Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
111. (PURWOKERTO) INT./EXT. JALAN RAYA — DAY
Christie masih tampak berkonsentrasi dengan jalan di depannya.
Christie tertawa kecil sambil terus melajukan mobil. Mobil melewati bundaran dan terus bergerak ke timur.
LS sedan putih yang terus melaju, hingga kemudian bertemu dengan bundaran lagi. Mobil tampak menyalakan lampu sign ke kiri, lalu berbelok ke sebuah jalan yang lebih kecil.
Tampak sebagian besar kendaraan tetap bergerak lurus mengikuti jalan utama.
MONTAGE:
Suasana halaman depan “Rita Supermall”
Suasana jalan raya utama di Purwokerto
Sebuah SPBU
Kendaraan-kendaraan yang mengisi bensin di SPBU
Sedan putih berhenti di depan pengisian bensin
DISSOLVE TO
112. (PURWOKERTO) EXT./INT. KEDAI KOPI — NIGHT
Montage:
Suasana jalan raya di Purwokerto pada malam hari. Tampak kerlip lampu di sepanjang jalan. Kerlipnya berpadu dengan lampu-lampu kendaraan yang melintas. Sesekali terdengar suara klakson.
Suasana jalan di sekitar Terminal Bus Purwokerto, tampak beberapa bus besar keluar dan masuk.
Suasana jalan di depan Alun-Alun Purwokerto yang ramai. Tulisan “PURWOKERTO” di alun-alun terlihat warna-warni karena lampunya menyala silih berganti mulai dari merah, hijau, lalu biru.
Di seberang alun-alun, tampak sebuah mal berdiri. Tampak tulisan “Rita Supermall” di atas gedungnya.
Beberapa pedagang kaki lima menggelar dagangannya di pinggiran alun-alun, kebanyakan berupa makanan.
Tampak rumput alun-alun yang berwarna hijau, diterangi lampu-lampu di sekelilingnya. Tampak beberapa pengunjung duduk lesehan begitu saja di atas rumput. Beberapa lainnya duduk di bangku yang ada di sekeliling alun-alun.
Sebuah kedai kopi kecil tampak di seberang jalan sisi barat paling utara alun-alun. Pintu kedai itu menghadap ke arah timur.
Di dalam, kedai itu hanya terdiri dari dua meja bundar kecil.
Christie, Gya, dan Fitra tampak duduk di kursi yang mengelilingi salah satu meja bundar itu, di bagian dalam yang di sisi utara. Christie duduk menghadap pintu–yang ada di sisi selatan dan menghadap ke timur. Dari tempat duduknya, ia bisa melihat suasana alun-alun, keramaian jalan utama, dan mal besar di seberang alun-alun.
LS mal di seberang alun-alun. Tampak tulisan “Rita Supermall” menyala terang.
CUT TO
113. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT
Seorang pelayan tampak menghampiri Christie, Gya, dan Fitra sambil membawa sebuah nampan. Di atas nampan terdapat secangkir kopi hitam, satu mug berisi susu jahe, dan segelas es kopi susu. Ia meletakkan kopi hitam di depan Gya, susu jahe di depan Fitra, dan es kopi susu di depan Christie.
Fitra segera menyeruput susu jahenya. Bibirnya tampak sedikit mengecap kepanasan dan kepedasan.
Christie menyedot sedikit es kopi susunya.
Sedangkan Gya belum menyentuh minumannya. Ia tampak sabar menunggu ampas kopinya jatuh semua. Sesekali ia menyendok kopinya untuk melihat seberapa banyak ampas yang masih mengambang.
Tampak sendok kecil yang dipegang Gya masih terdapat sedikit ampas kopi. Gya pun tidak jadi meminumnya.
Fitra meletakkan mugnya ke atas meja. Minumannya tampak masih terisi nyaris penuh.
Christie kembali menatap pintu masuk kafe yang terletak di sisi kiri-depannya.
Tampak pengunjung yang menempati meja bundar satu lagi berdiri, kemudian keluar.
Tampak pintu kafe kembali tertutup.
LS pemandangan Alun-Alun Purwokerto dan tulisan “Rita Supermall”, dilihat dari jendela kaca di dalam kafe.
CUT TO
114. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT
Pintu kafe kembali terbuka. Kali ini yang datang adalah sepasang muda-mudi dengan perawakan remaja. Keduanya berkulit kuning terang dengan wajah Tionghoa. Keduanya mendekati meja kasir untuk memesan minuman.
Gadis itu tampak serius dengan handphone di tangannya, kemudian menengadah dan mengangguk, lalu kembali menunduk melihat handphone-nya.
CUT TO
115. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT
Christie menatap sepasang muda-mudi itu.
Keduanya tampak menunggu pesanan sambil berdiri.
Fitra kembali menyeruput susu jahenya. Ia tidak menanggapi keduanya. Alih-alih, matanya menatap layar televisi yang menyala di atas kasir, menempel di tembok.
Televisi menayangkan siaran berita. Tampak seseorang tengah diwawancara, seorang pria berusia 50-an tahun dengan keterangan pada banner bawahnya bertuliskan “Pengamat Sosial”.
Pelayan kafe tampak muncul dari pintu belakang ruang kasir. Ia membawa nampan berisi dua gelas plastik berisi capuccino, lalu meletakkannya di meja kasir.
Keduanya kemudian keluar dari kafe.
CUT TO
116. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT
Suasana dalam kafe tampak sepi. Hanya ada Christie, Gya, dan Fitra di dalamnya. Meja bundar yang satunya lagi kosong.
Kasir mengambil remote dan mengecilkan suara televisi.
Christie melirik sekilas Gya, tetapi belum mau berbicara.
Fitra sontak menoleh, sedangkan Gya tampak semakin tajam menatap Christie. Christie balas menatap kedua temannya itu satu per satu.
Fitra tidak menjawab. Ia balas menatap Christie.
CUT TO