Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 2: Cirebon-Purworejo)
Suka
Favorit
Bagikan
14. PURWOKERTO - 2

111. (PURWOKERTO) INT./EXT. JALAN RAYA — DAY


Christie masih tampak berkonsentrasi dengan jalan di depannya.


GYA
Bodo amat! (menyedekapkan tangan di depan dada)


Christie tertawa kecil sambil terus melajukan mobil. Mobil melewati bundaran dan terus bergerak ke timur.


FITRA
Terus kita mau nginep di mana?

CHRISTIE
(menoleh) Ada rekomendasi?

FITRA
Yang penting cari pom bensin dulu. Penuhin bensin pakai Pertamax. Kalo di kota gini, sih, banyak.


LS sedan putih yang terus melaju, hingga kemudian bertemu dengan bundaran lagi. Mobil tampak menyalakan lampu sign ke kiri, lalu berbelok ke sebuah jalan yang lebih kecil.

Tampak sebagian besar kendaraan tetap bergerak lurus mengikuti jalan utama.


MONTAGE:

Suasana halaman depan “Rita Supermall”

Suasana jalan raya utama di Purwokerto

Sebuah SPBU

Kendaraan-kendaraan yang mengisi bensin di SPBU

Sedan putih berhenti di depan pengisian bensin


DISSOLVE TO


112. (PURWOKERTO) EXT./INT. KEDAI KOPI — NIGHT


Montage:

Suasana jalan raya di Purwokerto pada malam hari. Tampak kerlip lampu di sepanjang jalan. Kerlipnya berpadu dengan lampu-lampu kendaraan yang melintas. Sesekali terdengar suara klakson.

Suasana jalan di sekitar Terminal Bus Purwokerto, tampak beberapa bus besar keluar dan masuk.

Suasana jalan di depan Alun-Alun Purwokerto yang ramai. Tulisan “PURWOKERTO” di alun-alun terlihat warna-warni karena lampunya menyala silih berganti mulai dari merah, hijau, lalu biru.

Di seberang alun-alun, tampak sebuah mal berdiri. Tampak tulisan “Rita Supermall” di atas gedungnya.

Beberapa pedagang kaki lima menggelar dagangannya di pinggiran alun-alun, kebanyakan berupa makanan.

Tampak rumput alun-alun yang berwarna hijau, diterangi lampu-lampu di sekelilingnya. Tampak beberapa pengunjung duduk lesehan begitu saja di atas rumput. Beberapa lainnya duduk di bangku yang ada di sekeliling alun-alun.


Sebuah kedai kopi kecil tampak di seberang jalan sisi barat paling utara alun-alun. Pintu kedai itu menghadap ke arah timur.

Di dalam, kedai itu hanya terdiri dari dua meja bundar kecil. 

Christie, Gya, dan Fitra tampak duduk di kursi yang mengelilingi salah satu meja bundar itu, di bagian dalam yang di sisi utara. Christie duduk menghadap pintu–yang ada di sisi selatan dan menghadap ke timur. Dari tempat duduknya, ia bisa melihat suasana alun-alun, keramaian jalan utama, dan mal besar di seberang alun-alun.

LS mal di seberang alun-alun. Tampak tulisan “Rita Supermall” menyala terang.


CUT TO


113. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT


Seorang pelayan tampak menghampiri Christie, Gya, dan Fitra sambil membawa sebuah nampan. Di atas nampan terdapat secangkir kopi hitam, satu mug berisi susu jahe, dan segelas es kopi susu. Ia meletakkan kopi hitam di depan Gya, susu jahe di depan Fitra, dan es kopi susu di depan Christie.


PELAYAN ( LAKI-LAKI, 23 TAHUN)
Silakan, Kak.

GYA
Terima kasih.


Fitra segera menyeruput susu jahenya. Bibirnya tampak sedikit mengecap kepanasan dan kepedasan.

Christie menyedot sedikit es kopi susunya.

Sedangkan Gya belum menyentuh minumannya. Ia tampak sabar menunggu ampas kopinya jatuh semua. Sesekali ia menyendok kopinya untuk melihat seberapa banyak ampas yang masih mengambang.


GYA
Jadi, apa rencanamu sekarang? (sambil menyendok permukaan kopinya)


Tampak sendok kecil yang dipegang Gya masih terdapat sedikit ampas kopi. Gya pun tidak jadi meminumnya.


CHRISTIE
Rencana apa?

GYA
Ya ini. (meletakkan sendok di tatakan cangkir) Tiba-tiba kamu memutuskan menginap. (menyandarkan punggung) Kamu aneh hari ini.


Fitra meletakkan mugnya ke atas meja. Minumannya tampak masih terisi nyaris penuh.


CHRISTIE
Kan tadi aku udah bilang. Capek. (juga menyandarkan punggung)


Christie kembali menatap pintu masuk kafe yang terletak di sisi kiri-depannya.

Tampak pengunjung yang menempati meja bundar satu lagi berdiri, kemudian keluar.


KASIR (PEREMPUAN, 22 TAHUN)
Terima kasih, Kak.


Tampak pintu kafe kembali tertutup.

LS pemandangan Alun-Alun Purwokerto dan tulisan “Rita Supermall”, dilihat dari jendela kaca di dalam kafe.


CUT TO


114. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT


Pintu kafe kembali terbuka. Kali ini yang datang adalah sepasang muda-mudi dengan perawakan remaja. Keduanya berkulit kuning terang dengan wajah Tionghoa. Keduanya mendekati meja kasir untuk memesan minuman.


KASIR
Selamat datang, Kak. Silakan mau pesan apa?

PEMUDA (LAKI-LAKI, 19 TAHUN)
(melihat-lihat menu yang tertera di papan) Mbak, ana es capuccino? (logat Ngapak kental)

KASIR
Ada, Kak. 

PEMUDA
Kiye bae. Loro, yo. (menengok ke gadis yang datang bersamanya) Pada, tha?


Gadis itu tampak serius dengan handphone di tangannya, kemudian menengadah dan mengangguk, lalu kembali menunduk melihat handphone-nya.


CUT TO


115. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT


Christie menatap sepasang muda-mudi itu.

Keduanya tampak menunggu pesanan sambil berdiri.


GYA
(menatap Christie) Ada apa, sih?

CHRISTIE
(mengalihkan pandangannya ke Gya) Nggak. Nggak apa-apa.


Fitra kembali menyeruput susu jahenya. Ia tidak menanggapi keduanya. Alih-alih, matanya menatap layar televisi yang menyala di atas kasir, menempel di tembok.

Televisi menayangkan siaran berita. Tampak seseorang tengah diwawancara, seorang pria berusia 50-an tahun dengan keterangan pada banner bawahnya bertuliskan “Pengamat Sosial”.


PENGAMAT SOSIAL (OS)
Aparat harus bergerak cepat dan menindak tegas pihak-pihak yang berlakangan ini memperkeruh keadaan dengan aksi teror. Indonesia adalah negara Bhineka Tunggal Ika. Aksi-aksi intoleran harus segera dihentikan.


Pelayan kafe tampak muncul dari pintu belakang ruang kasir. Ia membawa nampan berisi dua gelas plastik berisi capuccino, lalu meletakkannya di meja kasir.


KASIR
Ini, Kak. Silakan.

PEMUDA
(mengambil kedua gelas plastik itu) Maturnuwun, Mbak. (logat Ngapak kental)


Keduanya kemudian keluar dari kafe.


CUT TO


116. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT


Suasana dalam kafe tampak sepi. Hanya ada Christie, Gya, dan Fitra di dalamnya. Meja bundar yang satunya lagi kosong.

Kasir mengambil remote dan mengecilkan suara televisi.


GYA
(melirik ke arah televisi sebentar, kemudian beralih lagi ke Christie) To the point aja. Apa yang mau kamu sampaikan?


Christie melirik sekilas Gya, tetapi belum mau berbicara.


GYA
Tahu-tahu kamu memutuskan menginap. Dan tahu-tahu kamu ngajak keluar ke sini. Pasti kamu mau ngomong sesuatu, kan?

CHRISTIE
(menyambar cepat) Kenapa, sih, kalian jadi PNS?


Fitra sontak menoleh, sedangkan Gya tampak semakin tajam menatap Christie. Christie balas menatap kedua temannya itu satu per satu.


GYA
Kenapa tiba-tiba nanya?

CHRISTIE
Yah … pengen tahu aja. (tersenyum tipis) Saya, sebagai kepala kepagawaian, kan, perlu tahu juga motivasi orang menjadi PNS.

FITRA
Buat apa? (nada suara dingin, seolah cuek)

CHRISTIE
Karena … meski konon semua orang pengen jadi PNS, faktanya, menjadi PNS tidak selalu menyenangkan … kan? (melirik Fitra, dengan tatapan seolah meminta kepastian)


Fitra tidak menjawab. Ia balas menatap Christie.


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar