Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
97. INT – RUMAH RENJANA – PAGI HARI – 2016
CAST: RENJANA, DEVAN, RENA
Renjana berdiri dan mengikat tali di atas tangga. Wajahnya datar, dia tidak menghiraukan bel rumahnya yang berbunyi. Ia menitikkan air mata.
VO RENJANA: Selamat tinggal semuanya
CUT TO
98. EXT – DEPAN PAGAR RUMAH RENJANA – PAGI HARI – 2016
CAST: RENA, DEVAN
Rena dan Devan mulai gelisah. Devan membunyikan bel rumah berulang kali dan tidak ada seorang pun yang membukakan pagar.
Devan
Ck… sialan! Ayo buka!
Devan menggoyang-goyang pagar itu dan mendobraknya. Pagar itu akhirnya terbuka. Wajahnya mulai panik.
Rena
Dev, pagarnya kebuka. (beat) Renjananya kemana ya?
Rena menggigit jarinya.
Devan
Gue ngga ngerti! Jangan ngomong sama Gue sebelum Gue yang buka suara! Paham Lo!
Devan membentak Rena. Dia menggedor pintu rumah Renjana dan memanggilnya dengan suara keras.
Devan
Renjana! Buka pintunya Renjana! Ini Gue! Devan!
Devan berteriak dan terus saja menggedor.
CUT TO.
99. INT – RUMAH RENJANA – PAGI HARI – 2016
CAST: RENJANA, DEVAN, RENA
Renjana panik. Ia menghentikan aktivitasnya dan mulai menyembunyikan tali-temalinya di ruangan kosong. Lalu ia menuruni tangga.
VO RENJANA: kenapa ada orang yang dateng di saat yang ngga tepat si?
Sesampainya di depan pintu. Ia membukanya dan melihat Devan. Dia terkejut lalu Ia tersenyum paksa ke arahnya.
Devan
Renjana.. (beat) Lo kenapa si? Dari tadi Gue udah berkali-kali mencet bel rumah Lo, tapi Lo ngga jawab
Devan berkata lembut tapi masih dengan wajah panik
Renjana
Ma… maaf Dev Gue… Gue
Renjana menjawabnya dengan ketakutan, namun kata-katanya berhenti ketika ia melihat kehadiran Rena.
Renjana
Ren… Rena…
Renjana berteriak panik dan mulai ketakutan. Ia menitikkan air matanya dan menutup serta mengunci pintunya. Dia menangis dan duduk terdiam di balik pintu.
VO RENJANA: Kenapa Rena sama Devan? Apa itu artinya? Lo selama ini adalah temen dia juga?
Devan menggedor pintu itu dengan keras dan memanggil Renjana sambil berteriak. Sementara itu, Renjana melihat Rena di hadapannya. Rena tersenyum licik sambil berdiri di hadapannya.
Rena
Halo gadis cengeng!
Rena mencengkeram rahang bawah Renjana dengan kuat
Renjana
Ren... Lepasin Gue Ren!
CUT TO
100. INT - TERAS RUMAH RENJANA - PAGI HARI - 2016
CASST: RENA, DEVAN
Rena dan Devan terkejut mendengar Renjana berteriak.
Devan
Renjana! Lo kenapa Renjana! Buka pintunya!
Devan berteriak dan menggedor pintu itu. Tapi tetap tak ada jawaban.
CUT TO
101. INT - RUMAH RENJANA - 2016
CAST: RENJANA, RENA
Renjana menangis dan berteriak. Rena tersenyum dan menatap tajam wajahnya.
Rena
Gue? Ngelepasin Lo?
Renjana menangis dan menendang Rena. Rena jatuh tersungkur ke bawah dan Renjana berlari ke dapur.
CUT TO
102. INT - TERAS RUMAH RENJANA - PAGI - 2016
CAST: RENA, DEVAN
Rena dan Devan semakin panik.
Rena
Dev, sekarang kita harus ngapain?!
Rena berteriak gelisah dan menatap Devan cemas. Devan menggedor pintu itu tanpa memperdulikan ucapan Rena.
VO DEVAN: Ck Sialan
Devan dan Rena berlari dan mencari sebuah pintu lain hingga mereka menemukan pintu samping.
Rena
Dev, pintu ini. Mungkin bisa jadi pintu masuk kita
Rena menatap Devan. Keduanya pun masuk dan mendapati ruangan yang gelap tanpa pencahayaan.
CUT TO
103. INT - DAPUR - RENJANA - 2016
CAST: RENJANA, RENA, DEVAN
Renjana berlari dan mengambil sebuah pisau di dapur. Lalu ia keluar dan menodongkan pisau tepat di depan kedua mata Rena. Tangannya gemetar.
Renjana
Mundur.. atau... Atau Gue bunuh Lo Ren!
Renjana mengeluarkan keringat dingin. Rena tersenyum licik dan menurunkan pisau itu. Renjana pun mengambil pisau itu. Dan tepat di saat itu, Rena dan Devan melihat Renjana.
Rena
Renjana hentikan!
Rena berteriak panik ketika melihat Renjana mengarahkan pisau ke tubuhnya sendiri.
Devan
Renjana!
Devan berusaha mendekati Renjana. Namun Renjana menodongkan pisau ke arah Devan.
Renjana
Diam! Kalo nggak! (beat) Gue bakal bunuh kalian!
Renjana menodongkan pisau ke arah mereka berdua sambil menitikkan air mata. Kedua tangannya tetap gemetar.
Rena
Renjana Gue mohon! Hentikan ini semua!
Rena berteriak panik dan maju sambil memegang kedua lengan Renjana
Renjana
Ren.. kenapa... Kenapa Lo ada dua?
Renjana tanpa sengaja menjatuhkan pisaunya. Ia memegang kepalanya yang pusing.
Renjana
Engga.. ini ngga mungkin terjadi..
Renjana bingung melihat mereka berdua.
Rena
Renjana.. Lo kenapa?
Rena berusaha memeluk Renjana namun Renjana tak sengaja melukai lengan Rena. Rena terjatuh.
Devan
Renaaa!
Devan meraih tubuh Rena dan dia marah melihat Renjana. Devan membantu Rena duduk dan dia berjalan ke arah Renjana. Devan meraih tubuh Renjana dan menahannya dengan kedua tangannya. Renjana bersandar di dinding. Devan menatap Renjana tajam.
Devan
Sadar Renjana! sadar!
Devan berteriak dan hal itu membuat Renjana ketakutan. Dia menutup kedua telinganya.
Devan
Renjana! Gue ngerti Lo depresi karena sikap temen-temen kelas Lo! Tapi ga seharusnya Lo malah jadi kaya gini!
Devan meninggikan suaranya dan membuat Renjana menangis.
Renjana
Tapi Gue capek Dev! Mereka semua ngintai Gue setiap saat!
Renjana berbicara dengan sisa tenaganya. Rena yang melihat Renjana merasa bersalah. Ia menitikkan air matanya.
Devan
Terus kenapa?! (beat) Lo mau terus-terusan nyakitin diri Lo setiap saat?! Iya?!
Devan berteriak marah
Devan
Jawab Gue Renjana jawab!
Devan mengepalkan tangannya dan memukul tangannya ke dindingnya. Namun Renjana hanya diam dan menutup mukanya dengan tangannya.
Devan
Renjana! Dengerin Gue!
Devan membuka kedua tangan Renjana
Devan
Masih banyak di luar sana temen yang peduli sama Lo! (beat) Asal Lo tau. Maya, Vita, Salsa bahkan Syakila! Mereka semua peduli sama Lo Renjana!
Renjana terkejut mendengar nama Syakila disebut. Dia melihat Devan dan terus menangis.
Renjana
Syakila? Ta.. tapi Dev dia.. dia jahat
Renjana terbata-bata
Devan
Dia jahat karena dia dibawah tekanan Rena, Renjana! Orang tuanya kerja di sana! Dan kalo dia ngga nurut Rena! Orang tuanya bisa dipecat kapan aja!
Devan menatap tajam kedua mata Renjana. Mereka saling berpandangan.
Renjana
Gue.. Gue ga ngerti mana yang bener mana yang salah Dev! Gue ga ngerti. (beat) mereka semua terlalu jahat!
Renjana membulatkan matanya. Devan menggenggam kedua tangan Renjana.
Devan
Yang perlu Lo tau sekarang adalah (beat) tindakan Lo salah Renjana! Jangan lakuin ini lagi! Lo sama aja egois dan tega nyakitin diri Lo sendiri kalo Lo kaya gini terus!
Renjana memperhatikan Devan
Renjana
Terus Gue harus gimana? Gue bahkan ga bisa bedain antara kenyataan sama halusinasi Gue sendiri Dev!
Renjana menggertak dan menggoyangkan kedua tangannya. Ia berusaha melepaskan diri.
Devan
Lo harus berdamai sama diri Lo Renjana! Inget, ada banyak orang yang peduli sama Lo. Jangan liat mereka yang jahat sama Lo! (beat) Tapi inget orang-orang yang selalu ngedukung Lo! (beat) Gue, Maya, Vita, Gia, Syakila bahkan orang tua Lo
Kata-kata Devan membuat Renjana menangis. Renjana menangis di pelukan Devan.
Renjana
Maafin Gue Dev! Maafin Gue
Renjana berkata lirih dalam pelukan Devan.
Rena yang melihat itu membungkam mulutnya. Dia berjalan ke arah Renjana dan bertekuk lutut di hadapannya.
Rena
Renjana.. Gue.. Gue mohon maafin sikap Gue
Rena menangis sesenggukan dan Renjana membantunya berdiri. Mereka berpelukan
Rena
Gue udah jahat banget sama Lo Renjana.. Gue jahat
Rena menangis sesenggukan
Renjana
Engga papa Ren...
Renjana melepas pelukannya dan dia melihat lengan Rena yang terluka.
Renjana
Maafin Gue soal ini Ren, Gue bantu ngebersihin lukanya ya
Renjana menghapus air matanya dan tersenyum lesu ke arah Rena
Rena
Lo... Lo maafin Gue Renjana?
Rena menitikkan air matanya. Dan Renjana mengangguk.
Rena
Makasih...
Rena memeluknya sekali lagi. Devan yang melihat itu pun mengabadikannya dengan memfoto mereka berdua. Devan menghubungi Gia.
CUT TO