Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Montase
Suka
Favorit
Bagikan
2. Act 1 (2)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUMAH REZA DAN ANYA - KAMAR TIDUR - SORE HARI

Anya (33) mengambil beberapa pakaian dari lemari dan menaruhnya di atas kasur. 

ANYA
Cuman ada segini. Sisanya kayanya udah pada dikasihin deh, atau ada di gudang. Udah kekecilan soalnya.

Reina melihat dan memilih gaun, jas, dan beberapa pakaian lainnya untuk ia pakai ke pesta.

ANYA
Kalau kata aku, kamu cocok banget pakai ini ---

Anya mengambil gaun panjang berwarna hitam.

ANYA
--- Naah, cocok banget. Kamu kan tinggi, ramping. Pakai hitam tuh kelihatan elegan. Bagian lengannya agak terbuka sedikit sih. Gak apa-apa lah ya, tangan kamu kan kecil...
(memegang lengan Reina)
Ih kecil banget malah, ini kamu, sakit atau lagi diet ?
REINA
Enggak Mbak, emang segini kok tangan aku.

Anya tidak berkata apa-apa dan menaruh kembali gaunnya.

ANYA
Gimana, mau yang itu ?
REINA
(menggelengkan kepala)
Terlalu mewah mbak, pingin yang simple aja.
ANYA
Yang simple yah. Bentar.

Anya mencari kembali dan mengambil blazer warna hitam.

ANYA
Ini gimana ? Bawahan sama pasangannya bisa di modif, gampang.
REINA
Ini bagus Mbak. Cocok.
ANYA
Cocok ya. Ya udah aku mau cari pasangannya dulu sebentar di gudang.

Anya keluar menuju gudang.

REINA
Ini aku masukin ke lemari lagi ya mbak.
ANYA (O.S.)
Oh iya, masukin aja. Makasih ya.

Reina merapihkan tumpukan baju di atas kasur. Ia berhenti sejenak dan memegang lengannya. Ia merasakan lengannya lebih kecil dari sebelumnya, tapi ia menghiraukanya dan lanjut menaruh pakaian ke dalam lemari.


INT. RUMAH REZA DAN ANYA - KAMAR TIDUR - SORE HARI

Reina duduk di depan meja rias sambil menikmati wajahnya dirias oleh Anya.

REINA
Reza kok belum pulang jam segini ?
ANYA
Lagi lembur dia, baru pulang jam 7.
REINA
Maura ke mana ?
ANYA
Sama neneknya, biasa minta ditemenin, lagi sakit soalnya, nanti dijemput sama Reza pulangnya.
REINA
Sakit apa mamahnya mbak ?
ANYA
Cuman batuk pilek aja sih, kemarin soalnya hujan-hujanan naik motor, bandel.
REINA
Mamahnya mbak masih seneng naik motor ?
ANYA
Masih Rei. Kemana-mana itu, aduh, motor terus. Udah berapa kali jatuh dia, tetep aja gak kapok-kapok. Kalau dimarahin sama anak-anaknya, malah balik marah. Capek ngomonginnya ---
(memegang muka Reina)
Coba lihat.

Reina dan Anya memandang cermin.

ANYA
Muka kamu agak pucet. Lipstiknya pakai ini aja.

Anya memakaikan lipstik ke bibir Reina. Reina hanya diam memandangi kakak iparnya itu.


EXT. RUMAH REZA DAN ANYA - HALAMAN DEPAN - SORE HARI

Anya mengantarkan Reina sampai depan mobilnya. Reina memeluk Anya sebagai ucapan terima kasih.

REINA
Makasih ya Mbak, maaf nih dadakan minta tolongnya.
ANYA
Iya gak apa-apa. Have fun ya di sana.
REINA
Okay. Salam buat Maura ya.
ANYA
Iya nanti disalamin.

Reina membuka pintu mobil.

ANYA
REII...

Reina berhenti dan melihat Anya.

ANYA
Jangan lupa makan. Nanti sakit loh, badan kamu udah kurus gitu.

Reina tersenyum mengangguk. Ia masuk ke dalam mobil dan membuka kacanya. Ia melambaikan tangannya, tersenyum melihat Anya yang dibalas kembali oleh Anya. Mobil pergi meninggalkan rumah Anya. Reina menutup kaca mobil. Ia menghilangkan senyuman dari wajahnya dan menyetir dengan raut muka serius menatap jalanan, sambil memikirkan apa yang baru dikatakan Anya.


INT. MOBIL REINA (BERGERAK) - MALAM HARI

Mobil-mobil sudah memenuhi tempat parkir di gedung serbaguna itu. Reina kesulitan menemukan tempat kosong. Ia mengelilingi tempat parkir untuk memastikan masih ada ruang kosong untuk mobilnya. Setelah berputar-putar, akhirnya satu tempat tersisa untuk Reina. Tanpa ragu ia langsung memakirkan mobilnya.

Reina memeriksa penampilannya di kaca mobil, semuanya tampak sempurna. Ia mengambil tasnya dan keluar dari mobil.


EXT. TEMPAT PARKIR - KONTINU

Reina mengunci mobilnya dan memastikan pintunya terkunci. Ia berjalan menuju Gedung Serbaguna. Dari belakang, sekelompok wanita muda mendahului Reina sambil tertawa satu sama lain dengan dandanan mereka yang luar biasa mempesona. Reina merasa sedikit tidak percaya diri. Ia memeriksa penampilannya dari jendela belakang mobil. Sekarang ia merasa percaya diri lagi.


EXT. GEDUNG SERBAGUNA - MALAM HARI

Reina menghampiri meja penerimaan tamu.

PANITIA
Halo, siapa namannya ?
REINA
Reina.
PANITIA
Kelas apa ?
REINA
IPA 3.

Panitia mencari namanya di daftar tamu.

PANITIA
Ah, ini. Silahkan tanda tangan dulu.

Reina menandatangani kolom namanya dan masuk ke dalam gedung.


INT. GEDUNG SERBAGUNA - KEMUDIAN

Musik pesta meramaikan suasana reuni itu. Sebuah spanduk besar bertuliskan “WELCOME HOME” terpajang di atas panggung. Suasananya sangat penuh dan ramai. Para tamu yang datang ada yang berpose bersama teman-temannya, menari di lantai dansa, menikmati hidangan yang disediakan, dan juga berbincang-bincang bersama.

Reina menuju tempat minuman sebelum bertemu dengan teman-temannya. Banyak jenis minuman yang di sediakan termasuk minuman beralkohol.

REINA
(ke pelayan)
Lemon tea.

Pelayan memberikan segelas lemon tea dingin untuk Reina. Reina meminumnya sambil melihat-lihat sekitar. HP-nya berdering.

REINA
(ke HP)
Halo... Ini gue baru nyampe loe pada dimana ? ... Ohh okay okay gue ke sana... bye.

Reina menutup teleponnya. Ia berjalan sambil membawa minumannya dan mencari keberadaan teman-temannya. Sebuah tangan melambai ke arahnya dan memanggilnya. 

Reina berkumpul dan berpelukan dengan teman-temannya, Jessica, Kei, Dhanti, dan Bunga. Mereka memakai gaun yang sangat mewah dan berkilau, dibanding dengan penampilan Reina yang terlihat tomboy dan simple.

JESSICA
Ya ampun, lama banget gak ketemu loe. Kemana aja ?
REINA
Gak kemana-mana kok. Di sini aja.
KEI
Ih loe diet ya ? Langsing banget loh.
REINA
Enggak. Sama aja perasaan gak ada yang berubah.
KEI
Loe kurusan tahu. Terakhir ketemu soalnya masih tembem.
REINA
Enggak ah sama aja.
BUNGA
Loe sama siapa ke sininya ?
REINA
Sendiri aja.
BUNGA
Loh, udah putus ?
REINA
Udah lama.
BUNGA
Ih cerita dong cerita.
JESSICA
Iya iya, cerita semuanya.
DHANTI
Udah, udah. Nanti dulu ceritanya. Mending foto dulu mumpung masih fresh muka kita.

Mereka mengatur posisi berfoto. Dhanti memanggil pacarnya dan memberikan kameranya.

PACAR DHANTI
Siap ya, 1...2...3... Dah, bagus.
DHANTI
Bentar bentar lihat dulu.

Dhanti mengambil kamera dan mereka memeriksa hasil foto yang baru saja diambil.

KEI
Ih guenya tembem banget.
BUNGA
Iya, muka gue gelap. Ulang dong ulang.
DHANTI
Ulangi beb, yang bener ngambilnya.

Dhanti memberikan kameranya ke pacarnya dan berpose kembali. Setelah selesai, Dhanti mengambil kameranya dan memeriksa hasilnya. Mereka masih belum puas, masih banyak kekurangan di sana-sini. Reina hanya diam, tidak berkomentar tentang apapun, ia pasrah.


EXT. GEDUNG SERBAGUNA - MALAM HARI

Reina terduduk lemas memegang kepalanya dan menghabiskan sisa minumannya. Ia merasakan tenggorokannya gatal. Ia batuk berulang kali hingga tenggorokannya terasa sakit. Ia meminum sisa es batu dari gelasnya untuk meringankan tenggorokannya.

WILDAN (O.S.)
Sorry, boleh minta fotonya gak, buat dokumentasi ?

Reina menengok ke arah pria itu. Wildan (27) mengajak sepasang kekasih untuk diambil gambarnya. Setelah diizinkan, Ia mengatur pose dan memotret mereka. Reina memerhatikan mereka diam-diam.

WILDAN
(melihat kamera)
Ahh, siip, bagus. Mau yang instannya sekalian, buat dibawa pulang ?

Pasangan itu mengangguk.

WILDAN
Okey. Tahan ya. 1...2...3...

Wildan memeriksa fotonya dan memberikan kepada mereka.

WILDAN
Makasih ya, maaf ganggu. Silahkan dilanjutin lagi pacarannya.

Reina memalingkan pandangannya dan sibuk melihat gelas minumannya. Wildan melihat Reina yang duduk merenung sendiri dan menghampirinya.

WILDAN
Permisi. Boleh minta fotonya buat dokumentasi ?
REINA
Ehmm ... Boleh.
WILDAN
Makasih.
REINA
Gue harus gimana ini ?
WILDAN
Gak apa-apa. Duduk aja kayak gitu. Bagus kok. Siap yah, 1...2...3... Mau lihat hasilnya ?

Reina menggelengkan kepala.

WILDAN
Yakin ?
REINA
Menurut loe bagus gak ?
WILDAN
Bagus sih.
REINA
Ya udah. Percaya kok.
WILDAN
Mau yang instantnya sekalian ?
REINA
Gak usah. Makasih.
WILDAN
Okay.

Wildan memeriksa hasil fotonya. Sesekali ia melihat ke arah Reina. Seperti ada yang ingin ia sampaikan ke Reina, tetapi ragu-ragu, tapi akhirnya ia memberanikan diri.

WILDAN
Loe anak IPA 3 bukan ?
REINA
Iya.
WILDAN
Reina ?

Reina mengangguk.

WILDAN
Gue Wildan. Anak IPS 2.

Reina mencoba mengingat-ingat kembali.

WILDAN
Dulu kita pernah kerja bareng jadi panitia Prom Night. Gue ketua divisi dokumentasi. Inget gak ?

Setelah berpikir panjang, Reina akhirnya ingat siapa Wildan.

REINA
Oh iya iya. Inget,inget. Wildan. Pantesan dari tadi tuh, kayak gak asing gitu.
WILDAN
Mungkin rada gelap suasananya, jadi gak kelihatan.
REINA
Mungkin ya.
WILDAN
(diam)
Loe apa kabar, sehat ?
REINA
Ehmm, ya...Sehat. Loe ?
WILDAN
Sehat,sehat. Gue denger, loe jadi aktris ya sekarang, pemain film ?
REINA
Enggak sih, belum ke film. Gue main di teater kecil. Kadang juga suka dapet panggilan untuk main iklan. Ya, belum terlalu besar lah.
WILDAN
Segitu juga udah lumayan loh. Udah bagus.
REINA
Makasih. Loe sekarang kerja dimana ?
WILDAN
Jadi, fotografer. Pas lulus SMA, gue masuk jurusan fotografi, terus keliling Indonesia, kerja jadi asisten fotografer terkenal, dan dari uang gaji yang terkumpul, gue mutusin untuk bikin galeri dan studio foto sendiri.
REINA
Wow, keren banget.
WILDAN
Makasih. Kalau mau mampir boleh kok. Cari aja di internet, “POSE STUDIO AND GALLERY” . P-O-S-E.
REINA
Siap. Nanti kapan-kapan gue mampir.

Mereka diam menatap satu sama lain. Keadaan menjadi canggung. Wildan fokus melihat kameranya, Reina fokus melihat gelasnya.

WILDAN
Gue masuk dulu ya, mau ikut ?
REINA
Enggak, di sini aja.
WILDAN
Oh okay. Bye.
REINA
Bye.

Reina memerhatikan Wildan yang langsung mengambil foto tamu yang hadir. Ia menghela nafasnya, terdiam sejenak. Seorang pria duduk di sebelahnya dan menyalakan rokok elektrik. Asapnya mengebul hingga membuat Reina terbatuk. Ia melihat sinis ke arah pria yang tidak peduli tersebut sambil mengibaskan tangannya, lalu pergi dari tempat itu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar