Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cek Ombak (melulu)
Suka
Favorit
Bagikan
10. Terpaksa Satu Atap (scene #38-41)

38. INT, JUNN'S CAFE – SIANG

Cast: Kika, Igo, Papa Jun, Mama Ocha

ESTABLISHED SHOT: Junn's Cafe n Resto

Mobil Igo berhenti di restoran papanya. Kika turun lebih dulu dan bergegas menuju ruang restoran. Saat itu suasana kafe resto itu sedang ramai karena bertepatan dengan jam makan siang. Kika celingukan mencari Papa Jun. Namun orangnya tak ada di tempat. Kemudian Kika bertanya pada Igo yang menyusulnya.

KIKA

Mana bokap lo?

Igo tak menjawab. Ia malah menarik lengan Kika menuju ruangan Bos restoran itu. Saat pintu dibuka Igo, mereka tercengang. Di dalam ternyata bukan hanya Papa Jun, tetapi ada Rosa juga. Mereka pun terlihat kaget melihat kedatangan anak masing-masing.

KIKA

Mama?

ROSA

Kika? Ngapain ke sini? Bukannya sedang kuliah?

Igo mengambil kursi untuk Kika. Ia pun turut duduk berhadapan dengan pasangan duda dan janda itu.

IGO

Aku sudah cegah Kika untuk datang ke mari. Tapi dia maksa mau ketemu Papa. Aku juga gak tahu kalau Tante juga ada di sini.

KIKA

Jelaskan apa sebenarnya mau kalian! Mau pisahkan, kami? Kalian sebagai orangtua egois! Gak peduli sama kebahagiaam anaknya. Maunya senang sendiri. Aku benci!

ROSA

Kika, Sayang ... dengarkan kami dulu. Kami gak bermaksud memisahkan kalian. Kalian anak-anak kami. Tapi ....

KIKA

Udahlah, Ma! Mama memang udah gak sayang lagi sama aku. Mama lebih sayang sama orang lain!

PAPA JUNO

Kika, Om mohon dengarkan dulu. Om berniat menikahi mamamu karena kami saling sayang, juga saling membutuhkan teman. Kalian tahu sendiri, berapa lama kami hidup sendiri. Kalian gak perlu berpisah. Kita masih bisa bersama-sama mengarungi hidup. Kalian sekarang saudara.

KIKA

(menyela)

Enggak! Aku gak mau! Lebih baik aku pergi!

ROSA

Kika! Mama mohon Sayang. Jangan pergi! Biar kita bicara baik-baik.

KIKA

Gak perlu! Mama jahat! Kalian jahat!

Kika berlari keluar ruangan diikuti mamanya. Di mobil mamanya Kika menangis.

Sementara di bagian dapur, sebagian pegawai terlihat berkumpul. Kadang mereka serius, kadang tertawa-tawa.

PEGAWAI 1

Cek ombak, cek ombak! Lo di tim mana? Gue tim ortu!

PEGAWAI 2

Gue tim anak deh!

PEGAWAI 3

Gue tim ortulah! Karena gue gak yakin sama si Igo.

CUT TO

39. INT. RUMAH ROSA – KAMAR KIKA – SORE

Cast: Kika, Mama Ocha

Setiba di rumah, Kika langsung ke kamarnya. Dia melanjutkan tangisannya di bantal. Mama Ocha menyusulnya. Ia duduk di tepi ranjang sambil membelai rambut Kika.

ROSA

Sayang, udah dong. Mama kan jadi ngerasa bersalah kalau begini. Gak apa-apa kalau kamu gak setuju Mama menikah lagi. Mama akan batalkan. Mama gak mau liat kamu sedih.

KIKA

Aku gak pernah ngelarang jika mama mau nikah lagi. Sama siapa aja. Tapi bukan dengan Om Jun!

ROSA

Urusan hati dan perasaan gak bisa dipaksakan, Sayang. Apalagi ini urusan sepanjang hidup. Gak bisa buat main-main! Suatu saat nanti kamu juga akan mengerti.

Kemudian Mama Ocha beranjak dan ke luar dari kamar Kika. Ia biarkan Kika masih tenggelam di bantalnya. Mungkin saatnya ia harus memberi kesempatan pada Kika untuk merenung. 

Kika membalikkan tubuhnya yang menelungkup. Ia memandangi punggung mamanya dengan redup disertai hatinya yang hancur.

CUT TO

40. INT. RUMAH ROSA – RUANG KERJA ROSA – MALAM

Cast: Koka, Rosa

Di ruang kerjanya, Mama Ocha sedang memeriksa data keuangan Yayasan Yatim Piatu dan Panti Asuhan yang didirikannya bersama komunitas sosialitanya, di layar laptop. Tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Kika masuk dengan ragu-ragu. Kemudian berdiri di samping mamanya.

KIKA

Ma, Mama sibuk? Udah malem gini kok masih kerja? Kan bisa dikerjakan di butik.

ROSA

(tersenyum)

Enggak, Mama cuma ngecek pengeluaran panti sama uang yang masuk dari donatur. Kamu sendiri ... Mama pikir kamu sudah tidur.

KIKA

(duduk di sebelah Rosa)

Aku gak bisa tidur. Kepikiran terus! Ma, maafin aku. aku sayang sama Mama... Aku memang gak mau kehilangan orang yang kusayangi, tapi lebih gak mau lagi liat mama sedih.

ROSA

(tertegun)

Mak... maksud kamu? Mama...

KIKA

Iya Ma, Mama boleh menikah lagi. Setelah kupikir-pikir, gak apa-apa aku mengalah. Aku masih muda, jalanku masih panjang. Mungkin Igo juga berpikiran seperti itu. Makanya ia langsung setuju.

Rosa langsung berdiri dan memeluk Kika dengan haru. Senyumnya mengembang disertai tetes air mata bahagia.

KIKA

Eit, tunggu! Tapi ada syaratnya, Ma!

ROSA

(merenggangkan pelukan)

Apa?

KIKA

Cinta dan sayang Mama gak akan berkurang dan berubah.

ROSA

Mama janji, Sayang. Mama janji!

Rosa kembali mengeratkan pelukan terhadap putrinya itu.

CUT TO

41. MONTAGE

– Kika dan Igo bertemu, lalu berbicara. Kadang seperti bertengkar, namun kemudian berdamai ditandai dengan bersalaman meski raut wajah mereka tak bersinar. Mereka sepakat memutuskan hubungan cinta di antara mereka, kemudian masing-masing harus rela mengganti hubungan menjadi kakak-adik.

– Di butik La Rosa, Kika membantu mamanya yang mencoba gaun pengantin yang akan dikenakan di acara akad nikahnya.

– Akhirnya akad nikah dilangsungkan juga yang bertempat di rumah Rosa. Rosa cantik dengan kebaya pengantin modernnya yang berwarna off white, bersanding serasi dengan Papa Jun yang gagah, semakin tampan dengan setelan jas putih tulang. Hanya keluarga, sahabat dan kerabat dekat yang hadir sebagai tamu undangan. Senyum bahagia terpancar menghiasi wajah kedua mempelai. Naman berbeda halnya dengan kedua anak muda yang menjadi pendamping pengantin itu. Mereka lebih banyak berdiam, hanya sesekali saling bertemu pandang.

– Dua koper besar diturunkan dari mobil Papa Jun. Satu dipegang Papa Jun, satu lagi dipegang Igo. Mereka berdua berdiri tegak menatap rumah bergaya minimalis itu dengan penuh percaya diri. Setelah menikah, Papa Jun dan Igo pindah ke rumah Mama Ocha. Dengan begitu, mau tak mau Kika dan Igo harus tinggal satu atap.

FADE OUT

FADE IN

Scene #42 ==>

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar