Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
2.INT. RUMAH ALORA. KAMAR - MALAM
Alora membuka pintu kamar dan langsung merentangkan tubuhnya di kasur. Matanya terlihat berpikir, lalu menutup seiring napas panjangnya berembus.
Tiba-tiba suara pintu ditendang terdengar dari luar. Diikuti suara pecahan gelas dan teriakan ayah Alora.
AYAH ALORA
Mana duit?!
Masa segini doang?!
Ada lagi?!
Aaah?!
Alora begitu ketakutan, ia duduk meringkuk di sudut kasur dengan bantal mendekap di kedua telinga. Ibunya dengan sedikit panik memasuki kamar Alora lalu menguncinya dari dalam. Ia kemudian merangkul bahu Alora.
IBU ALORA
Ibu minta maaf, ayahmu bertingkah lagi.
Suara motor meninggalkan rumah, dan ibu Alish mengangkat bantal dari kepala Alora. Alora masih mematung dengan mata nanar.
BEAT
IBU ALORA
Teman-temanmu sudah semester berapa sekarang kuliahnya?
Sudah hampir lulus ya?
Alora tetap mematung. Ibunya merangkul lagi.
IBU ALORA
Ibu minta maaf, Sayang.
ALORA
(Alora masih mematung, tatapannya kosong)
Alora dan ibunya saling berpelukan. Lalu dengan tatapan saling khawatir, ibunya meninggalkan Alora dalam kamar. Setelah ibunya keluar, Alora mematung dengan air mata mengalir di pipinya.
ALORA (VO)
Aku kira, semakin dewasa aku akan berani menghadapinya.
Aku kira, ayah akan berubah seiring usianya menua.
Aku kira, hidup akan baik-baik saja selama aku berusaha.
Tapi ternyata, aku hanya pintar mengira.
Mata Alora melirik ponsel di dekatnya dan menelepon Nadine dengan suara begitu pelan dan lemas.
ALORA
Nad?
ALORA
Aku butuh job lagi, secepatnya kabarin ya.
ALORA
Aku butuh banget. Sampai gila rasanya saking butuhnya.
ALORA
Beneran ada? Kerja apa aja deh! Yang penting dapet duit.
(Sambil menelepon Nadine) terlihat kamar Alora kecil dan sederhana. Tapi begitu estetis karena Alora menatanya dengan baik. Dipannya terbuat dari kayu yang dicat putih, kasurnya ber-sprei biru muda. Di tembok atas kasurnya ada gambar Cinderella berbingkai yang terlihat begitu besar. Di tembok samping kiri dan kanan dipannya, ada rak untuk deretan mungil figur-figur Cinderella. Ada satu cermin persegi panjang berdiri di samping kiri tempat tidurnya, dan item terakhir adalah meja dan kursi kayu berwarna putih di sebelah kanan tempat tidurnya, di sudut ruang, dekat jendela. Di atas meja, berjajar rapi buku-buku tentang desain interior, dan beberapa buku tulis.
ALORA
(Telepon dengan suara kencang dan antusias)
Apa?! Ratusan juta?!
Bentar-bentar. Ini kerja apaan?
ALORA
Sedikit aneh? Aneh gimana maksudmu?
ALORA
What! (BEAT)
Kok gitu?
ALORA
Ketemu besok? Di mana?
ALORA
Oke, sampai besok Ra.
Alish menutup teleponnya.
CUT TO