Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Perjalanan Dinas (Bagian 2: Cirebon-Purworejo)
Suka
Favorit
Bagikan
16. PURWOKERTO-SOKARAJA-BANYUMAS

124. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT


Pemuda yang duduk sendirian kembali mengalihkan pandangannya dengan mengambil cangkir dan menyeruput isinya. Tak lama, ia berdiri, menuju kasir, melakukan pembayaran, dan keluar.

Wajah Fitra tampak tegang. Ia kesal dan marah.


FITRA
Kegiatannya apaan, laporannya lain lagi. Capek lama-lama, Bu. Otak, kok, dipakai buat mikirin mengarang indah. Mending bikin novel sekalian. (mendengkus kesal)


Christie tampak berusaha menguasai diri. Ia memasang ekspresi wajah datar seolah tidak terpengaruh kata-kata Fitra. Alih-alih, ia menatap tajam Fitra.


FITRA
Itu … sebenarnya kerjaan apaan, sih? Buat apa itu semua? Pernah kita mempertanyakan itu? Kenapa semua-semua alasannya “karena perintah pimpinan”? (mengatur napas)


Kasir di meja depan tampak melirik sekilas.


FITRA (CONT’D)
Saya jadi PNS bukan buat ngerjain kerjaan kayak gitu. Jangan samakan saya dengan … si Ferdi. (PAUSE) (menarik napas) Saya bukan orang yang menghalalkan segala cara kayak dia!


CUT TO


125. (PURWOKERTO) INT. KEDAI KOPI — NIGHT


Kasir dan pelayan kafe tampak melirik ke arah tempat duduk Christie, Fitra, dan Gya.

Fitra menatap Christie.


FITRA
Kenapa nembaknya ke saya? Kenapa bukan ke Pak Ferdi? Atau pejabat-pejabat Perencanaan Wilayah yang getol melobi tingkat atas?


Kasir dan pelayan tampak berbisik-bisik.

Fitra menghabiskan sisa susu jahenya.


FITRA
Sudahlah. Nggak usah bujuk saya lagi. (menatap tajam Christie). Sikap saya tetap sama. Kalau sampai surat mutasi saya turun, saat itu juga surat pengunduran diri saya melayang.


Gya menatap Fitra, lalu mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja.


GYA
Udah malam. Balik ke hotel aja, yuk.


Gya berdiri kemudian berjalan menuju pintu keluar tanpa menunggu kedua temannya. Di kasir, ia berhenti sebentar dan membayar.


GYA
Ini semuanya berapa, ya?

KASIR
Tunggu sebentar, ya. (lalu mengetik di komputer kasir)


DISSOLVE TO


126. (PURWOKERTO) INT. LOBI HOTEL — DAY


Jam dinding di lobi hotel menunjukkan sudah hampir pukul 10 pagi. 

Christie tampak berdiri di lobi. Ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam.

Petugas di lobi tampak mengetik guna menyelesaikan transaksi pembayaran hotel.


FRONT OFFICER (LAKI-LAKI, 25 TAHUN)
(tampak mengetik di komputer di depannya) Mbak ini … PNS, ya?

CHRISTIE
Iya. (mengeluarkan dompet)

FRONT OFFICER
Mau kuitansi kosong saja?

CHRISTIE
(terbelalak) Hah?


CUT TO


127. (PURWOKERTO) EXT. TEMPAT PARKIR HOTEL — DAY


Matahari belum tinggi tetapi tampak terang. Di kejauhan, tampak Gunung Slamet berdiri menjulang. Tingginya tampak mengintimidasi.

Gya berdiri di dekat mobil. Ia tampak mengenakan kaos oblong berwarna putih dan celana panjang hitam. Sweater abu-abunya tampak disampirkan di pundak. Sesekali ia bersandar sambil memandang ke utara menatap Gunung Slamet. Tampak pula ia mengeluarkan ponselnya dan memotret gunung tersebut.

LS: Gunung Slamet

Sub-title: “Purwokerto-Purworejo”


CUT TO


128. (PURWOKERTO) EXT. TEMPAT PARKIR HOTEL — DAY


Christie tampak berjalan dari lobi dan menghampiri Gya yang tengah sibuk membidik gambar dengan ponselnya di samping bagasi mobil.

Christie membuka bagasi dan memasukkan sebuah plastik putih berlogo hotel yang berisi baju kotornya. Ia kemudian menutup bagasi, membalik badan dan bersandar pada mobil.


CHRISTIE
(tampang kusut) Segitu jeleknya ya imej PNS?

GYA
(menoleh, bingung) Kenapa lagi, sih?

CHRISTIE
Aku tadi ditawari kuitansi kosong. (mendengkus)

GYA
Ha? (terbelalak, tapi kemudian malah tertawa tertahan) Hmpf….

CHRISTIE
Kenapa malah ketawa? (kesal)

GYA
Kalo nggak mau, buatku aja sini. (cekikikan)


Christie memelotot, lalu menggebuk pundak Gya.


CUT TO


129. (PURWOKERTO) EXT. TEMPAT PARKIR HOTEL — DAY


Fitra datang sambil menenteng tas ransel kecil, dan sebuah bungkusan plastik putih, juga berlogo hotel. Ia mengenakan jaket sport yang dipakainya sejak dari Bandung, jilbab berwarna biru langit, dan bawahan rok panjang berwarna abu-abu muda terang dan sedikit mengilap, senada dengan sepatu hiking-nya yang berwarna abu-abu. 

Fitra tampak melirik Christie sekilas yang tengah berdiri di samping mobil sambil melihat handphone. Namun, Fitra langsung melengos seolah tidak peduli. Ia kemudian membuka bagasi dan menaruh bungkusan plastik itu.

CU: isi dalam bagasi, tampak tangan Fitra memasukkan bungkusan plastik putih itu. Tangannya menggeser-geser plastik, termasuk plastik putih berlogo hotel milik Christie, dan sebuah bungkusan hitam. Tangan Fitra tampak berhenti di bungkusan hitam itu.


CUT TO


130. (PURWOKERTO) EXT. TEMPAT PARKIR HOTEL — DAY


Fitra tampak mengernyit melihat bungkusan di depannya. Ia lalu menoleh.


FITRA
Bungkusan plastik ini … punya siapa, ya?

CHRISTIE
(sedang memperhatikan ponsel, lalu menoleh) Oh, itu punya saya. (kemudian dengan cepat mengalihkan pandangan ke ponsel lagi) Itu isinya baju kotor. (menjawab sambil menatap ponsel)


Fitra tidak menanggapi lagi.

INTERCUT TO dalam bagasi, terlihat Fitra menutup bagasi. Lalu gelap.


CUT TO


131. (PURWOKERTO-SOKARAJA-BANYUMAS) EXT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH suasana jalan di pagi hari. Jalanan masih tampak relatif sepi.


MONTAGE:

Rumah Sakit Orthopaedi Purwokerto di sebelah kanan jalan.

Bangunan-bangunan di kiri dan kanan jalan.

Suasana pasar, tampak kendaraan-kendaraan lewat di jalan di tengah pasar termasuk sedan putih Fitra.

Jalanan sepanjang Sokaraja menuju Banyumas, sesekali berpapasan dengan bus besar.

Alun-alun Banyumas di sebelah kanan jalan.

Rombongan siswa sekolah yang tengah bersepeda.

Rombongan siswa sekolah berseragam olahraga.


CUT TO


132. (BANYUMAS) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


ESTABLISH jalanan yang berkelok. Kontur jalan terlihat menanjak. Terlihat pepohonan di kiri dan kanan jalan. Beberapa kali tampak pula orang-orang berpakaian lusuh seperti pengemis yang berdiri di sisi jalan.

Mobil terus melaju. Fitra tampak memegang kemudi dengan serius. Gya duduk di sebelahnya, sedangkan Christie duduk di belakang, sibuk dengan ponselnya.


GYA
Chris….

CHRISTIE
(menengadah) Ya?

GYA
Aku masih bingung sama kamu.


Christie terdiam. Matanya beralih melihat keluar.

Fitra melirik dari kaca spion di atasnya.


GYA
Sebenarnya ada apa, sih? Rapatnya masih lanjut? Mana berangkatnya santai banget lagi. (menunjukkan jam tangannya)

CHRISTIE
(masih melihat keluar) Rapat tanpa saya, kan, masih bisa, Gy. (nada cuek)

FITRA
(menyambar) Rapatnya udah nggak penting lagi. Ya, kan?


Gya tampak terkejut, lalu menoleh.


FITRA
Bu Christie pikir saya nggak tahu apa-apa? Beritanya ada di mana-mana, kok.

GYA
(mengernyit) Berita apa?


Fitra tidak langsung menjawab. Ia malah memasang lampu sign kanan dan menyusul truk di depannya, lalu mengklakson.

SFX: TIN!


CUT TO


133. (BANYUMAS) INT. JALAN RAYA — DAY


Fitra menoleh sekilas sambil tetap berkonsentrasi pada jalan di depannya.


FITRA
Berita rapat kabinet di Yogyakarta. (melirik kaca spion di atasnya)

GYA
Kenapa beritanya?

FITRA
Tanya aja ke Bu Christie.


Christie tampak terkejut.


FITRA
Mau Ibu yang ngomong, atau saya?


CUT TO


134. (BANYUMAS) EXT./INT. JALAN RAYA — DAY


WIDESHOT jalur berkelok di pegunungan, tampak kendaraan-kendaraan melintas. Salah satunya adalah sedan putih Fitra.

Fitra menyetir sambil sesekali melihat ke arah kaca spion di atasnya.


FITRA
Ayo, Bu. Mau saya yang ngomong, atau Ibu?

GYA
(bingung) Ini soal apa, sih, Fit?

FITRA
Soal sebagian pegawai Ditjen Perencanaan Wilayah yang nggak dipindah dari Kementerian Infrastruktur.


Fitra menekan mode sport pada perseneling, kemudian menekan kuat-kuat pedal gas. Kendaraan melaju dengan lebih cepat. Dua mobil di depan berhasil disusulnya.

Gya tampak tersentak dengan tindakan Fitra.

CAMERA PAN TO mobil sedan putih yang melaju di jalanan berkelok. 


CUT TO



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar