Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
61. EXT - TAMAN SEKOLAH - SORE HARI - 2016
CAST: GIA, SYAKILA
Gia berjalan lemas setelah mendengar percakapan antara Syakila dan Devan
VO GIA: Syakila, apa dia terpaksa berbuat jahat sama Renjana? Tapi kenapa? Gue masih ga ngerti
Gia mengambil nafas panjang dan menghembuskan ya pelan
DISSOLVE TO
62. INT - KAMAR DEVAN - MALAM HARI - 2016
CAST: Devan
ESTABLISH SHOT: suasana kamar Devan
1. Sebuah meja belajar dengan banyak buku tersusun rapi
2. Sebuah kasur berwarna hitam dengan dua bantal dan satu guling. Sprei kasur itu bergambar bendera Barcelona.
Devan memandangi bulan dan bintang sambil duduk di depan kacanya. Ia merenung sembari mengingat kembali apa yang diucapkan Syakila padanya.
MONTAGE:
Syakila (O.S)
Lo tau kan? Ayah Gue kerja sebagai pembantu? Dan, Lo udah tau siapa bosnya kan? Jadi, Gue ga bisa apa-apa
CUT BACK TO
Devan menggaruk kepalanya dengan wajah kesal.
VO DEVAN: Ga seharusnya bokap Lo keluar dari rumah Gue Syakila. (Beat) Maafin Gue
Devan menitikkan air matanya. Ia mengambil sebuah buku di meja belajarnya.
CLOSE UP: sebuah tulisan judul buku tulis yaitu "KKH SyaVan"
Ia membuka lembar demi lembar bagaimana ada foto Devan dan Syakila mulai dari SD-SMA. Dia tersenyum dan terkadang tertawa kecil
CLOSE UP:
1. Devan (6thn) duduk di bangku panjang bersama Syakila (6thn). Mereka memakan es krim
2. Devan (13thn) bersama Syakila menaiki sepeda pancal sambil tersenyum riang
VO DEVAN: Gue rindu Lo, Syakila
CUT TO
63. INT - KAMAR RENJANA - MALAM HARI - 2016
CAST: RENJANA
Renjana duduk lemas di kamarnya, ia mengambil nafas beberapa kali sebelum akhirnya menitikkan air matanya.
VO Renjana: kenapa Gue yang disalahin? Apa salah Gue sampai digituin sama guru Gue sendiri?
Renjana mengambil selimutnya dan menutup dirinya dengan selimut. Namun, ia tak benar-benar tidur. Di hari esok, ia bertekad untuk menjadi penurut.
FADE OUT
64. INT - KELAS - PAGI HARI - 2016
CAST: RENJANA, GIA, MAYA, SYAKILA, RENA, LIA
ESTABLISH SHOT:
Renjana memasuki kelas dengan raut wajahnya yang muram. Dia duduk di bangku paling belakang seperti biasa. Semua mata tertuju padanya. Diam-diam, Maya, Gia dan Vita melihat Renjana sekilas.
Vita
Kita sapa Renjana yuk, Gue udah ga tega liat dia digituin sama wali kelas kita
Vita berkata dengan suara lirih
Maya
Gia, Vita masih ga ngerti juga. Dia harus diapain?
Maya melihat ke arah Gia
Gia
Kali ini Gue setuju sama Vita
Gia dan Vita akhirnya nekat menghampiri Renjana, namun mereka di dahului oleh Lia, Rena dan Syakila.
Rena
Kayanya, kemarin wali kelas ke kelas kita? Bener ngga Renjana?
Rena bertanya kepada Renjana dengan suara kerasnya namun tetap tersenyum. Renjana yang melihat itu hanya tersenyum.
Lia
Wah, Bu Dita ngapain ke kelas kita? Kepo tau
Lia tersenyum dan mendekati Renjana
Renjana
Kalo kalian mau tau, mending tanya langsung aja sama Bu Dita!
Renjana berdiri dan menjawab pertanyaan itu dengan tegas. Ia bergegas meninggalkan teman-temannya dari kelas.
Sementara itu, Vita dan Gia merasa sebal dan kemudian berhadapan dengan Lia dan Rena.
Gia
Heh Ren, Lo tu tukang kepo ya ternyata. Gue baru tau
Gia mengejek Rena sambil tertawa pelan
Rena
Ya terus kenapa? Suka-suka Gue dong
Rena balas mencibir Gia
Gia
Percuma cantik, tapi attitude 0. Percuma cantik, modal bedak tebel doang bisanya. Udah gitu tukang ghibah lagi, dih. (Beat) Cowo mana yang betah ama Lo
Gia tersenyum simpul dan meninggalkan Rena. Rena kembali ke tempat duduknya. Maya yang melihat kejadian itu langsung menghampiri kedua temannya
CUT TO
65. EXT - TAMAN - PAGI HARI - 2016
CAST: RENJANA, DEVAN
Renjana duduk termenung di bangku taman, Devan dari kejauhan melihat Renjana dan menghampirinya.
Devan
Renjana, apa kabar? Gimana liburannya?
Devan tersenyum ragu ke arah Renjana
Renjana
Eh Devan, hai. Gue.. Gue baik kok
Renjana tersenyum ragu
Devan
Gue duduk di sini boleh ga?
Devan tersenyum ramah. Renjana hanya mengangguk. Setelah Devan duduk, Renjana memutar kedua bola matanya.
VO RENJANA: Dev, kalo Gue cerita ini? Apa lo mau dengerin Gue?
Renjana menggigit bibir bawahnya. Lalu ia perlahan mulai menceritakan kisahnya.
Renjana
Dev, Lo mau dengerin cerita Gue ga?
Renjana tersenyum
Devan
Oke, silahkan cerita
Devan tersenyum
Renjana
Jadi, kemarin wali kelas Gue nemuin Gue. (beat) Dan kata beliau, (beat) Gue ini kena Social Punishment. Katanya, sikap Gue terlalu buruk, jadi ya, (beat) Gue harus Nerima akibatnya kalo Gue dikucilkan
Renjana tersenyum sambil menunduk lesu. Ia mulai menitikkan air matanya
Renjana
Apa itu bener Dev? Apa Gue salah, kalo Gue ga mau dimanfaatin temen-temen Gue sampe akhirnya Gue ngelawan mereka Dev? Apa Gue harus terus jadi boneka mereka Dev?
Renjana berkata lirih sembari menghapus tangisnya
Devan
Renjana, Lo ga salah. Tapi, balik lagi Renjana. Lo tau sendiri kan? (beat) Di sini, suara mayoritas itu bakalan menang. Sedangkan suara minoritas, (beat) ngga bakal didengerin
Devan memaksakan untuk tersenyum ke arah Renjana
Renjana
Hiya, gimana lagi terus Dev. Berbuat baik itu boleh, tapi kalo ujung-ujungnya kita malah dimanfaatin? (beat) Bukannya kita malah bego sendiri ya Dev?
Renjana melirik Devan
Devan
Gue ngerti Renjana, itu pasti berat. Tapi, mau gimana lagi? Setiap ada anak baru yang pindah ke sini, udah pasti ada yang gini. Mereka jadi bahan bullyan dan setelahnya, sama aja. (beat) Mereka suka ngemanfaatin orang baru, sama persis kaya apa yang terjadi sama kamu Renjana
Devan berkata lirih sembari tertunduk lesu
Renjana
Oh ya, ko Lo tau Dev? Kan kita murid baru di sekolah ini
Renjana melihat ke arah Devan dengan ragu
Devan
Gue udah tau semenjak kakak Gue sekolah di sini
Devan tertunduk lesu sambil melihat ke arah Renjana
Renjana
Jadi, Lo punya kakak? Dimana kakak Lo? Kok Gue ngga pernah lihat Lo sama kakak Lo
Renjana tersenyum ragu smebari melihat ke arah sekitar. Devan menatap ke arah Renjana sambill menatap tajam ke arahnya
Devan
Kakak Gue depresi Renjana, dia lagi menjalani terapi biar dia bisa tenang. Dia ngalamin hal yang sama kaya Lo, bedanya. Dia udah ngga kuat dan akhirnya jadi kaya gitu
Devan berkata sambil menggenggam erat kedua tangannya. Renjana terkejut melihat reaksi Devan dan membungkam mulutnya sendiri
Renjana
Ma... maafin Gue Dev, Gue beneran ngga tau
Renjana tersenyum dan melihat Devan dengan wajah merasa bersalah
Devan
Gapapa Renjana, ini bukan salah Lo. Makanya, Gue ga mau liat nasib Lo kaya kakak Gue Renjana
Devan tersenyum dan menitikkan air matanya. Renjana tersenyum dan menahan tangisnya pecah
CUT TO