Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Montase
Suka
Favorit
Bagikan
12. Act 2 (7)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. GEDUNG PERTUNJUKKAN - MALAM HARI

Kumpulan orang yang akan menonton sudah berkumpul di depan pintu masuk ruang pertunjukkan. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga dari siswa-siswa sanggar seni tempat Maura berlatih vokal.

Reina berdiri di dekat pintu keluar karena terlalu penuh dan sesak di depan pintu masuk ruangan. Ia melihat jam tangannya, sedang menunggu Wildan.

Yuda yang baru saja sampai, langsung menghampiri Reina.

YUDA
Kok masih di sini ?
REINA
Lagi nunggu temen. Ayah masuk duluan aja. Bunda sama yang lain udah nunggu tuh.
YUDA
Enggak ah. Barengan aja masuknya kita.
REINA
(tersenyum)
Penakut.

Yuda mengacak-ngacak rambut Reina, membuat Reina risih.

Panitia acara yang berdiri di dekat meja pendaftaran, berbicara melalui mengeluarkan pengeras suara.

PANITIA ACARA
Mohon Perhatian...Bagi seluruh penonton, sudah bisa memasuki ruang pertunjukan dengan tertib. Tolong tunjukkan undangannya ke panitia di dekat pintu masuk. Pertunjukkan akan dimulai 15 menit lagi. Terima kasih.

Seluruh penonton mulai memasuki ruangan secara tertib.

Yuda dan Reina masih berdiri di pintu keluar.

REINA
Tuh yah, masuk sana.
YUDA
Nunggu siapa sih ?
REINA
Temen dibilangin.
YUDA
Undang pacar ya ke sini ?
REINA
Nah tuh orangnya.

Dari kejauhan, Wildan berlari dengan cepat sambil kewalahan membawa tas kamera dan tas selempangnya. Sesampainya, ia langsung membuka tas selempangnya dan mencari-cari flashdisk.

WILDAN
Sorry sorry. Tadi lama banget nunggu ojek nya.
REINA
Motor loe kenapa ?
WILDAN
Gak ada motor. Mobil lagi di bengkel. Nah, ini.

Ia memberikan flashdisk ke Reina.

WILDAN
Itu udah gue masukin folder sama rekaman suaranya. Udah lengkap.
REINA
Okay, thanks ya. Nanti gue kabarin lagi.
WILDAN
Okay .
YUDA
(ke Reina)
Pacar kamu fotografer ?
REINA
Bukan pacar, yah.
WILDAN
Saya temen SMA nya Om.
YUDA
Kompak banget jawabnya, santai aja. Bercanda kok.
(ke Wildan)
Saya Yuda, Ayahnya Reina.
WILDAN
Wildan. Salam kenal om.
YUDA
Kamu mau langsung pulang ?
WILDAN
Iya om. Mau langsung ke studio.
YUDA
Masuk aja dulu bentar, yuk ? Ngadem dulu. Masih macet juga. Nanti pulangnya dianterin sama Reina. Kalau Reina gak mau, nanti biar om anterin.
WILDAN
Gak usah om gak apa-apa. Makasih.
YUDA
Ini om ada satu tempat lagi. Temen om gak jadi pergi. Gak enak dong kalau nontonnya sama bangku kosong, iya kan ?
WILDAN
Aduh, gak enak om, ngerepotin.
YUDA
Gak ngerepotin kok cuman nonton doang.
REINA
Iya wil, gak apa-apa. Nanti pulangnya gue anterin.

Wildan berpikir sejenak.

WILDAN
Iya deh om. Makasih banyak.
YUDA
Diajak Reina aja mau kamu.

Yuda tersenyum melihat Wildan, yang juga tersenyum malu-malu. Mereka berjalan masuk ke dalam ruangan pertunjukkan.


INT. GEDUNG PERTUNJUKKAN - RUANG PERTUNJUKKAN - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

Semua penonton sudah memasuki ruangan. Lampu panggung mulai dilanyakan. Tirai dibuka.

Wildan dan Yuda duduk di baris belakang, sedangkan Reina duduk bersama Donna, Hassan, Reza, dan Anya di baris kedua dari depan.

Dirigen paduan suara memasuki panggung dan memberikan penghormatan kepada penonton. Penonton bertepuk tangan. Dirigen memanggil paduan suara untuk masuk.

Paduang suara memasuki panggung dan berdiri rapih sesuai posisi masing-masing. Maura berada di barisan kedua dari depan.

Reza dan Anya sangat senang melihat anak mereka, Reza tidak lupa merekamnya di kamera.

Dirigen memulai aba-aba untuk bernyanyi. Paduan suara menyanyikan lagu daerah Manuk Dadali dengan gerakan koreografi yang kompak dan indah.

Semua penonton tersenyum melihatnya. Wildan dan Yuda kagum melihat mereka. Reza, Anya, dan Donna terlihat bangga dengan penampilan paduan suara itu terutama Maura. Reina tersenyum kecil melihat penampilan Maura, sampai ia meneteskan air mata. Reina sangat senang dan bangga melihat keponakkan kesayangannya itu.


INT. GEDUNG PERTUNJUKKAN - MALAM HARI

Sehabis pertunjukkan, Wildan mengambil foto Reina dan keluarganya. Maura berdiri di tengah-tengah berdampingan dengan orang tuanya. Donna berdiri di samping Reina. Yuda dan Hassan berdiri bersampingan.

WILDAN
Siap semua ya, 1...2...3...

Semua tersenyum.

REZA
Satu kali lagi, satu kali lagi.
WILDAN
Sekali lagi ?
DONNA
Masih muat kan memory nya.
WILDAN
Masih tante, tenang aja. Okay posisinya jangan di ubah, sekarang teriak cheese ya, satu dua tiga....

Semua berteriak cheese .

WILDAN
Sip, bagus.
REZA
Jangan lupa kirimin ya.
WILDAN
Siap kak.
MAURA
Pah, ayo makan. Laper.
REZA
Ayo ayo.

Yuda merangkul Wildan dari belakang, membuat Wildan terkejut.

YUDA
Kamu sama om dulu berangkatnya. Nanti pulang baru sama Reina ya.

Wildan hanya mengangguk dan tersenyum canggung.

WILDAN
Iya om.


INT. MOBIL YUDA (BERGERAK) - MALAM HARI

Musik menyala dari radio mobil. Wildan merasa canggung dengan keheningan di dalam mobil, ia hanya memandang jalan. Yuda melirik ke arah Wildan, menyadari Wildan merasa tidak nyaman. Yuda membuka pembicaraan, mencoba mencairkan suasana.

YUDA
Santai aja. Gak akan saya culik kok. Saya cuman gak suka kalau sendirian di acara kayak gini. Untung ada kamu.
WILDAN
(tertawa canggung)
Iya om.
YUDA
Temen sekelas Reina dulu ?
WILDAN
Bukan om. Kita pernah kerja bareng jadi panitia kelulusan waktu itu.
YUDA
Oh, iya ya ya. Jadi cuman teman yah ?
WILDAN
Cuman temen om.
YUDA
Kalau mau lebih dari temen juga, gak apa-apa kok. Mumpung dia masih jomblo.

Wildan hanya membalasnya dengan tersenyum.

YUDA
Oh, atau kamu udah punya pacar ?
WILDAN
Belum om. Belum.
YUDA
Gak kok. Om gak maksa kamu buat jadi pacarnya Reina. Itu urusan kalian berdua. Tapi kalau om lihat ya, mungkin feeling seorang ayah, kalian berdua tuh ada chemistry gitu. Saling melengkapi.

Wildan hanya diam.

YUDA
Ya Om sih cuman mau nitip Reina aja. Dia itu orangnya kan tertutup. Kalau mau cerita, suka milih-milih orang. Lebih seneng memendam. Makannya saya sama bundanya suka khawatir. Apalagi teater nya udah bubar kan. Cuman itu hal yang bikin dia bahagia. Kalau dia lagi kesulitan atau ada masalah apapun, kamu langsung bilang ke om ya. Walaupun dia nyuruh kamu tutup mulut, tetep kasih tahu om, okay ?
WILDAN
Iya om.

Wildan kembali memandangi jalanan. Ia terdiam.


INT. RESTORAN - MALAM HARI

Reina dan Wildan makan malam bersama keluarga Reina. Mereka semua berbincang satu sama lain. Wildan duduk bersampingan dengan Reina. Suasana bahagia begitu kental terasa. Mereka tertawa mendengar cerita satu sama lain. Wildan merasa senang bisa menghabiskan malam bersama keluarga Reina, ia tersenyum sepanjang mereka bercerita, begitu pun dengan Reina.


INT. MOBIL REINA (BERGERAK) - MALAM HARI

Senyuman kecil terlihat dari wajah Reina yang sedang menyetir dan Wildan yang sedang memandangi jalanan. Mereka terlihat bahagia.

WILDAN
Keluarga loe rame-rame ya.
REINA
Oh ya ? Dikira loe ngerasa gak nyaman.
WILDAN
Enggak lah. Awalnya sih, kaget aja. Udah lama gak pernah kumpul keluarga kayak gitu. Ketawa-ketawa. Makan malam bareng.
REINA
Gue gak pernah nanya soal keluarga loe. Orang tua loe masih ada kan ? Sehat-sehat ?
WILDAN
Masih, masih ada, masih sehat. Cuman udah jarang ketemu aja.

Reina menangguk. Ada keheningan sejenak diantara mereka sebelum Reina kembali membuka percakapan.

REINA
Loe gak diapa-apain kan sama bokap gue ?
WILDAN
(tertawa)
Enggak. Asik banget orangnya. Kayak anak muda.
REINA
Nanya apa aja ?
WILDAN
Cuman penasaran aja kita beneran pacaran apa enggak. Terus, gue udah punya pacar apa belum. Ya kayak gitulah. Gak macem-macem kok.
REINA
Terus, Loe jawab apa ? Udah punya pacar ?
WILDAN
Gue jawab belum.
REINA
Padahal udah ya ?
WILDAN
Enggak, emang beneran belum punya.
REINA
Ooh ...
WILDAN
Loe, udah punya pacar ?
REINA
Belum. Kenapa, mau ngajak pacaran ?

Wildan terkejut mendengarnya, ia menggelengkan kepala.

REINA
Kok, mukanya merah sih. Jangan salting dong
WILDAN
Apaan sih enggak ---
REINA
--- Itu merah, dingin lagi tangannya ---
WILDAN
Enggak, emang gini muka gue. Ini AC nya kedinginan.
REINA
Aaah, jangan begitu Wil... Jangan dipendam ...
WILDAN
Apaan sih Rei,aneh loe ...
REINA
Canda gue Wil. Canda.
WILDAN
Iya tahu. Udah fokus aja nyetir. Anterin gue pulang.
REINA
Siap bos, siap !

Wildan hanya menggelengkan kepala dengan kelakuan Reina, Reina terhibur dengan tingkah laku Wildan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar