Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. GEDUNG TEATER RUPAKATA - SIANG HARI
Wildan berdiri di depan pintu masuk gedung. Ia menelepon seseorang, tapi tidak ada jawaban, ia menutup handphone nya kembali. Ia baru pertama kali ke tempat ini, ia tidak tahu harus kemana atau menemui siapa. Ia mencoba menelepon kembali, tetapi tidak diangkat. Ia nekat masuk ke dalam.
INT. GEDUNG TEATER RUPAKATA - KEMUDIAN
Wildan melihat-lihat sekitar, berharap bertemu seseorang, tetapi suasana gedung terlihat sepi. Ia melihat sebuah ruangan bertuliskan “RUANG PEMENTASAN” . Ia mengintip dari celah pintu, dan terlihat para anggota teater sedang sibuk berlatih. Wildan membuka pintu pelan-pelan dan berdiri di sana.
Clara yang sedang berbicara dengan Leo menyadari keberadaan Wildan.
Clara melihat ke arah pintu, Leo mengikuti arah wajah Clara. Terlihat Wildan yang berdiri di dekat pintu sambil kebingungan, melihat sekitar ruangan. Leo langsung berjalan ke arah Wildan.
Leo mengajak Wildan menuju atas panggung.
Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, tidak mendengar Leo.
Leo menepuk tangannya untuk merebut perhatian mereka. Semua anggota melihat ke arah Leo.
Leo mempersilahkan Wildan berbicara. Wildan terlihat grogi, tapi ia berusaha untuk tetap bisa menjelaskan dengan tenang.
Semua berbisik ke satu sama lain, beberapa ada yang menganggukkan kepala, mengerti dengan apa yang dijelaskan Wildan. Poppy mengangkat tangannya.
Poppy mengerutkan alisnya keheranan, tapi ia percaya saja dengan kata Wildan.
Para pemain kembali ke atas panggung, sebagian duduk di kursi penonton. Wildan mengeluarkan kameranya dan duduk memerhatikan suasana latihan.
EXT. KAMAR KOST REINA - SORE HARI
Wildan mengetuk pintu dan memanggil Reina. Kamarnya terlihat gelap.
Tidak ada jawaban. Wildan kembali mengetuk.
Masih tidak ada jawaban. Wildan menelepon ponsel Reina sambil mengintip dari jendela. Terlihat nyala layar HP dari kamarnya yang gelap. Wildan mematikan ponselnya. Wildan kembali mengetuk dan menunggu beberapa saat.
Ia duduk di kursi depan kamar Reina, menunggunya. Tak berapa lama, pintu terbuka. Wildan langsung berdiri.
INT. KAMAR KOST REINA - KONTINU
Reina berjalan lemas kembali ke kasurnya. Ia menutup tubuhnya dengan selimut. Wildan terdiam dan masuk ke dalam, tidak lupa ia menutup pintu. Wildan menyalakan lampu.
Wildan mematikan lampu. Ia mengambil kursi dan mendekatkannya ke Reina.
Reina menggelengkan kepala.
Wildan terdiam mendengarnya.
Reina menggelengkan kepala. Wildan mengangguk.
Tiba-tiba Reina merasa mual. Ia langsung menuju kamar mandi. Wildan yang khawatir menemaninya dan membantu Reina. Ia memegangi rambut Reina dan membersihkan mulutnya.
Reina mengangguk. Wildan mengambil segelas air putih dan memberikannya ke Reina. Wildan mengelus pundak Reina.
Wildan membantu Reina menuju kasurnya. Wildan menutupi tubuh Reina dengan selimut. Reina merasakan sakit ditubuhnya dan ia mulai menggigil. Wildan memegang dahi Reina.
Reina tidak mau.
Wildan merapatkan selimut ke tubuh Reina dan mencoba menghangatkan badannya.