Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cek Ombak (melulu)
Suka
Favorit
Bagikan
22. Setelah Semua Pergi

94. INT. APARTEMEN JUN – MALAM

Cast: Papa Jun

Malam itu Papa Jun benar-benar keluar dari rumah Rosa. Ia menurunkan koper pakaian dari mobilnya dan kembali ke apartemennya.

Jun memasuki ruang apartemennya yang gelap. Setelah menyalakan semua lampu di ruangan, ia mengempaskan tubuhnya di sofa. Sorot matanya yang redup menyapu setiap sudut ruangan yang sepi dan beku. Ia termenung sendiri dalam sunyi. Sesekali menarik napas, lalu membuangnya dengan kasar. Tak lama ia pun tertidur di sofa.

CUT TO

95. INT. JUNN'S CAFE – PAGI

Cast: Igo, Chef Danang, Mama Ocha

Pagi-pagi sekali suasana kafe Papa Jun sudah terlihat aktivitas dari karyawannya. Ada yang bersih-bersih, ada yang bertugas di dapur, membawa belanjaan dll. 

Igo bersiap untuk kuliah. Baru saja turun dari lantai atas, ia dipanggil Chef Danang.

CHEF DANANG

Go! Ditungguin Nyonya Bos tuh! Kayaknya penting banget pagi-pagi gini udah datang ngeduluin bos laki.

IGO

Maksud lo ... Mama Ocha?

Chef Danang mengangguk, lalu mengangkat belanjaan sayuran ke dapur.

Di ruang depan restoran, Mama Ocha duduk menunggu terlihat gelisah. Begitu meliat Igo, ia langsung berdiri sambil terisak. Igo yang mudah iba, tak tega melihat perempuan yang mulai disayanginya itu. Igo memeluk Mama Ocha yang langsung menangis di dadanya.

IGO

Mama, ada apa? Apakah sudah ada kabar dari Kika?

MAMA OCHA

(menggeleng)

Enggak, Igo. Kika sampai saat ini gak kasih kabar. Mama udah berusaha nyari, tapi belum ketemu. Sekarang, papamu juga pergi....

IGO

(terperanjat)

Maksud Mama ... Papa pergi? Ke mana?

MAMA OCHA

Dia pulang ke apartemen. Semalam kami bertengkar hebat. Lalu papamu memutuskan kembali ke apartemennya. Sekarang semua pergi ninggalin Mama sendirian.

IGO

Sabar, Ma! Mama masih punya aku. Meskipun gak serumah, aku tak akan meninggalkan Mama, juga Kika!

MAMA OCHA

Makasih, Igo. Seandainya gak ada kamu, entah bagaimana nasib Mama. Gak ada yang memberi kekuatan dan semangat hidup. Mama mohon sama kamu, carilah Kika sampai ketemu. Mama gak bisa tenang kalau belum ada kabar di mana dia berada.

IGO

Pasti, Ma! Mama tenang aja, Kika baik-baik aja. Aku sebenarnya sudah tau dia ada dimana, tapi aku sudah berjanji gak akan kasih tau Mama atau siapapun sesuai permintaannya. Please, Mama jangan mikirin Kika. Kika aman, kok. Dia Cuma butuh waktu untuk kembali. Aku jamin deh!

MAMA OCHA

Serius, Igo? Kamu tau di mana Kika! Ok, Mama ngerti. Ah ... Mama lega akhirnya. Yang penting Kika selamat dan baik-baik saja. Mama tau, dia gak akan lama pergi karena gak terbiasa tanpa Mama disampingnya. Dia anak manja. Oya, Mama ke butik dulu. Kalau ada kabar dari Kika, kasih tau Mama juga ya!

IGO

Baik, Ma! Mama masih bisa nyetir sendiri? Kalau gak kuat, biar aku antar Mama ke butik, sekalian berangkat ke kampus.

MAMA OCHA

Nggak usah, Sayang! Makasih. Eh, Mama pergi ya, nanti papamu keburu datang!

Igo menatap Mama sambungnya itu berlalu menuju mobilnya yang terparkir di halaman resto.

CUT TO

96. EXT. TAMAN PINGGIR DANAU – SIANG

Cast: Kika, Igo

Igo mengajak Kika bertemu di taman pinggir danau selepas kuliah. Kika sudah menunggu lebih dulu di bangku taman. Igo membawa dua cup es krim, lalu memberikan satu cup kepada Kika. Mereka menikmati es krim sambil mengobrol.

KIKA

Kalau dipikir-pikir, kasian juga Mama ditinggal sendirian. Mama pasti kesepian. Tapi gue gak mau pulang dulu sebelum Mama mau minta maaf.

IGO

Ka, harusnya lo yang minta maaf duluan. Ingat, walau bagaimanapun, ia tetep mama lo. Orang yang melahirkan dan membesarkan lo hingga sekarang. Lo ingat-ingat deh, mama lo berjuang sendiri menghidupi lo. Masa lo masih tega sama mama lo?

KIKA

Iya juga sih, tapi... Mama jahat! Mama lebih mementingkan Papa lo daripada gue, anaknya!

KIKA

Sudah sepantasnya mama lo memerhatikan suaminya, karena itu tugas seorang istri. Suatu saat nanti lo juga akan mengerti. Tapi gue pikir, Mama lo adil-adil aja kok. Gak pernah gue liat Mama membeda-bedakan. Mama lo baik banget, Ka. Gue aja udah menganggapnya sebagai mama gue sendiri.

KIKA

Gue pikir, lo menganggapnya Mama mertua....

IGO

Lo tu gila, ya... Masih bisa aja bercandaan!

Kika terbahak saat tangan Igo mengacak-acak poninya.

IGO (CONT'D)

Gue sih sebenernya cek ombak dulu. Mama lo lebih pantasnya gue anggap Mama gue sendiri, atau Mama mertua... Haha!

Kali ini giliran Kika melayangkan tinjunya bertubi-tubi ke bahu Igo.

KIKA

Lo yang gila! Cek ombaak mulu. Kapan dealnya?

CUT TO

97. INT. BUTIK LA ROSA – SORE

Cast: Kika, Mama Ocha, Dita

Motor Kika tampak memasuki halaman butik Mama Ocha. Ia memarkirkan di samping mobil mamanya, lalu menghampiri Dita asisten mamanya yang sedang menyiram tanaman depan butik. Dita tercengang dan hampir berteriak memanggil Rosa, namun Kika menghentikannya. Kika menghampiri Dita.

KIKA

Sstt... Jangan berisik, Mbak. Mama ada di dalam kan? 

DITA

(mengangguk-angguk)

I-iya, iya! Ibu ada di dalam. Syukurlah, Mbak Kika akhirnya pulang juga. Kasian Ibu sejak ditinggal Mbak Kika kerjanya nangis terus, apalagi sekarang ditinggal Pak Bos. Melamuun terus, kasian! 

KIKA

Gitu ya Mbak Dita. Oya, Papa Ben pernah ke sini nyariin aku, gak?

DITA

Emh... kurasa, gak pernah ada Pak Ben ke sini. Hanya beberapa kali kudengar beliau teleponan sama Ibu, nanyain Mbak Kika sudah pulang ke rumah apa belum!

KIKA

Ok, makasih Mbak. Aku coba temuin Mama di dalam.

Kemudian Kika masuk. Dilihatnya mamanya sedang melamun sambil mencoret-coret kertas desainnya. Tatapannya kosong, dengan raut muka yang murung. Tampak sekali kesedihan meronai wajahnya.

KIKA

Mamaa....

Rosa tersentak mendengar suara yang dirindukannya. Sontak ia berdiri lalu menghambur pelukan ke tubuh Kika yang masih berdiri di ambang pintu.

MAMA OCHA

Kikaa...! Mama kangen, Nak! Kamu jangan pergi lagi. Maafkan Mama Sayang!

KIKA

(terisak di pelukan Mama)

Kika yang salah, Ma. Kika yang harus minta maaf sama mama. Kika udah nyusahin Mama. Kika nyesel. Kika janji gak akan ninggalin Mama lagi.

Mereka berpelukan dan saling memaafkan. Di tempatnya, Dita tampak tak bisa menahan haru. Ia menyusut air mata di sudut matanya sambil tersenyum bahagia.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar