Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH REZA DAN ANYA - KAMAR TIDUR - SORE HARI
Anya (33) mengambil beberapa pakaian dari lemari dan menaruhnya di atas kasur.
Reina melihat dan memilih gaun, jas, dan beberapa pakaian lainnya untuk ia pakai ke pesta.
Anya mengambil gaun panjang berwarna hitam.
Anya tidak berkata apa-apa dan menaruh kembali gaunnya.
Anya mencari kembali dan mengambil blazer warna hitam.
Anya keluar menuju gudang.
Reina merapihkan tumpukan baju di atas kasur. Ia berhenti sejenak dan memegang lengannya. Ia merasakan lengannya lebih kecil dari sebelumnya, tapi ia menghiraukanya dan lanjut menaruh pakaian ke dalam lemari.
INT. RUMAH REZA DAN ANYA - KAMAR TIDUR - SORE HARI
Reina duduk di depan meja rias sambil menikmati wajahnya dirias oleh Anya.
Reina dan Anya memandang cermin.
Anya memakaikan lipstik ke bibir Reina. Reina hanya diam memandangi kakak iparnya itu.
EXT. RUMAH REZA DAN ANYA - HALAMAN DEPAN - SORE HARI
Anya mengantarkan Reina sampai depan mobilnya. Reina memeluk Anya sebagai ucapan terima kasih.
Reina membuka pintu mobil.
Reina berhenti dan melihat Anya.
Reina tersenyum mengangguk. Ia masuk ke dalam mobil dan membuka kacanya. Ia melambaikan tangannya, tersenyum melihat Anya yang dibalas kembali oleh Anya. Mobil pergi meninggalkan rumah Anya. Reina menutup kaca mobil. Ia menghilangkan senyuman dari wajahnya dan menyetir dengan raut muka serius menatap jalanan, sambil memikirkan apa yang baru dikatakan Anya.
INT. MOBIL REINA (BERGERAK) - MALAM HARI
Mobil-mobil sudah memenuhi tempat parkir di gedung serbaguna itu. Reina kesulitan menemukan tempat kosong. Ia mengelilingi tempat parkir untuk memastikan masih ada ruang kosong untuk mobilnya. Setelah berputar-putar, akhirnya satu tempat tersisa untuk Reina. Tanpa ragu ia langsung memakirkan mobilnya.
Reina memeriksa penampilannya di kaca mobil, semuanya tampak sempurna. Ia mengambil tasnya dan keluar dari mobil.
EXT. TEMPAT PARKIR - KONTINU
Reina mengunci mobilnya dan memastikan pintunya terkunci. Ia berjalan menuju Gedung Serbaguna. Dari belakang, sekelompok wanita muda mendahului Reina sambil tertawa satu sama lain dengan dandanan mereka yang luar biasa mempesona. Reina merasa sedikit tidak percaya diri. Ia memeriksa penampilannya dari jendela belakang mobil. Sekarang ia merasa percaya diri lagi.
EXT. GEDUNG SERBAGUNA - MALAM HARI
Reina menghampiri meja penerimaan tamu.
Panitia mencari namanya di daftar tamu.
Reina menandatangani kolom namanya dan masuk ke dalam gedung.
INT. GEDUNG SERBAGUNA - KEMUDIAN
Musik pesta meramaikan suasana reuni itu. Sebuah spanduk besar bertuliskan “WELCOME HOME” terpajang di atas panggung. Suasananya sangat penuh dan ramai. Para tamu yang datang ada yang berpose bersama teman-temannya, menari di lantai dansa, menikmati hidangan yang disediakan, dan juga berbincang-bincang bersama.
Reina menuju tempat minuman sebelum bertemu dengan teman-temannya. Banyak jenis minuman yang di sediakan termasuk minuman beralkohol.
Pelayan memberikan segelas lemon tea dingin untuk Reina. Reina meminumnya sambil melihat-lihat sekitar. HP-nya berdering.
Reina menutup teleponnya. Ia berjalan sambil membawa minumannya dan mencari keberadaan teman-temannya. Sebuah tangan melambai ke arahnya dan memanggilnya.
Reina berkumpul dan berpelukan dengan teman-temannya, Jessica, Kei, Dhanti, dan Bunga. Mereka memakai gaun yang sangat mewah dan berkilau, dibanding dengan penampilan Reina yang terlihat tomboy dan simple.
Mereka mengatur posisi berfoto. Dhanti memanggil pacarnya dan memberikan kameranya.
Dhanti mengambil kamera dan mereka memeriksa hasil foto yang baru saja diambil.
Dhanti memberikan kameranya ke pacarnya dan berpose kembali. Setelah selesai, Dhanti mengambil kameranya dan memeriksa hasilnya. Mereka masih belum puas, masih banyak kekurangan di sana-sini. Reina hanya diam, tidak berkomentar tentang apapun, ia pasrah.
EXT. GEDUNG SERBAGUNA - MALAM HARI
Reina terduduk lemas memegang kepalanya dan menghabiskan sisa minumannya. Ia merasakan tenggorokannya gatal. Ia batuk berulang kali hingga tenggorokannya terasa sakit. Ia meminum sisa es batu dari gelasnya untuk meringankan tenggorokannya.
Reina menengok ke arah pria itu. Wildan (27) mengajak sepasang kekasih untuk diambil gambarnya. Setelah diizinkan, Ia mengatur pose dan memotret mereka. Reina memerhatikan mereka diam-diam.
Pasangan itu mengangguk.
Wildan memeriksa fotonya dan memberikan kepada mereka.
Reina memalingkan pandangannya dan sibuk melihat gelas minumannya. Wildan melihat Reina yang duduk merenung sendiri dan menghampirinya.
Reina menggelengkan kepala.
Wildan memeriksa hasil fotonya. Sesekali ia melihat ke arah Reina. Seperti ada yang ingin ia sampaikan ke Reina, tetapi ragu-ragu, tapi akhirnya ia memberanikan diri.
Reina mengangguk.
Reina mencoba mengingat-ingat kembali.
Setelah berpikir panjang, Reina akhirnya ingat siapa Wildan.
Mereka diam menatap satu sama lain. Keadaan menjadi canggung. Wildan fokus melihat kameranya, Reina fokus melihat gelasnya.
Reina memerhatikan Wildan yang langsung mengambil foto tamu yang hadir. Ia menghela nafasnya, terdiam sejenak. Seorang pria duduk di sebelahnya dan menyalakan rokok elektrik. Asapnya mengebul hingga membuat Reina terbatuk. Ia melihat sinis ke arah pria yang tidak peduli tersebut sambil mengibaskan tangannya, lalu pergi dari tempat itu.