Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35. INT. APARTEMEN JUNO – PAGI
Cast: Igo, Papa Juno
Pagi-pagi Igo bangun langsung membuka gorden kamar yang berdinding kaca. Sinar matahari langsung menerobos ke kamar menyilaukan mata Igo. Igo langsung ke kamar mandi. Tak lama kemudian ia keluar dengan bersarung handuk dan rambut basah. Di depan lemari pakaian, ia tertegun depan cermin. Ia memamdangi wajah dan tubuhnya. Lalu Igo menatap dua bingkai foto di dinding. CU: Foto Papa Jun dan Mama Marsha, ibunya. Namun Igo terfokus pada wajah flamboyan papanya. Ia membandingkan dengan dirinya
IGO (VO)
Gue memang anak kandung papa. Tapi muka gue lebih mirip Mama. Cuma hidungnya yang diturun papa. Gue lumayan ganteng, tapi gak seganteng Papa yang diincar para wanita. Nasib gue juga gak sebaik Papa.
PAPA JUNO (OS)
Igooo!
IGO
Iya, Pa! Sebentar!
Igo buru-buru berpakaian dan berlari ke dapur. Di sana Papa Jun sudah duduk menanti sambil mengetuk-ngetuk meja makan.
IGO
Mau dibikinin sarapan apa, Boss?
PAPA
Kalau di rumah, lo bebas panggil gue apa aja. Kalau di luaran, gue gak suka lo panggil Papa. Oya, bikinin gue nasi goreng tuna campur sayuran.
Igo membuka lemari pendingin, mengeluarkan bahan, lalu mengolahnya dengan cekatan. Dementara papanya mengambil air jeruk dari dalam kulkas lalu menuangkannya ke dalam dua gelas. Setelah beres, Igo menghidangkannya dalam dua piring di depan papanya. Igo ikut duduk untuk makan bersama.
PAPA JUNO
Go, ada yang mau gue omongin sama lo.
IGO
Ngomong aja. Biasanya juga gak pernah pake pembukaan dulu.
PAPA JUNO
Gue mohon sekali ini lagi, lo harus izinkan gue nikahin mamanya Kika.
Lo tau, kan selama ditinggal mama lo, gue belum mau nikah lagi. Sedangkan mama lo udah ketiga kalinya. Itu karena gue belum ketemu yang cocok. Gue gak mau gagal lagi. Tapi setelah ketemu mamanya Kika, gue langsung jatuh cinta. Jadi gue pikir sebaiknya lo dan Kika jadi saudara aja!
Igo yang sedang minum air jeruk, menghentikan tegukkannya dan hampir tersedak. Papa Jun menunggu jawaban dengan gelisah.
IGO
Terserahlah! Toh seandainya kutolak juga percuma. Pada akhirnya Papa tetap maksa juga.
Papa Juno berdiri, lalu menepuk-nepuk bahu Igo dengan tersenyum puas.
PAPA JUNO
Good boy! Jadi anak harus gitu! Gue berangkat duluan. Eh, jangan lupa cuci tuh mobil lo, jangan sampe buluk kayak yang punya!
Igo menghela napas berat seakan tertekan dihadapkan pada situasi yang sulit. Igo membereskan meja dan dapur dengan lesu.
CUT TO
36. EXT. PARKIRAN KAMPUS IGO – SIANG
Cast: Igo, Kika
Siangnya di kampus, Igo baru saja keluar dari kelas, langsung menuju parkiran. Langkahnya gontai dengan wajah yang kusut. Baru saja Igo membuka pintu mobil, ia membatalkannya ketika mendengar namanya diseru seseorang. Dilihatnya Kika sedang berlari ke arahnya.
KIKA
Go, Go, Igoo!
IGO
Apaan sih? Teriak-teriak gitu kayak pemandu sorak aja lo!
KIKA
Ebusyet! Dasar Vertigo! Abisnya lo budek, tau! (tersengal-sengal). Tunggu! Gue mau ngomong!
IGO
(ketus)
Ya udah! Ngomong aja.
Igo menjawab sambil membatalkan niatnya membuka pintu mobil. Kemudian ia bersender di pintu Jeep-nya menunggu Kika yang hampir mendekat.
KIKA
Lo kenapa sih, chat sama telepon gue nggak dijawab? Lo masih marah?
Igo terdiam. Matanya tertuju pada ujung sepatu sneakers-nya yang mengorek-ngorek tanah.
KIKA (lanjutan)
Jawab, dong! Jelasin semuanya ke gue, masalah lo apa sekarang? Kok malah diemin gue kayak gini? Jangan lo bilang tes ombak lagi! Gue sebel dengernya!
IGO
(mendengkus, memalingkan muka)
Semua gara-gara mama lo.
KIKA
(sewot)
Kok mama gue yang disalahin? Papa lo tuh yang keganjenan!
IGO
Tapi kalau mama lo nggak mulai, papa gue nggak bakalan ngelayanin.
Kika tak segera menjawab. Ia sibuk mengatur napasnya yang kian memburu. Ia juga berusaha mengendalikan emosinya yang menggebu. Sementara Igo masih tetap bersender dengan tak acuh.
Tak lama kemudian, Kika berjalan menuju pintu mobil sebelah kiri.
KIKA
(menarik-narik handle pintu)
Buka! Buka pintunya!
IGO
Ini mobil gue. Kenapa jadi lo yang nyuruh-nyuruh? Emang gue sopir lo?
KIKA
Gue mau ikut! Mau ketemu bokap lo! Biar gue kasih perhitungan sama om-om hidung belang itu!
IGO
Ya udah, lo masuk! Kita ngomong di dalem. Malu diliatin orang!
Igo memasuki kendaraannya lalu membukakan Kika pintu dari dalam. Kika langsung masuk dan memasang seat belt. Sayangnya, seat belt macet tak bisa ditarik hingga Kika kesulitan, namun untuk minta tolong, ia gengsi. Akhirnya, Igo membantu memasangkannya. Di saat itu, mereka sama-sama menahan napas karena jarak wajah yang sangat berdekatan. Hanya tatapan mereka sekilas saling bertemu. Muka Kika panas dan memerah. Setelah sadar, Kika langsung memalingkan muka ke arah jendela dengan judes. Begitu pun Igo, ia langsung pasang muka dingin, kemudian menghidupkan mobilnya.
CUT TO
37. EXT. JALAN RAYA – SIANG
Cast: Kika, Igo
Sepanjang jalan mereka terdiam. Sesekali saling curi pandang, namun ketika tatapan bertabrakan, mereka pura-pura tak acuh.
KIKA
Gue mau ngomong sama lo. Tapi sama bokap lo!
IGO
Papa gue sibuk! Lagian gue heran, kenapa lo yang sewot? Itu hak mereka, apapun yang jadi keputusannya! (beat) Semua ini memang gara-gara mama lo chat papa gue!
Kika menarik napas sambil terpejam, meredam emosinya yang memuncak. Terlihat sekali dari rahangnya yang mengeras.
KIKA
Bokap lo tuh yang keganjenan! Gak bisa liat perempuan bening dikit, main sikat aja sukanya.
IGO
Lo jangan hina papa gue dong. Coba mama lo gak gatel!
Bukk! Tangan Igo tak sempat menangkis ketika tiba-tiba Kika memukulkan tas ranselnya. Ia meringis sambil mengusap-usap bahunya.
KIKA
Denger ya, Go! Lo harus tau. Gue nggak bakalan ngalah sama mama gue, juga papa lo. Kita jangan nyerah begitu aja. Ngerti gak, sih lo?
IGO
Kita? Lo aja, kali! (beat) Gue nggak bisa ...
KIKA
Jadi ... lo serius mau kita putus?
Igo terdiam dan hanya menghela napas. Rautnya berubah murung seperti menyimpan sesuatu hal yang disembunyikan.
IGO (VO)
Maafin gue, Ka! Kali ini gue bener-bener harus ngalah. Gue hanya ingin papa bahagia. Dengan begitu, mungkin setidaknya jadi salah satu cara biar papa bisa memanggilku 'Nak'.
CUT TO
Scene #38 ==>