Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
98. INT. JUNN’S CAFE – MALAM
Cast: Igo, Papa Jun, Chef Danang
Malam makin merangkak jauh, restoran sebentar lagi tutup. Namun Papa Jun masih duduk di meja kerjanya. Padahal sejak menikah lagi, ia selalu ingin segera pulang meski hari masih sore. Ia sering termenung dan gelisah. Bekerja pun tak bisa fokus.
Di seberang ruangan, Igo selalu memerhatikan papanya dengan iba.
CHEF DANANG
Lo liat, Go! Papa lo sejak kemarin kerjaannya ngelamun mulu. Tumben-tumbenan lagi gak buru-buru pulang. Eh jangan-jangan, ibu tiri lo yang datang tadi itu abis berantem sama bokap lo, Go. Tul, gak?
IGO
Tau ah! Lo Chef lama-lama kepo juga ya?
Sehabis berdebat dengan Chef Danang, Igo kembali memusatkan perhatiannya pada ruang kerja papanya. Saat itu, kebetulan Papa Jun sedang melempar pandang ke arahnya hingga tatapan mereka bersirobok. Lama mereka saling tatap, kemudian sama-sama salah tingkah. Sepertinya ada yang hendak disampaikan oleh Papa Jun, namun ia ragu. Igo pun terdiam kembali.
Hingga restoran tutup, Papa Jun baru beranjak dari kursinya.
IGO
Papa, eh, Bos mau pulang sekarang? Ke mana?
PAPA JUN
Gue ke apartemen. Kalau lo mau, pulang saja ke apartemen!
IGO
Makasih, biar aku di sini aja Bos.
PAPA JUN
Ya sudah! Papa pulang duluan.
Igo tercengang saat kata "Papa" terucap untuk pertama kali dari mulut laki-laki itu.
IGO
(bergumam)
Papa? Apa gue gak salah dengar? Benarkah ia menyebut dirinya Papa?
Saat itu ekspresi wajah Igo tak menentu. Ia berusaha menyembunyikan senyum bahagia diantara rasa tak percaya atas apa yang ia dengar dari mulut papanya itu.
CUT TO
99. INT. BUTIK LA ROSA – SORE
Cast: Kika, Igo, Mama Ocha
Dari kampus, Igo langsung mampir ke butik. Ia tahu bahwa Kika sudah pulang ke rumahnya dan berkumpul lagi dengan mamanya.
MAKA OCHA
Igo! Ayuk, sini gabung. Tadi Mama bikin seblak sama martabak telor buat Kika. Sengaja bikin banyak lho biar kamu ikut makan!
IGO
Wah, kebetulan nih, aku belum makan siang. Udah gak kuat nahan laper nih!
KIKA
Lo tu bikin malu aja. Punya restoran mewah, tapi lo malah kelaperan terus. Malang banget sih nasib lo?
MAMA OCHA
Kika! Udah ah. Jangan bercanda terus!
Mereka pun menikmati makanan kesukaan Kika bersama-sama. Setelah makan, Igo mengajak Kika ke ruangan lantai atas yang berisi bahan dan asesoris pakaian.
IGO
Ka, lo gak kasian sama nyokap lo yang kesepian ditinggal bokap gue?
KIKA
Kasian lah! Akhir-akhir ini gue liat Mama kebanyakan ngelamun daripada kerja. Keliatan banget semangatnya ilang. Lo liat aja mukanya butek gitu!
IGO
Hush! Sama nyokap aja lo berani ngatain butek. Nggak, maksud gue, lo gak ada niatan gitu buat mendamaikan mereka?
Kika terperanjat kaget. Kadua bola matanya hampir keluar.
KIKA
Hah!? Apa lo bilang? Mendamaikan mereka? Nyuruh bersatu lagi, gitu? Gila! Lo beneran gila, Igo Vertigo!
IGO
Iya! Gue liat-liat, bokap gue juga kayaknya menderita banget jauh dari nyokap lo. Mereka saling kehilangan. Apa salahnya sih, sesekali jadi anak berbakti?
KIKA
(sewot)
Eh. Gue tuh udah happy mereka pisah, tau! Berarti ada dong kesempatan buat kita pacaran lagi? Kenapa mesti mikirin mereka melulu sih? Apa lo gak bisa mikirin nasib kelanjutan hubungan kita?
Bukannya menjawab, diluar dugaan, Igo malah tiba-tiba mencium pipi Kika. Sontak Kika terdiam karena terkesima. Ia refleks memegang pipinya yang panas dengan muka memerah.
Melihat kegugupan Kika, Igo tersenyum menggoda, lalu kembali mendekati Kika.
IGO
(berbisik di telinga Kika)
Lo masih gak ngerti juga, heh? Udahlah, lupakan dulu masalah kita! Sekarang kita cari cara buat mendamaikan mereka.
Igo dan Kika tampak serius merencanakan sesuatu untuk orangtua mereka.
CUT TO
100. INT. JUNN'S CAFE – SORE
Cast: Kika, Papa Jun
Terkait perencanaan untuk mendamaikan Mama Ocha dan Papa Jun, Kika dan Igo sudah mengatur strategi. Sore itu Kika mendatangi Papa Jun. Papa Jun kaget sekaligus khawatir dengan kedatangan anak tiri yang kurang menyukainya itu. Wajah Papa Jun tampak menegang menerima Kika di ruangannya.
KIKA
Sore Om, eh Pa.... Maksud kedatanganku ke sini, hanya untuk minta maaf. Selama ini aku suka ngeselin banget kan? Tapi nggak gitu sih sebenarnya. Aku juga sayang sama Om eh Papa. Hanya saja aku masih gak mau terima kenyataan bahwa Papa itu harusnya jadi Papa mertuaku, bukan Papa tiriku. Tapi takdir berkata lain, Om memang harus jadi Papa tiriku.
PAPA JUN
(bernapas lega)
Ah, Kika! Papa kira ada apa. Iya, Papa tahu dan ngerti apa yang kamu rasakan. Tapi coba berpikir lebih panjang lagi. Jalan kalian masih panjang, masih banyak yang harus ditempuh. Papa gak mau kalian putus di jalan dalam meraih cita-cita kalian. Kami, Papa dan Mamamu ingin kalian sukses dulu. Setelah itu, terserah kalian. Kami tak melarang jika kalian ingin berhubungan lebih dari saudara. Kalau kalian berjodoh, apapun yang akan terjadi, kalian pasti akan bersatu.
KIKA
(terperangah)
Maksud Papa? Aku dan Igo boleh pacaran? Lalu, hubungan Papa dan Mama?
Papa Jun hanya tersenyum, lalu mengangkat bahu menyaksikan kebingungan Kika.
KIKA (CONT'D)
Sebenarnya, kedatanganku ke sini, justru ingin menyampaikan undangan makan malam dari Mama buat Papa nanti malam di Lovin's Cafe. Sebagai permintaan maaf Mama kepada Papa.
Kali ini Papa Jun yang terkesiap.
PAPA JUN
Benarkah? Kamu gak bohongin Papa lagi seperti waktu itu, kan?
Kika menggeleng. Namun terlihat risih manakala melihat Papa Jun yang kegirangan seperti anak kecil.
KIKA
Pa, jadi gimana tentang hubungan aku sama Igo?
PAPA JUN
Papa mau ke barber shop dulu, habis itu beli bunga buat mamamu.
Papa Jun tak memedulikan pertanyaan Kika. Ia langsung meraih kunci mobil di meja, lalu pergi meninggalkan Kika yang bengong, dan akhirnya memukul meja sambil berdecak kesal.
CUT TO