Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 2: Cirebon-Purworejo)
Suka
Favorit
Bagikan
8. KETANGGUNGAN-SONGGOM-PRUPUK-TONJONG

63. (KETANGGUNGAN) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH jalan dua lajur. Arus kendaraan terlihat lancar di kedua arah. Sempadan jalan membentang luas. Hamparan sawah tampak terbentang di sisi jalan. Beberapa buah randu tampak dijemur. Tampak pula beberapa kios kecil terbuat dari kayu dan anyaman bambu yang menggelar dagangan berupa bawang merah dan telur bebek. Telur-telur bebek yang berwarna biru kehijauan itu disusun membentuk piramida.

Christie tampak menggenggam erat kemudi. Sorot matanya menatap lurus ke depan. Ada ekspresi kesal di wajahnya.

Mobil melaju agak cepat. Tidak ada yang berbicara di dalam mobil.

Gya tampak melihat pemandangan keluar. Sedangkan Fitra sesekali melihat smartphone. Jarinya sesekali membuat gerakan mencubit di atas layar. Ia tampak serius hingga sebuah sentakan membuyarkan konsentrasinya.

SFX: duak!


FITRA
(tersentak) Wow!


Spontan, Fitra memegang dashboard di depannya untuk menahan guncangan. Ia kemudian menoleh ke Christie di sampingnya.


CUT TO


64. (KETANGGUNGAN) INT./EXT. JALAN RAYA — DAY


Christie tampak tersentak. Raut wajahnya menunjukkan seolah baru sadar.


CHRISTIE
Maaf.

FITRA
Tenang, Bu. Santai aja.


Christie menghela napas. Raut wajahnya yang tadinya sedikit kesal kini melunak.


FITRA
Ini jalan apa rempeyek, sih?


Christie menoleh, tetapi tidak menjawab. Ia kembali berkonsentrasi dengan jalan di depannya. Tampak lubang di beberapa titik.

Laju mobil terasa tidak sekencang sebelumnya karena mobil harus sigap membelok sewaktu-waktu. Christie tampak lebih berhati-hati. Guncangan tidak sekeras sebelumnya.


GYA
Begitulah, Fit. Jalanan banyak yang rusak. Paham, kan, yang dirasakan masyarakat sekarang?

FITRA
(menoleh, kemudian tersenyum sinis) Saya juga anggota masyarakat, kan? Lagian, kalo soal kondisi jalan, saya udah kenyang. Saya, kan, sering nyetir dari Bandung ke Yogya.

GYA
Siapa coba yang bertanggung jawab membangun jalan? (sinis)

FITRA
(menoleh sekilas, lalu tertawa) Mbak Gya lagi nyindir siapa, nih?


WIDESHOT suasana jalan dengan kondisi rusak. Tidak terlalu banyak kendaraan yang lewat, tetapi semua memelankan kecepatannya.


CUT TO


65. (KETANGGUNGAN) INT. JALAN RAYA — DAY


Christie masih berkonsentrasi dengan pemandangan jalan di depannya. Namun, ekspresi wajahnya sudah lebih melunak.

Mobil berjalan pelan dan sesekali mengerem.


GYA
Chris?

CHRISTIE
Ya?

GYA
Kamu masih kesal sama yang tadi?


Christie tidak menjawab. Ia kembali berkonsentrasi dengan jalan di depannya. Beberapa kendaraan tampak melaju dari arah berlawanan. Sebuah mobil tampak menyalip dari arah berlawanan sehingga Christie harus memelankan laju agar tidak bertabrakan. Kesal, Christie pun membunyikan klakson.

SFX: TIN! (suara klakson)


GYA
Kadang yang waras kudu ngalah, Chris. (menoleh mengikuti arah kendaraan tadi melaju)


CUT TO


66. (SONGGOM) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH suasana jalan. Mobil masih melaju di Jalan Pejagan-Bumiayu. Tampak sungai Pemali membentang di sisi kanan jalan.

Sebuah mobil tampak menyalip dari belakang. Christie hanya menggeleng-geleng melihat mobil tersebut.


FITRA
Aku tebak yang lewat barusan itu bukan orang sini.


Christie menoleh, namun kembali menatap ke depan.


FITRA
Kalo orang sini, pasti hati-hati. Karena sudah paham kondisi jalannya kayak apa. Tapi yang nggak tahu, biasanya malah belagu. (menunjuk sesuatu) Tuh, coba lihat itu.


Christie menoleh ke arah yang ditunjuk Fitra. Begitu juga Gya.

CU: sebuah papan peringatan di kiri jalan, berbentuk wajik berwarna kuning dengan gambar mobil terjun ke air


FITRA (CONT’D)
Kayaknya udah sering kejadian. Makanya dipasang peringatan kayak gitu. Peringatan itu, pasti buat yang nggak tahu. Siapa lagi kalo bukan orang luar. Apalagi ini jalur antar daerah.


ESTABLISH suasana jalan raya, tampak sungai besar di sebelah kanan jalan.


CUT TO


67. (SONGGOM) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH jalan raya dengan sungai di sisi kanan. Beberapa kendaraan tampak berlalu lalang.


CHRISTIE
(berkata tiba-tiba) Kalau semua yang waras mengalah, bisa-bisa dunia ini penuh orang gila.


Fitra menoleh. Raut wajahnya seperti terkejut mendengar ucapan Christie. Ia pun menoleh ke belakang.

Tampak Gya menaikkan alisnya, kemudian mengangkat bahu.


GYA
Tapi kenyataannya memang dunia ini penuh orang gila, kan? Aku pernah baca, konon 60 persen warga Jakarta itu kena gangguan kejiwaan. Tapi nggak ada yang sadar.

CHRISTIE
(bertanya pada Gya) Termasuk kamu?

FITRA
(menyambar) Mungkin termasuk saya, sebenarnya. Tapi yang jelas, saya nggak mau terus-terusan gila, kalau benar saya memang sakit jiwa.


Christie menoleh. Tampak Fitra menunduk dan memperhatikan layar ponsel di tangannya. Sesekali jarinya melakukan gerakan seperti mencubit, baik membuka maupun menutup.


FITRA
(pelan) Bu Christie. (matanya tetap memperhatikan layar ponsel)

CHRISTIE
(menoleh, kemudian kembali menatap ke depan) Ya?

FITRA
Mungkin ini bisa bikin Ibu sedikit terhibur. (menoleh)


Christie kembali menoleh, tetapi kemudian kembali lagi menatap ke depan. Raut wajahnya menunjukkan rasa bingung akibat ucapan Fitra.


FITRA
Saya ada keturunan Yahudi. (berkata pelan, matanya menatap ponsel, tetapi kemudian menoleh ke arah Christie)


CUT TO


68. (PRUPUK) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH suasana jalan raya, tampak jalanan berbelok ke arah kanan. Kendaraan-kendaraan menyusuri jalan tersebut hingga sejajar dengan rel kereta api di sisi kiri. Termasuk sedan putih Fitra yang dikendarai Christie. Tak lama, mobil berbelok sedikit ke kiri mengikuti jalur hingga menyeberang melewati perlintasan kereta api tersebut.

Christie tampak tidak bereaksi dengan ucapan Fitra. Alih-alih, malah Gya yang tertarik.


GYA
Kok bisa?

FITRA
(menoleh ke belakang) Apanya yang bisa?

GYA
Kamu ada keturunan Yahudi.

FITRA
Oh…. (tertawa)


Christie melirik sekilas. Namun, ia tidak bisa melepas konsentrasi dari jalanan.

Mobil kembali memelan ketika Christie menginjak rem. Diikuti dengan guncangan pelan karena mobil melewati jalan berlubang.


FITRA
Dari garis nenek yang dari ayah saya.


CUT TO


69. (TONJONG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH kondisi jalan yang mulai menanjak. Tampak tebing perbukitan di kiri dan kanannya. Sebuah perlintasan kereta api kembali terlihat. 

Tampak kendaraan-kendaraan memperlambat kecepatannya ketika melewati perlintasan. 

Tampak pula beberapa pedagang yang memenuhi sisi jalan. Mereka menghampiri setiap kendaraan dengan membawa keranjang berisi jagung dan kacang rebus.

Fitra melihat kerumunan para pedagang itu.


FITRA
Eh, mau jagung rebus nggak?

CHRISTIE
(mata tetap fokus ke depan) Iya … iya … boleh….


Tampak mobil masih tertahan antrean beberapa kendaraan di depannya sebelum melintasi perlintasan kereta api.

Fitra membuka jendela dan memanggil salah satu pedagang dengan melambaikan tangannya.

Salah seorang pedagang, seorang wanita paruh baya, dengan sigap berlari menghampiri mobil.


FITRA
Jagung’e pinten, Bu?

PENJUAL JAGUNG (PEREMPUAN, 40 TAHUN)
Sepuluh ewu … tigo.

FITRA
(menoleh ke Christie) Wah, pas ini. Saya, kan, masih ada 12.000.

CHRISTIE
Iya … iya…. (sambil tetap fokus menatap ke depan)


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar