku)
Alora dari balik buku, mengangkat satu alisnya.
REFYN
Ya berarti bisa santai dong, hang-out bentar terus nginep di rumah sekalian.
WILLY
Oke, ntar sore aku mampir.
(Sambil melihat buku Refyn)
Oiya Fyn, ngomong-ngomong lobby kampus kita juga ada di lantai dua kan?
Alora mengerjapkan kedua matanya di balik buku. Sementara Willy tersenyum jahil.
REFYN
(Mengangguk)
Yes, dan kurasa ini bukan ide baru. Ada saran?
WILLY
(Menggeleng)
Willy tiba-tiba mengambil buku Alora dan wajah kaget gadis itu terlihat.
WILLY
(Menatap Alora)
Ada saran?
Alora buru-buru menggeleng dan meminta bukunya lagi.
WILLY
Oiya, lele bisa mati karena panas matahari, jadi harus dibuat peneduh untuk meredam panasnya.
Alora menahan malu sambil terus merebut buku di tangan Willy. Tapi Willy makin mempermainkannya.
REFYN
(Keheranan)
Dah lah aku cabut duluan!
(Sambil beranjak)
WILLY
(Mengacungkan jempol)
Oke!
Alora makin getol meminta bukunya, tapi Willy juga makin mempermainkannya.
WILLY
Mau ngajak kenalan Refyn?
Basi!
Udah punya pacar!
Alish memelototi Willy.
WILLY
Masih bersikeras?
Oke! Selamat berjuang!
(Sambil menyerahkan buku ke Alora lalu beranjak pergi)
Alora menerima dengan sebal sambil menghentakkan kakinya secara bergantian.