Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 2: Cirebon-Purworejo)
Suka
Favorit
Bagikan
18. AYAH-KARANGBOLONG

144. (AYAH) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH bentang alam dengan gunungan karang menjulang di sisi kanan dan sungai memanjang di sisi kiri.


FITRA
Kiri, Bu? (nada suara semakin tidak yakin)

CHRISTIE
Tadi tulisannya gitu. Ke kiri itu ke Yogya sama Gombong. Ke kanan itu ke Karangbolong. (agak kesal)


Fitra memelankan kendaraan hingga akhirnya berhenti di sempadan yang cukup luas.

Sungai tampak membentang di sisi kiri.


FITRA
Terus, ngapain saya tadi belok ke selatan segala? (mendengkus sinis)

CHRISTIE
Kamu sebenernya mau ke mana, sih?

FITRA
(memegang kemudi, ekspresi wajah marah) Kan tadi saya bilang. Saya menghindari jalan ramai.

CHRISTIE
Yang ke kanan tadi Karangbolong.

FITRA
Ya itu dia!

CHRISTIE
(mendengkus kesal) Kalo kamu udah yakin, ngapain ngikutin kata-kata saya?

FITRA
(sinis) Oh, ya. Saya paham sekarang. Tentu saja Bu Christie memilih tetap di Kementerian Infrastruktur. Orang perencanaan wilayah, tapi baca arah saja tidak becus!


Christie memelotot. Ekspresi wajahnya menunjukkan ketersinggungan.


CUT TO


145. (AYAH) INT. PINGGIR JALAN — DAY


Suasana di dalam mobil terasa tegang. Fitra memegang kemudi penuh emosi. Sedangkan Christie tersinggung. Gya hanya terbengong menatap keduanya.


CHRISTIE
Kamu bisa nggak, sih, ngomong nggak pakai nyinyir? Saya juga punya perasaan!

FITRA
(membentak) Perasaan? (menggebuk kemudi) (berbicara dengan cepat) Sekarang Anda ngomong perasaan! Anda pernah mikirin perasaan saya? Waktu saya dipaksa mutasi, ada yang tanya perasaan saya? Saya hanya dituntut untuk memenuhi keputusan pimpinan meski nggak jelas siapa pimpinan yang dimaksud itu. Saya bolak-balik diingatkan soal bersedia ditempatkan di mana saja. Saya diperlakukan seperti robot yang hanya harus tunduk dan patuh terhadap perintah. Dan sekarang Anda bicara perasaan?


Fitra menoleh ke belakang. Lalu tangannya kembali menggebuk kemudi.


FITRA
PREK!


SFX: TIIIN!


GYA
CUKUP!


CUT TO


146. (AYAH) INT./EXT. PINGGIR JALAN — DAY


Gya keluar dari mobil.

Fitra tampak terbelalak melihat Gya.

Gya berjalan ke sisi Fitra, lalu mengetuk kaca mobilnya.


GYA
(mengetuk kaca) BUKA, FIT!


Fitra tampak bingung, tetapi ia tetap membuka pintu.

Begitu pintu mobil terbuka, Gya dengan cepat menarik kunci mobil. 

Fitra terkejut.


FITRA
Apa-apaan ini, Mbak? (membentak)

GYA
Saya yang nyetir!

FITRA
Nggak! Saya yang nyetir. Kita lewat Karangbolong biar cepet.

GYA
(tegas) Saya aja yang nyetir. Kita lewat Karangbolong, tapi saya yang nyetir!


Fitra menatap marah pada Gya yang berdiri di samping mobil sambil memegang kunci.


GYA
Saya nggak akan biarkan kamu bawa mobil dengan kondisi emosi kayak gitu. (menatap tajam Fitra sambil tetap bergeming)


Fitra akhirnya keluar, lalu beralih ke sisi penumpang depan. Ia masuk dan membanting pintu.

Gya masuk, menutup pintu, dan menyalakan mesin.

Terdengar suara mesin dinyalakan.

Tampak mobil kemudian memutar arah dan melaju menuju arah Karangbolong.


CUT TO


147. (KARANGBOLONG) EXT./INT. JALANAN — DAY


Mobil tampak kembali menyusuri bentang alam, kali ini gunungan karang ada di sebelah kiri, sedangkan sungai ada di sisi kanan. Langit tampak biru cerah, dan di depan jauh tampak samar-samar warna hijau dari pulau Nusakambangan.

Mobil melewati gapura bertuliskan kawasan wisata Pantai Ayah. Jalanan menanjak dan mobil terdengar menggerung.

INTERCUT TO jalan yang semakin menanjak tajam.

Gya tampak menyetir dengan serius. Di depan tampak tanjakan lagi.

CU: tangan Gya memindahkan perseneling dari D ke 2

Suara gerungan semakin menjadi.

Fitra melirik Gya dengan cemas.

Tampak tangan Gya kembali mengganti perseneling, kali ini ke 1.


FITRA
Ambil ancang-ancang dulu, lalu injak pedal gas dalam-dalam. Di-kick down, Mbak.


CUT TO


148. (KARANGBOLONG) EXT. JALAN PEGUNUNGAN — DAY


ESTABLISH pemandangan pegunungan Karangbolong. Tampak tanjakan dan turunan yang curam. Tampak pula pantai yang berada di bawah pegunungan.

ESTABLISH pemandangan pantai dengan latar pegunungan tinggi.

WIDESHOT mobil sedan putih yang berjalan lambat menanjak di pegunungan.

Gya masih berusaha menyetir melewati tanjakan. Suara deru mesin terdengar semakin keras.

Fitra menatap Gya dengan cemas.

Christie tampak mulai panik.

CU: jarum temperatur pada dashboard semakin bergerak ke atas

Fitra melirik dashboard dengan cemas, dan wajahnya berubah panik.

CU: jarum temperatur pada dashboard melewati angka 90 derajat Celcius


FITRA
Mbak … menepi dulu! (panik)

GYA
Hah?

FITRA
Berhenti dulu, Mbak! Mobilnya kepanasan. (menunjuk dashboard)


Gya melihat dashboard.

CU: tampilan dashboard, tampak tulisan “STOP” menyala kedap-kedip dan jarum temperatur mesin telah melewati angka 100 derajat Celcius

INTERCUT TO tampak depan mobil, terlihat mobil menepi di sempadan, lalu berhenti


CUT TO


149. (KARANGBOLONG) INT. PINGGIR JALAN-PEGUNUNGAN — DAY


Mobil berhenti dan mesin dimatikan.

Gya memegang kemudi dengan panik.

CU: jarum penunjuk temperatur mesin di angka 110 derajat Celcius

SFX: deru kipas yang berputar kencang


GYA
Bagaimana sekarang?

FITRA
Tunggu saja dulu. (mengatur napas, ekspresi wajah tegang dan panik)

GYA
Sampai kapan?

FITRA
Sampai mesinnya dingin. 

CHRISTIE
Terus kapan mesinnya dingin? (nada suara menyentak)


Fitra dan Gya menoleh.


CUT TO


150. (KARANGBOLONG) INT. PINGGIR JALAN-PEGUNUNGAN — DAY


Christie bersandar sambil matanya menatap lurus ke depan.


CHRISTIE
Berapa lama mesinnya bakal dingin?


Fitra terdiam. Ia tampak kebingungan.


CHRISTIE
Udah puas kamu sekarang? (membentak)


Fitra terkejut, lalu menoleh.


FITRA
Maksudnya apa, nih?

CHRISTIE
Kalo kamu nggak aneh-aneh milih jalan sepi, kita nggak akan terjebak di sini!


Gya tampak diam meski matanya mengawasi Fitra di sampingnya, juga Christie melalui kaca spion di atasnya.


FITRA
Siapa yang terjebak? Kan udah saya bilang, tunggu aja sampai mesinnya dingin.

CHRISTIE
Iya! Ditunggu sampai kapan? Kamu sadar nggak ini di atas gunung, di tengah hutan? Sekarang kamu mau minta tolong sama siapa? (marah)

FITRA
Ibu maunya apa, sih?

CHRISTIE
(marah) Kamu sadar nggak kalo kamu udah membahayakan saya dan Gya?

FITRA
(memotong, menjawab cepat) Ya udah! Kalo nggak mau bareng saya lagi, silakan keluar! Silakan jalan kaki saja ke Yogya! (marah, membentak)


Raut wajah Christie semakin menunjukkan amarah. Ia pun membuka pintu, keluar, dan menutup pintu dengan membantingnya.

SFX: BRAK!


GYA
(terkejut) Chris! (kemudian ikut keluar)


CUT TO


151. (KARANGBOLONG) EXT. PINGGIR JALAN-PEGUNUNGAN — DAY


Gya tampak keluar dari mobil.

Christie berdiri di pinggir jalan.


GYA
Chris!

CHRISTIE
(menoleh) APA? (berteriak membentak dengan kasar)

GYA
(membentak dan berteriak) Kamu ngapain keluar? Mau jalan kaki ke Yogya? Mau nunggu bus? Mau panggil taksi? Kamu pikir ini di Serpong?


Tampak Fitra keluar dari mobil.

Gya menoleh ke Fitra, kemudian menatap Christie lagi.


GYA
AKU CAPEK SAMA KALIAN!


Christie tampak terkejut.

Fitra juga tampak terkejut.


CUT TO


152. (KARANGBOLONG) EXT. PINGGIR JALAN-PEGUNUNGAN — DAY


Christie, Gya, dan Fitra berdiri di pinggir jalan.

Sedan putih tampak berhenti di sempadan jalan.

Sebuah mobil jenis MPV melewati mereka.


GYA
Aku capek sama kalian!


Christie terdiam melihat Gya. Begitu juga Fitra.


GYA
Kenapa, sih, kalian berantem terus? Nggak bisa, ya, kalian menyelesaikan masalah kalian secara dewasa? Kalian itu bukan anak kecil lagi!


Christie tampak sedikit menunduk. Emosinya sedikit mereda.

Fitra juga menunduk. Raut wajahnya menyiratkan perasaan tidak enak. Ia menatap Gya, kemudian beralih ke Christie.

Tampak Christie juga menatapnya.

Fitra kemudian kembali ke mobil, ke sisi kemudi. Ia tampak menarik sesuatu di bagian bawah kemudi. Terdengar seperti suara kap mobil yang dibuka.

Fitra kembali keluar sambil membawa sebotol air mineral dalam kemasan, lalu menuju depan mobil dan membuka kap mesinnya.


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar