Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 2: Cirebon-Purworejo)
Suka
Favorit
Bagikan
9. TONJONG-BUMIAYU

70. (TONJONG) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


Mobil sedan putih tampak bergerak mengikuti kendaraan di depannya yang juga bergerak perlahan menuju lintasan kereta api.


FITRA
Tigo, Bu…. (mengacungkan tiga jari)


Wanita paruh baya penjual jagung itu lalu memberikan sebungkus plastik jagung berisi tiga buah jagung. Fitra pun memberikan selembar uang sebesar 10.000 rupiah.

Christie mempercepat laju ketika dilihatnya Fitra sudah selesai melakukan transaksi. Tampak Fitra memegang dan melepas kantong plastik di pangkuannya.


FITRA
Panas. (nyengir)


INTERCUT TO wanita paruh baya penjual jagung yang mendadak seperti panik ketika mobil sedan putih mulai mempercepat lajunya.


PENJUAL JAGUNG
Jagung’e … telu!


Seorang pemuda tampak berlari mendekati wanita itu sambil membawa beberapa kantong plastik, lalu memberikan dua buah kantong plastik, yang dari bentuknya terlihat berisi jagung, kepada wanita paruh baya itu. Selanjutnya, wanita paruh baya itu berlari mengejar sedan putih Fitra dan melemparkan dua buah kantong plastik itu melalui jendela yang masih terbuka.


CUT TO


71. (TONJONG) INT./EXT. JALAN RAYA — DAY


Fitra baru akan menekan tombol power window untuk menutup jendela ketika dua buah plastik berisi jagung tiba-tiba terlempar ke dalam.


FITRA
(terkejut) Aduh!


Fitra berteriak karena kepanasan ketika dua bungkus jagung itu mendarat di pangkuannya. Ia pun menoleh ke jendela dan melihat wanita penjual jagung yang perlahan berjalan menjauh.


CHRISTIE
(menginjak rem) Ada apa, Fit?


Mobil berhenti tepat sebelum perlintasan rel kereta api.

SFX: TIINN! (suara klakson)


FITRA
(berteriak ke penjual jagung) Bu … saya…!


SFX: TIIINNN!!!


CHRISTIE
(terkejut, melihat kaca spion, lalu menoleh ke Fitra) Kenapa, Fit?


Tampak penjual jagung tersebut sudah bergerak semakin menjauh. Ia terlihat membaur dengan penjual-penjual jagung lainnya.

SFX: TIIINN! TIIINNN! (suara klakson)


FITRA
(menoleh ke Christie, raut wajahnya juga kebingungan) Jalan aja, Bu.


Christie yang kebingungan pun akhirnya memajukan kendaraan.

Barisan kendaraan tampak melewati rel perlintasan kereta api. Sedan putih Fitra ada di paling depan perlintasan.

ESTABLISH suasana sekitar perlintasan, tampak antrean kendaraan, dan orang-orang yang membawa bakul berisi jagung dan kacang rebus. Mereka menghampiri setiap kendaraan yang terjebak macet dan menawarkan dagangannya.


CUT TO


72. (TONJONG-BUMIAYU) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH jalanan yang mulai menanjak. Tampak berkelok juga. Kendaraan-kendaraan tampak melaju melewati tebing dan lembah. Tampak beberapa titik di mana terdapat seperti bekas longsoran dan diberi garis kuning polisi. Kondisi jalan sendiri tampak tidak mulus karena di beberapa titik terdapat lubang. Kendaraan-kendaraan tampak berhati-hati melaluinya dan terlihat memelankan kecepatannya. Beberapa main terobos lubang, dan beberapa lainnya memilih untuk menghindari dengan melipir sedikit ke lajur kanan.

Christie tampak menyetir dengan hati-hati. Beberapa kali ia menginjak rem dan membelok sedikit ke kanan untuk menghindari lubang.

Christie menatap kaca spion di atasnya. Terlihat Gya yang duduk di belakang tampak mengupas jagung dan mulai memakannya.


CHRISTIE
Enak bener lo makan sendiri. (mendengkus, pura-pura kesal)

GYA
(menghentikan kunyahan) Lapar, Chris. Dari sejak pagi, kan, belum makan.

CHRISTIE
Emangnya saya nggak lapar?

FITRA
(menoleh) Mau saya suapin?

CHRISTIE
(menoleh, terbelalak) Hah? Nggak usah. Makasih.


Terdengar suara Gya yang seperti tertawa terkikik.


CUT TO


73. (BUMIAYU) EXT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH suasana jalan yang masih berkelok-kelok di dataran tinggi. Tampak jalanan menikung menanjak. Kendaraan-kendaraan besar seperti truk tampak kepayahan ketika menanjak. Kecepatannya memelan dan menimbulkan antrean kendaraan di belakangnya. Kendaraan yang tidak sabar memilih untuk menyalip. Sebuah kendaraan yang memilih menyalip tampak mengagetkan kendaraan dari arah sebaliknya. Kendaraan dari arah sebaliknya tersebut berhenti dan membunyikan klakson.

SFX: TIN! (suara klakson)

Sedan putih yang dikendarai Christie tampak melaju menyusuri jalan.

ESTABLISH persimpangan jalan.

CU: papan penunjuk jalan, tertera arah kiri (tanda panah) menuju Purwokerto dan arah lurus (tanda panah) Bumiayu.


CUT TO


74. (BUMIAYU) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH persimpangan jalan. Kendaraan-kendaraan berhenti karena lampu lalu lintas menyala merah. Terlihat pilihan jalan lurus dan belok ke kiri.

Christie menyalakan lampu sign ke kiri. Terdengar detaknya dan membuat Fitra menoleh.


FITRA
Lurus aja, Bu.

CHRISTIE
Eh? (mematikan lampu sign) Tapi tadi katanya mau lewat Purwokerto. (menunjuk ke arah papan penunjuk jalan)


Fitra melihat ke arah yang ditunjuk Christie.

CU: papan penunjuk jalan, tertera arah kiri (tanda panah) menuju Purwokerto dan arah lurus (tanda panah) Bumiayu.

Fitra menunduk mengamati layar ponsel di tangannya.


FITRA
Kalau lewat kiri, sepertinya itu ringroad. Jaraknya lebih panjang. Tapi kalau lurus, itu lewat tengah kota Bumiayu. Jaraknya lebih pendek.

CHRISTIE
Oh, oke. Jadi lurus aja, ya?


CU: lampu lalu lintas menyala hijau

Christie melajukan mobil menuju jalur lurus di depannya.


CUT TO


75. (BUMIAYU) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH kendaraan-kendaraan di persimpangan. Sebagian besar berbelok ke kiri dan tampak didominasi kendaraan besar dan luar daerah. Sementara sebagian kecil bergerak lurus, dan lebih banyak sepeda motornya. Jalur lurus tampak lebih lowong daripada jalur ke kiri.

Mobil tampak melaju mengikuti jalan lurus. Melewati tengah-tengah rimbunan pohon, menyeberangi jembatan, hingga tiba di tengah kota Bumiayu yang ramai. Bangunan-bangunan tampak di kiri dan kanan jalan. Lalu lintas mulai ramai sehingga mobil tidak bisa dipacu terlalu kencang.

Mobil mulai memasuki pasar yang tampak semrawut dengan bangunan-bangunan di kiri dan kanan jalan. Beberapa lapak tampak memakan badan jalan sehingga menimbulkan penyempitan lajur. Tampak pula kendaraan umum yang berhenti sembarangan hingga orang-orang yang berlalu lalang.

Christie tampak berhati-hati menyetir mobil. Sedangkan Fitra tampak melihat kondisi sekeliling dengan raut wajah cemas.


FITRA
Kalau tahu bakal macet gini, mending tadi lewat ringroad aja, ya? Lebih jauh, tapi nggak macet.


Christie menoleh.


FITRA (CONT’D)
… kayaknya.


Christie tampak membelok sedikit ke kanan untuk menghindari orang yang berjalan di sisi kiri.


CUT TO


76. (BUMIAYU) INT. JALAN RAYA — DAY


Christie tampak berkonsentrasi dengan jalanan di depannya. Sedangkan Fitra juga tampak memperhatikan jalan sambil sesekali menunduk untuk melihat peta di smartphone.


CHRISTIE
Fit?

FITRA
(menoleh) Ya? (kembali menunduk melihat layar smartphone)

CHRISTIE
Kamu itu sebenernya orang mana, sih?

FITRA
(kembali menoleh) Kenapa, Bu?

CHRISTIE
Penasaran aja.


Christie tampak membelokkan mobil ke kanan untuk menyalip sebuah sepeda motor yang berhenti di kiri. Tampak tumpukan sampah di sisi sebelah kanan. Mobil terus melaju perlahan menembus kepadatan pasar.


CHRISTIE (CONT’D)
Kamu bisa bahasa Sunda, tapi bisa juga bahasa Jawa.

FITRA
Oh, itu. (tertawa) Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.


Christie menoleh.


FITRA (CONT’D)
Kan saya menikah sama orang Yogya. Jadi, sedikit-sedikit harus bisa bahasa Jawa. Lalu, ketika saya kuliah di Bandung, ya harus juga paham sedikit bahasa Sunda.


Fitra menoleh. Dilihatnya, Christie seperti tidak merespons karena pandangannya lurus ke depan.


FITRA
Batas ilmumu adalah bahasamu.


Kali ini Christie menoleh, meski ia kembali menatap depan lagi.


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar