Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cek Ombak (melulu)
Suka
Favorit
Bagikan
12. Bagai Tom and Jerry (Scene #46-50)

46. EXT. HALAMAN RUMAH ROSA – PAGI

Cast: Kika, Igo, Mama Ocha, Papa Jun

Semua sudah siap dengan aktivitasnya dan siap berangkat ke tujuannya masing-masing. Halaman rumah Mama Ocha jadi dipenuhi mobil. Sedangkan garasi hanya memuat satu mobil dan satu motor saja. Papa Jun yang perhitungan, mengutarakan niatnya.

PAPA JUN

Sepertinya kita kebanyakan mobil, gak muat kalau semua masuk pekarangan rumahmu. Gimana kalau punyaku ditaruh di resto saja, biar aku numpang kamu aja, Sayang.

MAMA OCHA

Gak apa-apa, aku bisa antar jemput kamu, kok.

IGO

Apa gak kebalik, Pa? Yang betul itu Papa yang antar jemput Tante ... eh Mama Ocha! 

Mata Papa Jun otomatis melotot tajam. Lalu mengarahkan kedua jarinya ke kedua matanya dan ke arah mata Igo bergantian, tanda memperingatkan. Igo langsung melengos.

MAMA OCHA

Gak apa-apa, sama aja. Toh kita sekarang sudah jadi keluarga. Ayuk, siap-siap Igo, nanti terlambat sampai kampus.

INSERT: Kika sedang berusaha menghidupkan motor yang sudah lama tak digunakan. Beberapa kali menstarter tetapi tak kunjung menyala.

Igo sudah berada si mobilnya. Ia mulai menghidupkan dan mulai menggerakkan kendaraannya. Namun baru saja keluar pekarangan, Igo berhenti saat dari kaca spion samping melihat Kika sedang kesulitan. Igo pun turun menghampiri Kika.

IGO

Kenapa? Gak bisa diidupin?

KIKA

(menyeka keringat di keningnya)

Tau nih! Sial memang ini motor. Giliran gue mau pake, ngadat!

IGO

Lo sih gak rajin ngerawatnya. Gak dipake dalam jangka waktu lama itu bukan berarti didiemin. Teteplah harus perawatan. Ya udah! Lo ikut gue aja. Biat nanti gue minta bantu bengkel temen buat betulin lagi. Ayok, buruan!

Mau tak mau Kika meninggalkan motornya. Sebelum masuk ke mobil Igo, Kika menutup pagar pekarangan. Mobil pun bergerak meninggalkan rumah.

CUT TO

47. EXT. JALAN RAYA – PAGI

Cast: Kika, Igo

Jalanan Jakarta mulai padat. Sepanjang perjalanan, Igo dan Kika awalnya membisu. 

IGO

Seandainya bukan suasana begini, gue pasti bahagia banget bisa semobil terus sama lo. Serumah pula! 

KIKA

(ketus)

Lho, kan ini yang lo mau. Lo yang mutusin buat jalanin hidup kayak gini. Kenapa berandai-andai?

IGO

Gak gitu juga, Ka! Ini sudah terjadi dan tetap akan kita jalani. Maksud gue itu, coba kalau gak ada yang terjadi dengan orangtua kita. Pasti lain kisahnya. Situasi seperti ini mungkin akan indah jika kita yang jadi pemeran utamanya.

KIKA

Maksud lo? Sumpah gue gak ngerti apa yang lo omongin!

IGO

Jika pemeran utamanya kita, bukan orangtua kita, Kikuk...!

KIKA

Ngaco! Udah tau lo sendiri yang pengen jalanin hidup kayak gini. Masih aja mimpi!

IGO

Ya ... Siapa tau mimpi gue jadi kenyataan. Kelak, suatu hari ....

KIKA

Woy! Bangun, Woy! Lama-lama gue bisa ikutan sinting kayak lo! Turun, turunin gue di sini!

Mobil pun berhenti setelah Kika minta diturunkan. Kika terkaget, ia mengira Igo benar-benar marah hingga menuruti perintahnya. Kika menatap Igo dengan cemas.

IGO

Ya udah, kamu turun! Orang kita udah nyampai kok!

Sontak Kika melihat ke luar kaca mobil, dan ternyata mobil Igo sudah berada di depan kampusnya. Kika pun turun dengan bersungut-sungut.

CUT TO

48. EXT. HALAMAN KAMPUS – SIANG

Cast: Kika, Azmar, Shelin, Keysha

Sebelum turun dari mobil Igo, Kika menyempatkan diri untuk menyampaikan pesan kepada Igo.

KIKA

Pulangnya lo gak usah jemput. Gue mau jalan sama temen-temen. Tapi awas lo kalau ngadu ke Mama. Kalau Mama nanyain, bilang gue masih ada tugas di kampus, pulangnya gue langsung ke butik. Dah, gitu aja!

Igo tak menjawab. Ia langsung melajukan kendaraan menuju kampusnya.

Kika langsung disambut sahabat-sahabatnya. Ia berlagak seperti selebritas.

AZMAR

Masyaallah ... cakep bener itu akhi. Beruntung banget sih lo Malikha, berkah yang kontet bisa dapetin yang seganteng itu. Musibah banget buat dia ....

Keysha dan Shelin terbahak mendengar ucapan Azmar. Sedangkan Kika mengacak-ngacak rambut kribo Azmar hingga seperti sarang lebah.

SHELIN

Ka, beneran lo udah jadi sodaraan ama Igo? 

KIKA

Lo tau dari mana? Perasaan gue belum pernah pengumuman deh.

KEYSHA

Lha, status WhatsApp lo itu apa, tiap jam muncul status galau gak jelas itu, apa bukan pengumuman?

SHELIN

Bener apa kata Key. Lo juga posting foto pas akadan Mama lo sama Papanya Igo. Nah, terus ... hubungan lo sama Igo gimana?

KIKA

Gue putus. Dia yang putusin gue karena mau berbakti sama bokapnya. Ia pengen papanya bahagia. Alasan yang aneh dan dibuat-buat menurut gue.

KEYSHA

(memeluk Kika)

Uuh, tayang, tayang! Jangan sedih, inget kata pepatah, kalau jodoh gak lari ke mana. Cup... cup...

KIKA

(menepis pelukan)

Gue biasa aja, kali! Gak sampe yang merana-rana, menangis meraung-raung. Ih, gak banget! Gue cuma kesel aja sama sikapnya yang gak punya pendirian.

AZMAR

Eh padahal ya, lo Kikha Malikha, sekalian aja lo berdua ikut disahkan. Biar halal. Kan lo sekarang tinggal serumah, biar gak digangguin syaiton-syaiton yang bergetayangan di muka bumi ini.

Kika kembali mau mengacak-acak rambutnya, namun Azmar keburu berkelit.

AZMAR

Ampuun, ampuuun! Ana nyerah, Anti! 

CUT TO

49. INT. RUMAH ROSA – MALAM

Cast: Kika, Igo, Mama Ocha, Papa Jun

Malam itu mereka kumpul di ruang keluarga sambil menonton televisi. Mama Ocha dan Papa Jun tampak bahagia berbicara satu sama lain. Sementara Kika dan Igo, asyik dengan gawai di tangannya. Keduanya saling tak acuh, namun dalam hati masing sebenarnya menahan rindu.

MAMA OCHA

Kalian berdua itu yang akur dong. Masa udah serumah, udah jadi saudara diem-dieman kayak gitu? Terutama Kika, jangan galak-galak sama kakakmu!

KIKA

Biasa aja, Ma! Kalau perlu juga pasti ngomong kok. Lagian, males basa-basi. Lebih bagus aku ngomong sama tembok.

MAMA OCHA

Hush! Kika! Nggak boleh gitu dong, Sayang. Harusnya kamu seneng punya kakak. Kan kamu sering ilang kalau kamu pengen punya kakak biar bisa curhatan.

KİKA

Iya, tapi bukan dia. Harusnya kan dia jadi...

Semua mendadak diam. Mama Ocha dan Papa Jun saling berpandangan. Sementara Igo tak tak bereaksi apapun. Igo hanya terfokus pada ponselnya.

CU: Layar ponsel Kika, Pesan dari Igo: Please deh jangan bahas itu melulu. Apalagi depan Mama lo. Jaga perasaan mereka. Betul kata Mama lo, gue udah jadi kakak lo. Ukan pacar lo!

Kika langsung membalasnya.

KIKA: Semudah itu lo lupain perasaan? Perasaan kita. Dan apakah mereka juga ngerti perasaan kita? Emhgak, kan? Atau kalian pura-pura gak ngerti?

IGO: udahlah, kita terima aja apa yang sudah terjadi, itu takdir kita. Kalau lo gak terima, terserah! Lebih baik lupain apa yang pernah kita rasakan di antara kita. Lebih baik lo cari pengganti gue.

KIKA: Ok! Ya, memang lebih baik gue cari cowok baru. Cowok bukan lo aja di dunia ini. So, jangan kecakepan lo!

IGO: Emang gue udah cakep! Jadi gimana dong...

Tak sadar, Kika mendecak kesal hingga mengundang perhatian orangtuanya.

MAMA OCHA

Kenapa?

KIKA

Nggak! Ini ada orang rese banget kalau chat.

IGO

(senyum-senyum)

Fans berat lo kali, Ka!

KIKA

Ish! Najis! Ma, Pa, aku masuk kamar duluan, ya! Selamat tidur!

Kika beranjak menuju kamarnya. Namun nada masuk pesan berbunyi lagi. Sebelum menghempaskan diri ke kasur,ia sempatkan membaca pesan itu.

IGO: Najis, tapi lo gak bisa ngelupain dirinya. Gue, fans berat lo.

KIKA

Sial! Masih aja ganggu urusan orang! Awas lo ya, rasain!

Akhirnya Kika mematikan ponselnya, lalu menutup tubuhnya dengan selimut.

CUT TO

50. INT. RUMAH ROSA – MALAM

Malam semakin larut. Para penghuni rumah Rosa tampaknya sudah terlelap. Namun di kamarnya, Kika sebenarnya sudah tertidur. Tetapi terbangun lagi saat kerongkongannya terasa kering. Kemudian ia turun dari tempat tidur menuju dapur untuk mengambil miniman. Baru saja membuka lemari es, ia dikejutkan oleh sepasang tangan yang juga hendak membuka kulkas. Tangan itu terjulur dari belakang tubuhnya. Kika terpaku seolah merasakan denyut jantungnya terhenti seketika. Tubuh Igo tepat di belakangnya. Hampir menempel. Bahkan Kika terpejam merasakan wewangian khas lelaki dari tubuh Igo. Setelah tersadar, Kika membalikkan tubuhnya, sehingga langsung berhadapan dengan tubuh tinggi tegap Igo. Saat itu pula mata mereka bertatapan begitu dekat. Napas keduanya terlihat memburu menahan gejolak asa.Tangan Igo yang masih memegang pintu kulkas, terasa seperti melingkari tubuh Kika. Namun Kika kembali tersadar ketika Igo berucap.

IGO

Lo minggir dong. Gue mau ambil minum!

KIKA

Sama gue juga mau ambil mium. Lo tuh ngagetin orang, tiba-tiba aja udah di belakang gue! Gue pikir lo hantu, tau!

IGO

Iya, gue emang hantu. Tapi hantu romantis yang akan selalu menghantuimu.

KIKA

Apaan sih lo? Sana pergi!

IGO

Sstt! Jangan berisik! Nanti pada bangun dikira kita ngapain. Lagian lo lah yang pergi. Dari tadi menghalangi pintu lemari es, jadinya gue susah ambil minuman.

Kika pun menggeserkan tubuhnya, memberi peluang untuk Igo mengambil minumannya dari lemari es. Sambil minum, mereka tak berucap apapun lagi hingga mereka menuju kamar masing-masing.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar