Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
28. INT. RUMAH ROSA – KAMAR KIKA
Cast: Kika, Mama Ocha
Kika Stress. Ia tak mau keluar dari kamarnya. Kika masih kesal sama semua orang yang menyalahkan dirinya. Sebagai pelampiasan kemarahannya, Kika tak berhenti mengunyah makanan. Seisi kulkas dan stok makanan di rumah itu ia pindahkan ke perutnya.
KIKA
(terisak sambil makan kripik kentang)
Nggak ada lagi yang peduliin gue. Sudah cukup gue kehilangan papa yang berpisah dengan mama tujuh tahun ini. Sekarang mama, orang yang gue miliki dan sayangi satu-satunya, selalu salahin gue. Si Igo juga ikut-ikutan ngejauhin. Hiks, gue udah gak punya siapa-siapa lagi!
Tiba-tiba terdengar suara teriakan Mama Ocha dari arah dapur.
ROSA (OS)
Kikaa! Pizza sama es krim kamu habisin, ya? Cokelat juga? Masyaa Allah ...! Itu anak kerasukan apa?
KIKA
(balas teriak)
Emm ... Enggak, Ma! Aku hanya makan roti sobek lima rasa sama soft drink kaleng doang!
Kika menjawab dengan mulut yang masih penuh dijejali makanan. Segera ia membereskan sampah bungkus makanan yang berserak di tempat tidurnya.
ROSA (OS)
Kikkaa ...!
KIKA
Mati! Mama pasti marah besar stok makanannya gue abisin!
Kika meloncat turun dari tempat tidur untuk mengunci pintu kamar. Ia tak membukanya ketika Mama menggedor-gedor.
ROSA (OS)
Buka, Kika! Kebiasaan kamu tuh! Ada yang mau Mama bicarakan sama kamu. Cepetan buka!
Kika diam tak menjawab teriakan mamanya. Pintu masih diketuk-ketuk Rosa.
ROSA
Kikaa! Bukain cepat!
KIKA
Udah tidur, Ma! Besok aja!
Kika mematikan lampu kamar, lalu menelungkupkan selimut ke tubuhnya.
Di balik pintu, Mama Ocha menggelengkan kepalanya lalu berbalik dengan kesal.
CUT TO
29. INT. JUNN'S CAFE N RESTO – MINGGU PAGI
Cast: Igo, Kika, Papa Juno karyawan resto
ESTABLISHED SHOT Junn's Cafe n Resto.
Di dapur restoran, karyawan sedang sibuk mempersiapkan bahan olahan. Chef Danang tampak sedang memasak sesuatu di pancinya yang sesekali menyemburkan api. Di bak tempat cuci buah dan sayur, Igo sedang mencuci sekeranjang sayuran segar. Hari Minggu dan hari libur, ia biasa kerja dari pagi. Igo tak sadar jika Kika datang dan langsung masuk ke dapurnya. Kika menghampiri Igo sambil cengar-cengir.
KIKA
Igo ...
IGO
(kaget)
Ish, kamu lagi. Ngapain pagi-pagi gini udah ke sini? Nggak ada kerjaan, apa?
KIKA
Kok ngomongnya gitu sih? Kayak yang nggak happy didatengin pacarnya!
IGO
Gue nggak punya pacar. Lagian siapa juga yang mau jadian sama gue, yang hanya asisten koki restoran.
KIKA
Gue lah! Kita kan hampir pacaran. Emm ... gimana kalau kita jadian aja?
IGO
Pede amat sih lo? Gue kan belom nembak lo!
KIKA
Nggak perlu! Gue gak butuh! Kalo perlu, gue yang nembak elo! Karena gue yakin kalau lo suka sama gue. Ngaku ...!
IGO
Apaan sih, lo? Mau nambahin lagi masalah, heh? Udah jangan ganggu! Gue lagi kerja. Bentar lagi Bos datang, habis lo!
KIKA
Gue nggak takut dan nggak mau pergi. Gue sengaja nunggu Papa lo datang, biar bisa ngomong langsung sama calon mertua ganteng!
Kika semakin berani dan menantang. Kika masih berdiri di dekat Igo seraya memainkan pegangan pintu dapur. Semakin digoda, Igo malah berkeringat dingin di wajahnya yang gugup dan salah tingkah.
IGO (VO)
Dasar cewek gila! Beneran nekat!
Namun bukan Malika Elleana namanya kalau mudah menyerah. Alih-alih diusir Igo, ia malah ikut masuk ke dapur restoran dan sibuk menguntit ke manapun Igo melangkah. Sampai-sampai kelakuannya itu mengundang perhatian pegawai dapur dan para waiters. Untungnya mereka hanya menahan tawa, karena menghargai putra bos mereka.
Igo kheki dengan tingkah Kika. Sialnya, para pegawai yang semuanya laki-laki, tampak senang bercanda-canda dengan cewek tengil itu. Kika pun sepertinya sengaja bersikap sok akrab.
Tak berapa lama, semua pegawai berdiri serempak, seperti dikomando. Tak terkecuali Igo. Kika heran, kemudian memperhatikan tingkah karyawan itu satu persatu. Ia baru sadar ketika salah satu koki berbisik bahwa bos sudah datang.
KIKA
Huh! Gue pikir ada apa, kayak tentara mau perang aja.
IGO
Udah, sana lo pergi! Bokap gue bisa marah kalau ketauan ada penyusup di dapurnya!
Igo menepis tangan Kika yang turut masuk ke bak untuk mencuci sayuran. Bukannya pergi, Kika malah menumpangkan telapak tanganya ke tangan Igo di bawah kucuran air kran. Dengan lincah, ia menggosok tomat di sela jemari Igo. Kembali tangan mungil dan jemari lentik itu ditepis Igo, lalu diangkat ke tepi wastafel. Alih-alih merasa tersinggung atau terusir, Kika justru malah sengaja menyipratkan tangannya yang masih basah ke muka Igo. Kali ini Igo benar-benar dibikin kesal oleh ulah gadis yang sudah merusak pikirannya. Ia membalasnya dengan cipratan air dari kran ke wajah Kika hingga terlihat basah sampai ke poninya.
PAPA JUNO
Igo!
Hingga sebuah suara membahana, menghentikan keduanya. Disingkirkannya segera keranjang sayuran itu.
IGO
Iya, Papa!
PAPA JUNO
Boss! Panggil gue Boss. Pura-pura lupa aja lo! Mau gue potong gaji lo?
IGO
I ... iya, baik Boss!
Sementara itu Kika masih berdiri dengan terbengong-bengong menyaksikan interaksi antara ayah dan anak sebagai partner kerja. Ia merasa ada yang aneh!
PAPA JUNO
Lagi ngapain lo sama .... O ow! Ternyata ada anak manis? Ngapain di sini? Mau bikin rusuh lagi?
Tertangkap basah, Kika sempat gugup namun secepatnya bisa menguasai diri.
KIKA
(cengengesan)
Hallo, Om! Ketemu lagi kita....
Sementara itu secara tak sadar tangannya yang usil menarik kacang panjang yang tadi ia cuci bersama Igo, lalu diputar-putar seperti baling-baling. Brett! Kacang panjang itu melecut kena muka Igo. Igo memelotot.
PAPA JUNO
Jangan-jangan, kamu merencanakan sesuatu lagi untuk mengacaukan kami. Ya, kan, anak cantik?
KIKA
Nggak kok, Om! Justru aku ke sini mau menjelaskan apa yang terjadi kemarin. Semua ini memang salahku. Tapi itu karena aku nggak mau ada permusuhan di antara kita, Om. Terutama antara Om dan Mamaku.
PAPA JUNO
Hmm, sudah kuduga. Dasar anak nakal!
KIKA
Kok nggak konsisten banget sih, Om? Tadi katanya aku anak manis, terus cantik. Kenapa sekarang jadi anak nakal?
PAPA JUNO
(mengerling)
Kamu tu memang manis dan cantik. Tapi juga nakal! Eh, Cantik! Bilang mamamu, jangan galak-galak! Nanti tambah keliatan tua dan nggak laku lagi deh. Haha ....
Mendengar Papa Juno meledek mamanya, spontan saja Kika meradang. Ia kembali menarik kacang panjang. Namun kali ini berbelit dan susah ditarik. Tak kehilangan akal, ia mengambil timun dan terong ungu. Sambil berkata, ia mematah-matahkan buah sayuran itu.
KIKA
Baik, Om! Akan kusampaikan. Tetapi jangan salahkan aku jika Mama sudah tau nanti, maka nasib Om akan seperti ini!
Kika melempar potongan timun dan terong itu, kemudian berlalu meninggalkan resto itu. Beberapa pasang mata mengiringi kepergiannya dengan mulut ternganga.
CUT TO
30. INT. BUTIK LA ROSA – SORE
Cast: Rosa, Papa Juno
Di sela kesibukannya, Rosa sedang bermain-main dengan laptop Kika. Kebetulan Kika sedang memasang payet kebaya pelanggan di ruang produksi butik Mama Ocha bersama pegawai lainnya.
CU: Layar laptop berisi chatting Igo dan Kika.
KIKA: Beneran kamu bukan Igo?
IGO: Sumpah! Dibilangin saya ini Jun, nggak percaya. Igo nggak pake akun ini lagi. Dia kapok!
KIKA: Sama dong. Kika juga bilang udah nggak mau pakai lagi. Btw, kamu sendiri ngapain chat-chatan? Sudah nggak ada kerjaan? Restoranmu sudah sepi pelanggan, ya?
IGO: Sembarangan kalau nuduh. Aku sengaja chat kamu buat memastikan anakmu nggak bilang macam-macam, kan?
KIKA: Maksudmu? Memangnya Kika mau aduin apa, terus ... kapan ketemu Kika?
IGO: Eh, enggak! Anu... si Kika lucu juga ya, masa dia bilang sama aku, mamanya itu cantik, sabar, bukan pemarah, dan pemaaf. Pokoknya ramah dan tidak sombong!
KIKA: Oya? Terus, terus ... dia bilang apa lagi?
IGO : Emm ... apa ya? Katanya lagi, mamanya lagi cari pengganti papanya Kika. Bener, nggak?
ROSA
(menggerutu)
Damn, tu anak! Minta dibilas bareng cucian memang.
CU: Chat IGO: Udah, santuy aja, Jeng! Kika tuh sebenernya anak baik dan manis. Dia nggak mau ada permusuhan lagi di antara kita. Kupikir betul juga kata anak-anak kita. Lagian, nasib kita sama ... sama-sama lagi cari jodoh!
Jreng-jreng ...!
ROSA
(menatap Kika dari balik pintu)
Maafin Mama, Kika. Mama udah mengkhianatimu, Nak. Mama penasaran dan jadi ketagihan, kami juga mulai saling mencari dan menunggu. Tentunya tanpa sepengetahuan kalian, Kika dan Igo. Seandainya kalian tahu, ambyar! Maafin kami yang sudah bermain-main di belakang kalian. Ah kami memang pengkhianat. Pengkhianat tua gila!
CUT TO
Scene #31