INT. RUMAH SAKIT - RUANGAN DOKTER EVA - SIANG HARI
Reina (27) , duduk termenung, memandang kosong Dokter Eva (40) yang sedang menjelaskan sesuatu kepadanya. Suara Dokter Eva samar-samar. Reina tidak fokus mendengarkannya. Setelah menjelaskan panjang lebar, Dokter Eva berhenti dan menatap Reina.
DOKTER EVA
Ada yang ingin kamu tanyakan soal ini ? Mungkin soal kemoterapi nya , atau apapun ?
REINA
Berapa lama lagi saya akan hidup ?
DOKTER EVA
Sebaiknya kamu tidak terpengaruh dengan hal seperti itu. Kalau kamu terus semangat menjalani pengobatan atau terapi yang saya berikan, kamu pasti akan bertahan. Semuanya tuhan yang mengatur. Tinggal bagaimana usaha kita untuk mau sembuh.
REINA
Pasti bentar lagi kan ? Gak lebih dari sebulan ? Iya kan dok ?
DOKTER EVA
Itu semua hanya prediksi Rei. Tidak ada yang tahu pasti berapa lama manusia akan hidup.
REINA
Terus prediksi dokter berapa ? Gak apa-apa Dok, kasih tahu aja. Saya ingin tahu Dok.
Dokter Eva dengan berat hati memberitahukannya.
DOKTER EVA
Melihat kondisi sel kanker kamu yang sudah mulai menyebar ke organ-organ vital di tubuhmu ... Prediksi yang bisa saya berikan, sekitar 2 bulan.
REINA
Berarti saya gak harus menjalani pengobatan yang disarankan Dokter kan ? Jadi waktu dan uang saya gak akan terbuang sia-sia.
DOKTER EVA
Rei ... kalau kamu tidak menjalankan pengobatan yang saya berikan, sel kanker di tubuh kamu akan semakin cepat menyebar, kamu akan merasakan sakit yang luar biasa, dan aktifitas kamu akan semakin terganggu karena tubuh kamu lemah. Obat yang saya berikan ke kamu itu hanya untuk menahan rasa sakit. Kalau kamu mengikuti pengobatan ini, mungkin,akan ada kejaiban buat kamu. Yang penting kita berusaha dulu.
Reina hanya tertawa kecil mendengarkan penjelasan Dokter Eva. Reina tidak bisa berkata apa-apa.
DOKTER EVA
Semua kembali lagi kepada kamu. Memang tidak mudah untuk menjalaninya. Tapi saya janji, untuk bisa membantu kamu semaksimal mungkin. Kamu gak usah khawatir, ya ?
Reina menatap Dokter Eva dengan sinis.
INT. RUMAH SAKIT - KAMAR MANDI - SIANG HARI
Reina membilas mukanya. Ia menghela nafas, menenangkan pikirannya. Ia menatap wajahnya di cermin sejenak dan menyadari perubahan kecil di wajahnya. Sedikit pucat dan terlihat agak tirus. Ia mengeringkan wajahnya dan meriasnya dengan make-up.
EXT. RUMAH SAKIT - TEMPAT PARKIR MOBIL - SIANG HARI
Reina berjalan cepat menuju mobilnya dengan penampilan yang lebih segar. Ia mengambil kunci mobil dan masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan rumah sakit.
INT. MOBIL REINA (BERGERAK) - SIANG HARI
Reina fokus menatap jalan. Reina mengganti saluran radio. Ia memilih saluran radio berita.
RADIO (V.O.)
Kebakaran hebat terjadi di pemukiman padat penduduk pada Kamis dini hari. Konsleting arus litrik menjadi penyebab utama kebakaran hebat itu terjadi yang mengakibatkan 1 rumah ludes terbakar. Tidak ada korban jiwa di dalam peristiwa tersebut. --- Seorang gadis berusia 11 tahun dilecehkan oleh ayah kandungnya sendiri saat sang korban sedang tertidur pulas di kamarnya. Dilaporkan---
Reina langsung mematikan radionya dan kembali fokus ke jalan. Handphone miliknya berdering di atas dashboard. Ia mencoba mengambilnya.
DI LAYAR HP - Leo
Reina tidak menjawabnya dan melemparkan hp nya ke kursi di sebelahnya.
INT/EXT. MOBIL REINA / JALANAN - SIANG HARI
Reina menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang terlihat sepi. Ia terdiam memejamkan matanya dan mencoba menahan emosinya. Lalu Reina berteriak sekencang mungkin, melepaskan semua emosinya.
Dari luar kaca mobil, terlihat Reina memukul-mukul setir mobil dan terdengar suara klakson mobilnya bergema di jalan yang sepi itu.
Reina menangis, menempelkan dahinya di setir mobil. Reina mengangkat kepalanya dan mencoba menenangkan dirinya. Terlihat eyeliner matanya luntur. Handphone-nya berdering kembali. Reina mengacuhkannya. Reina menghapus air matanya dan menatap cermin. Ia terkejut dengan penampilannya. Ia mencoba menghapus lunturan eyeliner-nya tapi tidak bisa hilang. Ia mengambil tempat make-up-nya dan mencari pembersih muka. Ia tidak membawanya. Ia membasahi tisu dengan air minum dan mencoba membersihkan eyeliner-nya lagi. Tetap tidak hilang. Leo menelponnya lagi, dan kali ini ia menolak panggilannya. Ia membuang tisu ke luar jendela dan melihat ke cermin
REINA
Bodo amat.
Ia menyalakan mesin mobil dan pergi dari tempat itu.
EXT. GEDUNG KOMUNITAS TEATER RUPAKATA - SIANG HARI
Reina memakirkan mobilnya. Di dekat pintu masuk, Leo (27) dan Clara (20) sedang berbincang santai. Reina menghampiri mereka. Mereka terkejut melihat penampilan Reina.
LEO
Kalau pakai eyeliner tuh di mata, jangan ke pipi-pipi. Mau jadi Joker loe.
REINA
Udah gak usah banyak bacot. Minta pembersih wajah.
LEO
Dih main minta aja, sopan banget ya. Chat gue dibaca gak ?
REINA
Chat apaan ?
LEO
Tuh kebiasaan, telpon gak pernah diangkat, chat gak pernah dibaca --- Tadi kita mau nitip cemilan, mumpung loe lagi di luar. Makannya kita nungguin di sini, dikira dibaca.
REINA
Kan ada yang bawa motor, tinggal ke minimarket, males banget sih. Udah cepet minta pembersih wajah.
LEO
Yang loe abis ?
REINA
Gak bawa lupa.
LEO
Kan loe bawa mobil. Beli aja di minimarket. Males banget.
Reina melihat sinis ke Leo.
REINA
(ke Clara)
Punya pembersih muka ?
CLARA
(ragu-ragu)
A...Ada kak. Tapi itu...
REINA
Gue minta ya.
(berjalan ke dalam)
Di tas loe,kan. Gue ambil ya. Thanks.
Clara tidak bisa menolaknya. Leo memukul pundak Clara.
LEO
Kenapa dikasihin ?
CLARA
Gak enak kak.
LEO
Heeuh... Ya udah, ke minimarket dulu, temenin.
INT. GEDUNG TEATER RUPAKATA - TEMPAT PERTUNJUKKAN - SIANG HARI
Para anggota komunitas teater telah berkumpul di kursi penonton, bercengkrama satu sama lain. Leo dan Clara baru datang dari minimarket, membawa belanjaan yang banyak dan membagikan titipan teman-temannya. Reina duduk menjauh dari kerumunan sambil memainkan HP. Julian (40), ketua komunitas masuk ke dalam ruangan dan menyapa mereka semua.
JULIAN
Siang semua.
SEMUA
Siang.
Para anggota yang hadir mencari tempat duduk masing-masing. Reina menaruh HP-nya ke saku celana.
JULIAN
Sebelumnya, saya ingin mengucapkan terima kasih karena kalian sudah menyempatkan hadir siang hari ini, dan ... Saya ingin minta maaf juga, kasih tahunya dadakan ke kalian, karena informasinya sangat penting dan harus diberitahukan segera --- Okay, langsung aja ke intinya yah. Jadi apa yang akan saya sampaikan ini, bukan berita yang bagus, bagi kita semua. Kemarin saya rapat, dengan para donatur komunitas ini, dan hasilnya adalah ... mereka memutuskan untuk, menutup dan membubarkan komunitas Teater Rupakata ... permanen, selamanya.
Anggota komunitas terkejut mendengar berita tersebut. Reina tetap tenang, walaupun dalam hati ia sama terkejutnya dengan mereka.
JULIAN
Saya sebenernya sudah berdiskusi sama mereka beberapa kali tentang hal ini tapi, mereka bersikeras ingin membubarkan komunitas ini dikarenakan, keuntungan yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Apalagi, penonton terbanyak kita adalah, anak-anak SMP atau SMA, sehingga menurut mereka, tidak ada prospek yang bagus ke depannya untuk Rupakata. Saya pribadi, sangat berat untuk melepas komunitas yang sudah saya anggap sebagai rumah kedua saya. Tapi di satu sisi, saya tidak bisa menyalahkan mereka. Saya benar-benar minta maaf sebesar-besarnya sama kalian karena tidak bisa mempertahankan komunitas ini, dan saya ucapkan terima kasih banyak sama kontribusi, dedikasi, dan rasa cinta kalian terhadap komunitas Teater Rupakata selama ini. Tanpa kalian, Teater Rupakata tidak akan ada apa-apanya. Memang Rupakata bukan teater yang besar, tapi komunitas ini akan selalu menjadi rumah saya dan saya sudah anggap kalian sebagai keluarga. Saya juga merasa sangat beruntung sekali bisa bekerja dan membuat karya yang luar biasa bersama kalian. Sekali lagi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya dan saya ucapkan terima kasih banyak. Semoga kalian bisa lebih berhasil lagi di luar sana.
Anggota komunitas berdiri dan memberikan tepuk tangan kepada Julian. Julian tersenyum lebar melihatnya dan ikut bertepuk tangan untuk mereka. Reina hanya duduk melihat mereka.
JULIAN
Oh, hampir lupa, satu lagi. Sebagai ucapan terima kasih saya dan para donatur kepada kalian semua, kami akan memberikan kalian uang perpisahan, dan ... nama kalian sudah saya titipkan di salah satu talent agency terkenal punya sahabat saya. Jadi sewaktu-waktu ada panggilan casting , kalian pasti langsung dipanggil, ga usah nunggu-nunggu lagi. Semoga ini bisa menghibur hati kalian dan membuat kalian lebih semangat lagi dan lebih termotivasi lagi untuk menjadi aktor dan aktris terkenal.
IRHAM
Nah itu yang saya tunggu-tunggu ... Dikira gak akan dapet apa-apa.
(ke Leo)
Iya gak?
Semua melihat dengan pandangan sinis ke Irham (27) yang tersenyum lebar mendengar perkataan Julian. Irham melihat mereka canggung, dan akhirnya sadar dengan perkataanya yang kurang pantas.
IRHAM
Makasih Bang, makasih banyak.
(tepuk tangan)
Hidup Rupakata. Hidup Bang Julian. Semangat, semangat... WOOW!
JULIAN
(tertawa)
Sama-sama Irham.
Semuanya ikut bertepuk tangan.
LEO
(ke Irham)
Muka dua dasar !
IRHAM
Sendirinya juga seneng kan ?
LEO
Iya sih...
INT. KAFE KUFI - SORE HARI
Suasana lumayan ramai sore itu. Alunan musik jazz menambah hangat suasana setelah turun hujan. Reina dan teman-temannya duduk di meja dekat dengan jendela besar. Masih terlihat rintik-rintik bekas hujan di jendela. Reini fokus bermain game di HP nya saat Leo, Clara, dan Poppy (27) sedang mendiskusikan sesuatu. Irham menyadari raut wajah Reina yang tidak seperti biasanya.
IRHAM
Muka kok kusut banget. Nih ada cowok ganteng, senyum dong.
Reina melihat secara tajam dan dingin ke Irham.
IRHAM
Eh i...Iya, maaf, maaf... Lanjut lagi lanjut.
Irham tersenyum canggung ke Reina dan menyeruput kopinya. Reina melanjutkan kesibukannya.
LEO
Males balik ah gue, pasti diomelin nyokap. “Udah emak bilang jadi aktor tuh gak akan kaya, coba loe jadi PNS dari dulu, udah beliin emak mobil, rumah, biayain emak naik haji” dan lain-lain... Pusing gue.
(ke Irham)
Ham, gue nginep di rumah loe dulu ya. Loe kan anak baik, anak sholeh, ya ya ?
IRHAM
Loe mau tidur di mana ? Rumah gue kan sempit.
LEO
Ya berduaan lah di kamar loe.
IRHAM
Idih najis. Enggak enggak. Masih lurus gue Le.
LEO
Ya gak gitu Ham. Emang gue cowok apaan. Orang sama-sama cowok kok, kenapa sih ?
IRHAM
Eh, gue tidur berdua aja sama adek gue yang cowok, pintu kamar gak boleh di tutup sama bokap gue, takut ngapa-ngapain. Gimana sama loe coba, udah di ruqyah gue.
LEO
Alesan loe...
(ke Clara)
Gue nginep di loe ya Ra ? Ya ?
CLARA
Bukannya gak mau kak. Tapi, kamar Clara kan sempit, Kak Leo pernah dateng kan waktu itu ? Lagian kita kan bukan muhrim kak. Gak enak dilihat tetangga.
IRHAM
Tahu loe Le nyusahin orang aja. Tinggal balik ke Rumah, apa susahnya sih. Lagian nyokap Loe gak bakal ngusir kali.
LEO
Ya iya, tapi kalau udah cerewet tuh, aduuh ... bising, gak akan selesai selesai, males gue.
POPPY
Gue ada ide.
LEO
(ke Poppy)
Gue boleh nginep di rumah loe ?
POPPY
(Ke Leo)
Enggak...
(Ke semuanya)
Jadi gini. Gue punya ide, mau bikin sebuah pertunjukan terakhir untuk Rupakata. Ya itung-itung juga sebagai ucapan terima kasih kita ke Bang Julian, karena udah baik banget sama kita. Gue pingin, pertunjukkannya itu,berupa drama, yang bisa memperlihatkan talenta kita sebagai seorang Aktor. Karena kan biasanya suka ada yang tampilnya cuman sebentar, jadi gak pernah sempet untuk nunjukin bakat mereka. Nah, pertunjukkan kali ini, gue mau semua anggota Rupakata punya kebebasan dan tempat untuk menunjukan bakat mereka. Nanti gue akan usahain untuk undang produser-produser dan orang-orang yang punya kenalan di dunia hiburan untuk jadi penonton kita. Ya siapa tahu, kita bakalan diajak kerja sama, sama mereka. Gimana ?
CLARA
Bagus sih kak idenya. Tapi, budget-nya darimana ya kak ?
IRHAM
Nah iya tuh bener. Kita semua kan pengangguran. Uang perpisahan juga belum cair.
POPPY
Kalau soal budget , kalian gak usah pikirin. Itu biar gue yang tanganin. Pokoknya sekarang kalian tinggal bantuin gue cari konsep si dramanya aja. Okay?
IRHAM
Wuihh, emang Poppy tuh, temen gue paling baik, pinter lagi. Bersyukur banget gue jadi temennya.
LEO
Iya, tapi Poppy yang gak bersyukur dapet temen matre kayak loe. Nih si Irham kayanya gak pernah tulus berteman sama kita. Mau duitnya aja.
IRHAM
Ya kagak Le. Tulus gue beneran. Gue sayang banget sama kalian. Sayaaang banget.
Irham memeluk Leo dengan erat.
LEO
Apaan sih, najis! Najis!
Ketika semua sedang sibuk bercanda, Reina masih fokus dengan HP nya, membaca pesan grupnya. HP nya berdering. Satu notifikasi berbunyi di HP nya, sebuah pengingat. Tertulis ‘REUNI SMA'.
Reina melepas pandangannya dari HP sejenak, lalu memasukkannya ke tas. Ia berdiri dan meninggalkan teman-temannya.
POPPY
Eh Rei Rei, mau kemana ?
REINA
Sorry gue buru-buru, ada urusan. Nanti chat aja ya, bye .
Reina keluar dari kafe dan meninggalkan mereka yang kebingungan.
POPPY
Tuh anak kenapa sih ? Aneh banget gelagatnya dari tadi.
LEO
Loe kayak gak kenal dia aja. Dia kan begitu orang nya. Misterius.
Mereka melanjutkan diskusinya dan melupakan apa yang terjadi.