Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 2: Cirebon-Purworejo)
Suka
Favorit
Bagikan
5. CIREBON - 5

36. (CIREBON) INT. BENGKEL — DAY


Televisi menyala dan menayangkan berita. Tampak gambar sebuah jalan raya, lalu layar beralih ke lokasi sebuah kantor polisi.


REPORTER (OS)
Pemirsa, telah terjadi penyerangan terhadap sebuah pos polisi di Purbalingga. Pelaku menaiki sepeda motor dan menabrakkan diri ke polisi yang tengah berjaga, lalu menyerang dengan menggunakan pisau.


Gya tampak serius memperhatikan layar. Ia membesarkan volume suara televisi.

Layar televisi menayangkan gambar seorang pria yang tengah diringkus beberapa polisi. Tampak pria tersebut matanya ditutup dan kedua tangannya diikat ke belakang.

Layar beralih ke seorang polisi yang tengah diwawancara para wartawan.


POLISI
Pelaku penyerangan ada dua orang. Kami berhasil meringkus satu orang, sedangkan yang satu lagi berhasil melarikan diri.

REPORTER (OS)
Apa motif pelaku penyerangan, Pak?

POLISI
Masih kami dalami. Tetapi ini sepertinya terkait dengan kelompok radikal yang belakangan sering mengganggu keamanan.


Layar televisi menampilkan gambar polisi tersebut berlalu diikuti beberapa para reporter yang masih ingin mendapatkan pernyataan.


GYA
Perasaan dari kemarin banyak banget berita soal kelompok radikal, ya?

FITRA
(menoleh) Ha?

GYA
(mengecilkan sedikit volume suara) Iya. Dari kemarin.

FITRA
Aku nggak terlalu merhatiin. (kembali mengetik di ponsel)

GYA
(memperhatikan Fitra) Kirim SMS ke siapa?

FITRA
(menoleh) Ke Mas Juna. Cuma ngasih tahu kalo aku masih di jalan.


CUT TO


37. (CIREBON) INT. BENGKEL — DAY


Televisi masih tampak menyala dengan siaran berita. Sementara, Christie tampak serius dengan smartphone di tangannya. Ia seakan tidak mengacuhkan Gya dan Fitra.

Layar televisi masih menayangkan berita tentang serangan terhadap polisi. Tampak beberapa wartawan masih mengerubungi polisi yang menjadi narasumber.


REPORTER (OS)
Langkah apa yang akan diambil aparat keamanan?


Tampak di layar televisi, polisi itu kembali menghentikan langkah, kemudian menjawab para wartawan.


POLISI
Yang jelas, aparat akan memperketat pengamanan, terutama pada obyek-obyek vital negara. Dan kepada masyarakat, kami juga himbau agar semakin meningkatkan kewaspadaan juga.


Di ruang tunggu bengkel, wanita paruh baya yang tadi membawakan teh tampak masuk.


WANITA PARUH BAYA
Mbak … Teh … itu silakan kalo mau dicoba mobilnya. Katanya udah selesai.


CUT TO


38. (CIREBON) INT. BENGKEL — DAY


Fitra dan Gya menoleh ke arah pintu. Tampak wanita paruh baya yang tadi mengantarkan teh hangat kembali datang.


WANITA PARUH BAYA
Mobilnya udah selesai. Silakan kalo mau dicoba dulu.

FITRA
Oh … ya. Haturnuhun, Bu.


Wanita paruh baya itu kemudian pergi.

Fitra berdiri, diikuti Gya. Namun, Christie masih bergeming.


GYA
Chris?

CHRISTIE
(tetap menatap ponsel, seakan tidak peduli dengan sekitar) Ya?

GYA
Mobilnya udah….

CHRISTIE
(acuh tak acuh) Ya….


Gya menatap Christie yang masih begitu serius dengan ponselnya. Fitra pun menoleh ke arah Christie.


FITRA
Serius amat. Kirim pesan ke siapa, sih?

CHRISTIE
(menjawab cepat dan agak membentak) Bukan urusanmu!


CUT TO


39. (CIREBON) INT. BENGKEL — DAYCIREBON: Int. Bengkel-siang


Fitra tampak terkejut mendengar jawaban Christie. Namun, raut wajahnya langsung kesal.


FITRA
Biasa aja, dong. Saya juga tanya baik-baik, kok.


Gya pun terkejut melihat sikap Christie. Kemudian menoleh ke Fitra. Tampak Fitra langsung melengos keluar.

Gya kembali menatap Christie. Tampak wajah Christie yang seakan serba salah. Namun, Gya tidak berkomentar apa-apa, alih-alih ia malah keluar menyusul Fitra.

Christie menatap kedua temannya yang keluar, kemudian menyandarkan punggungnya di sandaran sofa sambil menghela napas. Wajahnya tampak galau. Ia meletakkan ponsel, lalu menutup wajahnya.

Layar televisi masih menyala dengan tayangan berita.


REPORTER (OS)
Pemirsa. Kita beralih ke Yogyakarta. Rapat kabinet masih berlangsung dengan agenda hari ini berupa pembahasan perubahan nomenklatur beberapa kementerian. Meski fungsi perencanaan wilayah akan menjadi kementerian tersendiri, Kementerian Infrastruktur tetap akan membentuk satu unit organisasi setingkat eselon 1 yang menangani perencanaan, namun khusus untuk pembangunan bidang infrastruktur.


Christie kembali mengambil ponselnya, lalu bangkit dan keluar ruangan.

Tampak pintu ruangan yang dilewati Christie.

ESTABLISH bagian dalam ruang tunggu. Televisi masih menyala dengan siaran berita.


MENTERI INFRASTRUKTUR (OS)
Ya … fungsi perencanaan wilayah tetap dibutuhkan di Kementerian Infrastruktur. Ada sebagian kecil pegawai yang tetap kami pertahankan. Terutama yang berwenang menangani organisasi tata laksana. Karena kita berpacu dengan waktu agar unit organisasi itu bisa segera terbentuk. Sekretaris Direktorat Jenderal, juga Kepala Bagian Kepegawaian … rasanya masih kami butuhkan karena mereka yang paling paham terkait penyusunan unit organisasi baru.


CUT TO


40. (CIREBON) EXT. BENGKEL — DAY


Christie berjalan ke depan. Namun, sedan putih milik Fitra tidak ada.


RUSWANDI
(muncul dari arah samping) Mobilnya lagi dicoba, Te.


Christie menoleh.


RUSWANDI
(mengelap tangan dengan handuk kecil) Dibawa tadi. Kenapa nggak ikut, Te?


Christie tidak menjawab. Ia hanya tersenyum.


RUSWANDI
Saya ke dalam ya?

CHRISTIE
Iya … Om. (agak canggung ketika mengucapkan ‘Om’)


CUT TO


41. (CIREBON) EXT./INT. JALANAN SEKITAR BENGKEL — DAY


Sedan putih Fitra tampak berjalan perlahan, kemudian berhenti.

INTERCUT TO Fitra dan Gya yang berada di dalam mobil. Tampak Fitra mematikan mesin, kemudian menyalakannya lagi. Mesin menyala mulus.


FITRA
(menoleh dan tersenyum senang) Udah bener lagi, Mbak.

GYA
Sip lah!


ESTABLISH suasana jalan kecil, tampak sedan putih tersebut perlahan kembali melaju.


CUT TO


42. (CIREBON) INT. BENGKEL — DAY


Christie berjalan menuju sebuah meja yang terletak di tengah rumah merangkap bengkel tersebut. Tampak seorang wanita paruh baya berjilbab tengah duduk sambil mengatur beberapa berkas dan kertas di hadapannya. Sementara, di belakang tempat wanita itu duduk, tampak ruangan luas yang seperti ruang keluarga dengan meja makan panjang di tengahnya. Ruswandi yang tengah sarapan melambaikan tangannya ke Christie.


RUSWANDI
Makan, Te.

CHRISTIE
Makasih … Om. (masih canggung mengucapkan ‘Om’)

RUSWANDI
Kalo sama kita, mah, santai aja, Te.


Christie tersenyum, kemudian beralih ke wanita paruh baya di depannya.


CHRISTIE
Jadi berapa semuanya, Bu?

WANITA PARUH BAYA
(menuliskan sesuatu di kuitansi) Servis dynamo starter…. (menyobek kertas kuitansi tersebut) Semuanya 300.000 rupiah, Mbak.


Christie kembali mengeluarkan dompet dari saku belakangnya.

CU: dompet Christie, tampak ia mengeluarkan enam lembar 50.000-an dan tersisa selembar 50.000 saja di dompetnya.

Christie menyerahkan uang tersebut. Tampak segurat senyum di bibirnya, tetapi getir.


WANITA PARUH BAYA
Haturnuhun, Mbak.

CHRISTIE
Sama-sama. (tersenyum getir)


DISSOLVE TO


43. (CIREBON) INT. BENGKEL — DAY


Christie tengah duduk di ruang tunggu ketika Gya dan Fitra muncul.


GYA
Mobilnya udah beres, Chris.

CHRISTIE
Oh. (berdiri) Mau jalan sekarang?

GYA
Boleh.


Gya kemudian berjalan melewati Fitra. Christie keluar ruang tunggu dan berpapasan dengan Fitra. Christie yang merasa tidak enak agak menunduk dengan gestur agak canggung. Fitra juga menujukkan gestur canggung.


FITRA
Saya … mau bayar dulu. (kemudian membalik badan)

CHRISTIE
Eh … tunggu. (spontan memanggil)


Fitra kembali membalik badannya, tidak jadi berjalan ke arah meja pembayaran.


CHRISTIE
Tadi udah saya bayar.

FITRA
(terkejut) Ha?

CHRISTIE
Iya. Tenang aja. Udah saya bayar, kok. (tersenyum)

FITRA
Tapi…. (gugup, merasa tidak enak) Itu, kan, mobil saya, Bu?

CHRISTIE
Nggak apa-apa. (tersenyum) Kan ini perjalanan dinas saya.

FITRA
Tadi Ibu juga bayar mobil dereknya, ya? (menyelidik)

CHRISTIE
(kembali tersenyum) Nggak apa-apa. Yuk, ah. (menepuk lengan Fitra dan berjalan menuju keluar)

FITRA
(mengikuti Christie) Wah, jangan gitu, Bu. Saya jadi nggak enak ini.


WIDESHOT Christie dan Fitra yang berjalan menuju pintu keluar


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar