Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Montase
Suka
Favorit
Bagikan
16. Act 2 (11)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

MONTAGE - VARIOUS

1) INT. GEDUNG TEATER RUPAKATA - RUANG PEMENTASAN - SIANG HARI

Reina menampilkan monologue nya. Semua kagum melihatnya.


2) INT. BAR - MALAM HARI

Irham bernyanyi dengan penuh semangat. Seluruh pengunjung Bar - termasuk Reina, Wildan, Leo, Poppy, dan Clara - ikut bernyanyi dan menari mengikuti musik.


3) INT. GEDUNG TEATER RUPAKATA - RUANG PEMENTASAN - SIANG HARI

Poppy memberikan arahan ke Reina. Mereka saling tertawa di sela-sela diskusi. Leo dan Irham mengerjai Poppy dan Reina dengan mencoret muka mereka memakai cat. Jengkel, Poppy dan Reina memukuli mereka dan saling mengejar. Clara yang sedang di kursi penonton tertawa melihat mereka bersama Wildan yang sedang mengambil foto mereka.


4) INT. BAR - MALAM HARI

Reina, Poppy, dan Clara semakin asik bernyanyi dan menari, mereka saling merangkul. Wildan mengambil foto Reina dan sahabat-sahabatnya itu. Reina terlihat sangat bahagia bersama mereka.

END OF MONTAGE


INT. KAMAR KOST REINA - SIANG HARI

Wildan dan Reina bersantai di kasur sembari melihat-lihat hasil desain Wildan di laptop.

REINA
Ini keren sih. Jago juga ngeditnya.
WILDAN
Masa cuman segitu pujiannya. --- “Ya ampun Wildan, kamu keren banget deh, ganteng lagi. Gak salah aku milih kamu.” Kayak gitu coba ngomongnya, ayo.
REINA
Apaan sih ... Enggak ... Enggak ... Wil...
WILDAN
Ayo dong, cobain ... Ayo, bisa bisa ...

Reina dan Wildan saling bertatap-tatapan. Reina tertawa dan mendorong pelan wajah Wildan.

REINA
Apa sih, udah sana lanjutin.
WILDAN
Okaay.

Reina tiba-tiba merasakan sakit di dadanya dan batuk-batuk.

WILDAN
Kenapa ? Sakit dadanya ?

Reina menggelengkan kepalanya dan masih memegang dadanya.

REINA
Gak apa-apa. Lanjutin lagi aja.
WILDAN
Serius ? Mau ke rumah sakit ?

Wildan melihat Reina dengan sangat khawatir.

REINA
Udah gak apa-apa, beneran. It’s okay . Lanjut lagi. Sorry.

Wildan kembali melanjutkan pekerjaannya, masih sedikit khawatir. Reina memperhatikan Wildan yang bekerja, ia menahan rasa sakit di dadanya. Rasa sakit itu semakin tak tertahankan, ia mengelus dadanya dan menutup mulutnya. Sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak batuk. Reina berjalan cepat-cepat ke kamar mandi dan menutup pintu dengan keras, membuat Wildan tercengang. Khawatir dengannya, Wildan mengetuk pintu kamar mandi dan memastikan keadaan Reina.

WILDAN
Rei...
(kembali mengetuk)
Rei, loe kenapa ?

Wildan tidak mendengar dengan jelas karena derasnya air keran. Wildan kembali mengetuk dan memastikan.

WILDAN
Rei... Rei, loe gak apa-apa ?
(mengetuk dengan keras)
Rei !

Wildan mengetuk berkali-kali lalu berhenti.

WILDAN
Rei, gue masuk ya ?

Wildan membuka pintu perlahan-lahan.

WILDAN
Rei---

Betapa terkejutnya Wildan melihat Reina terduduk lemas di dekat toilet dengan mulut dan bajunya yang bersimbah darah. Darah pun berceceran di sekitar lantai dan tempat duduk toilet. Wildan cepat-cepat menghampirinya. Ia mengambil tisu di dekatnya dan membersihkan mulut Reina.

REINA
Darahnya... Darahnya banyak banget Wil. Gue gak ngerti... Darahnya banyak banget ---
WILDAN
Kita ke rumah sakit ya...

Wildan sibuk membersihkan darah di mulut Reina. Reina tidak sengaja batuk di depan Wildan, darahnya sedikit terciprat di baju Wildan. Wildan dengan telaten membersihkan darahnya lagi.

REINA
Maafin gue Wil... Maafin...
WILDAN
Udah gak apa-apa, gak apa-apa. Kita ke rumah sakit sekarang ya. Ya ?


EXT. RUMAH SAKIT - JALAN MASUK UGD - SIANG HARI

Wildan membuka pintu mobil dan menggendong Reina yang terkapar lemas.

WILDAN
Pak, tolong Pak !

Dua satpam yang berjaga membantu Wildan membawa Reina masuk ke dalam UGD.


INT. RUMAH SAKIT - UGD - KEMUDIAN

Para Suster memasang selang oksigen dan melakukan tindakan medis ke Reina. Salah satu suster menghampiri Wildan.

SUSTER
Mas tunggu di luar sebentar ya.

Wildan mengangguk. Ia berjalan keluar ruang UGD, dan memerhatikannya terdiam dari luar.


INT. RUMAH SAKIT - KAMAR TIDUR PASIEN - SIANG HARI

Wildan duduk di kursi tunggu tidak jauh dari kamar Reina, sambil merenung memandangi jari-jemarinya. Wildan melihat Dokter Eva keluar dari kamar Reina disusul Yuda. Dokter Eva mencoba menenangkan Yuda dan izin untuk pamit. Yuda melirik ke arah Wildan, Wildan tidak berani menatapnya. Yuda menghampiri Wildan. Mereka hanya duduk dan terdiam. Yuda mengelus pundak Wildan, mencoba menenangkannya.


INT. MOBIL REINA - SIANG HARI

Hujan turun dengan deras. Lampu lalu lintas berubah merah. Wildan menghentikan mobilnya. Ia melamun sambil mendengarkan rintik air hujan.


INT. RUMAH SAKIT - KAMAR REINA - SORE HARI

Reina masih tidak sadarkan diri. Di sampingnya, Donna memegang tangannya dan menangis. Hassan mencoba menenangkan Donna.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar