Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Montase
Suka
Favorit
Bagikan
7. Act 2 (2)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. RUMAH KAKEK DAN NENEK WILDAN - SIANG HARI

Wildan mengetuk pintu rumah. Kakek Wildan (Teguh, 88) membuka pintu dan langsung memeluknya.

TEGUH
Apa kabar kamu ? Sehat?
WILDAN
Sehat kek, kakek apa kabar ?
TEGUH
Sehat sehat. Ayo masuk.


INT. RUMAH KAKEK DAN NENEK WILDAN - KEMUDIAN

Teguh menutup pintu. Wildan melihat-lihat sekitar rumah. Sudah lama ia tidak berkunjung ke rumah kakek dan neneknya.

WILDAN
Nenek mana ?
TEGUH
Lagi dandan biasa, lama banget. Ada kayanya setengah jam di dalem. Tadi aja teriak-teriak minta dicariin lipstick nya.

Wildan tersenyum mendengar keluhan kakeknya. Tak lama Nenek Wildan (Fifi, 88) keluar menghampiri mereka dengan penampilannya yang cantik.

WILDAN
Mau kemana kakak cantik ? Nanti ada yang godain loh.
FIFI
Siapa juga yang mau ngegodain di makam. Ada-ada aja deh. Yuk udah siap semuanya ?
TEGUH
Udah, udah siap semua, dari seminggu yang lalu.
FIFI
Ya maaf deh, kan udah lama gak jalan-jalan bertiga kayak gini. Yuk.
TEGUH
Wil, kamu yang nyetir ya.
FIFI
Nanti berhenti dulu beli bunga ya.
WILDAN
Iya.

Mereka meninggalkan rumah.


EXT. PEMAKAMAN UMUM - SIANG HARI

Mereka sampai di makam Firman. Teguh membersihkan kuburannya dari daun-daun kering.

TEGUH
Man, ini ada kakek, nenek, sama, wil. Maaf ya gak kesini-sini, kita sibuk sama urusan masing-masing. Tapi kita gak pernah lupa sama kamu.

Teguh memegang batu nisan Firman, melihatnya terdiam, mengingat kembali sang cucu yang telah meninggalkannya bertahun-tahun.

TEGUH
Yuk, kita berdoa.

Fifi mendekat ke kuburan Firman, Teguh dan Fifi memejamkan mata dan memanjatkan doa. Wildan tetap berdiri memerhatikan kuburan sang kakak. 

Terlihat di Batu Nisan Firman - Firman Argani ; Lahir 16-01-1990 ; Wafat 05-08-2020 . 

Diam-diam, Wildan menitikkan air mata dan cepat-cepat menghapusnya sebelum terlihat oleh kakek dan neneknya. Fifi menaruh ikat bunga di dekat batu nisan. Sebelum mereka pergi, Wildan memegang batu nisan kakaknya, lalu pergi meninggalkan pemakaman.


INT. KAFE - SIANG HARI

Wildan fokus melihat HP nya, Di Layar HP - Foto Wildan merangkul Firman. Wildan memakai Toga wisudanya, Firman memakai Seragam TNI AD. Mereka terlihat sangat bahagia.

Teguh dan Fifi masih sibuk memesan makanan ke pelayan (perempuan, 20an).

TEGUH
Kalau yang ini gak pedes kan yah ?
PELAYAN
Enggak pak, tapi kalau mau ditambah pedes juga bisa.
TEGUH
Ya udah yang ini aja. Jangan pakai pedes ya.
PELAYAN
Yang ini ya pak satu. Kalau ibu ?
FIFI
Ini aja. Ditambah topping kejunya ya mbak.
PELAYAN
Ekstra topping keju. Okay, sudah semua ya pesanannya. Boleh saya ambil menu nya ? Silahkan ditunggu. Terima kasih.

Pelayan pergi meninggalkan meja.

FIFI
Kamu kok mesen dessert aja, gak laper ?

Wildan masih fokus melihat HP nya.

WILDAN
Enggak Nek. Lagi Diet.
FIFI
Diet, diet, es krim pesennya.
TEGUH
Pacarmu gimana kabarnya ?

Wildan selesai dengan HP nya dan menaruhnya di meja.

WILDAN
Pacar ?
TEGUH
Iya, yang waktu itu pernah di bawa ke rumah loh, siapa namanya ?
FIFI
Melly, Eh... Sarah.
TEGUH
Bukan Vina...Vina Kan ?
WILDAN
Lita...
TEGUH DAN FIFI
Litaaa.
WILDAN
Udah putus. 3 bulan lalu.
FIFI
Loh, kenapa putus ?
WILDAN
Udah gak ada kecocokan aja. Lagian Wildan mau fokus berkarir dulu. Studio Wildan kan belum terlalu sukses. Wildan juga belum punya apa-apa.
TEGUH
Fokus berkarir boleh, tapi usaha mencari jodoh juga jangan berhenti.
WILDAN
Jodoh kan udah ada yang ngatur. Nanti juga bakal dateng dengan sendirinya.
TEGUH
Ya memang betul, jodoh dan kematian sudah tuhan yang mengatur. Tapi kalau kamu diem aja, gak ada usahanya ya, sama aja bohong. Mau kamu jadi perjaka tua?
FIFI
Huush, ngomong ke cucunya kok kaya gitu. Gak baik ah.
(ke Wildan)
Kamu memang gak lagi nyari Wil ?

Wildan menggelengkan kepala.

FIFI
Yah sayang banget. Padahal kemarin nenek ketemu sama temen nenek, cucunya itu baru aja gagal tunangan, terus nenek cerita tentang kamu, ya udah nenek kasih lihat aja foto kamu ke temen nenek. Terus katanya pas cucunya itu lihat foto kamu, dia tertarik loh. Nih nenek kasih lihat foto cucu temen nenek, siapa tahu kamu juga tertarik.

Fifi memperlihatkan fotonya kepada Wildan. Wildan hanya melihat sebentar lalu dikembalikan lagi.

TEGUH
Mana coba lihat ...
FIFI
Gimana Wil ? Tertarik ?
WILDAN
Cantik sih, cuman ... Lagi gak mau aja.
TEGUH
Kamu ini. Nanti nyesel loh.
PELAYAN
Permisi ...

Pelayan datang membawa minuman dan dessert pesanan mereka. Wildan memerhatikan gerak-gerik pelayan itu.

PELAYAN
Makanannya sebentar ya.

Pelayan pergi meninggalkan meja. Wildan masih menatapi pelayan tersebut.

TEGUH
Atau mau kakek mintakan nomor pelayan tadi ?
WILDAN
Apaan sih Kek.
TEGUH
Dari tadi kakek lihatin, pandanganmu itu gak pernah lepas dari pelayan itu. Nanti kalau ke sini, kakek tanya yah ...
WILDAN
Udah gak usah Kek. Kenapa sih ...

Mereka menikmati minuman mereka selagi menunggu pesanan yang lain datang.

PELAYAN
Permisi.

Pelayan menaruh makanan ke meja dengan hati-hati.

PELAYAN
Sudah semua ya pesanannya. Kalau ada yang mau dibantu, panggil saya aja.
TEGUH
Oh iya mbak ...

Wildan menatap tajam kakeknya. Memohon untuk tidak mepermalukannya.

PELAYAN
Iya Pak ...
TEGUH
Cucu saya mau ---
WILDAN
--- Mau pesen yang ini satu.
PELAYAN
Boleh. Mau pedes ?
WILDAN
Gak usah.
PELAYAN
Baik. Ditunggu ya.

Pelayan itu menatap Wildan dan tersenyum. Wildan tersenyum kepadanya.

TEGUH
Alaah malu-malu tapi mau kamu ini.
WILDAN
Orang tadi senyum. Masa gak disenyumin balik.
TEGUH
Beda itu senyumnya. Bukan senyum sopan. Tapi senyum menggoda.
WILDAN
Apa sih Kek. Orang biasa aja kok.
FIFI
(ke Teguh)
Udah, udah, makan ah. Malah digodain cucunya. Nangis nanti.
WILDAN
Tahu nih kakek. Jangan-jangan kakek kan yang mau nomornya ? Iya kan? Pura-puranya aku yang mau, terus nanti kakek minta dari aku? Gitu kan kek?
FIFI
(ke teguh)
Ooh gitu. Mau kamu?
TEGUH
Enggak. Kok malah jadi --- Wah nih cucu kurang ajar nih. Adu domba nih.
WILDAN
Cubit nek cubit.

Fifi mencubit dan memukul-mukul Teguh. Mereka saling bercanda. Wildan tertawa melihatnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar