Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
50. INT - KELAS - PAGI HARI - 2016
CAST: RENJANA, SYAKILA, RENA, LIA, EXTRAS (TEMAN-TEMAN)
Renjana duduk di bangkunya dan membaca webtoon di hpnya. Di mejanya sudah ada sebuah buku dan alat tulis. Rena, Lia dan Syakila mengamati Renjana dari kejauhan. Namun, Renjana tak menghiraukannya.
Syakila
Kayanya, tu anak semenjak Gue tinggal hp an mulu
Syakila tertawa pelan
Lia
Iya i, kok ga capek ya? Hp an terus ae
Lia menyahut
Rena
Ya daripada ga punya temen kan? Jadinya, ya hp doang pelampiasannya
Rena tersenyum simpul
Renjana yang mendengar pembicaraan mereka memasukkan kembali bukunya dan ke luar kelas. Dia melewati teman-temannya dengan wajah datar.
VO RENJANA: Hidup di dunia memanglah tak sesederhana seperti yang dikatakan banyak orang. Jalanilah dan hadapilah. Kedua kata itu sederhana, tapi sangat mencekam bagi orang-orang yang berada di situasi sama denganku
FADE OUT
51. INT - LAPANGAN SEKOLAH - PAGI HARI - 2016
CAST: RENJANA, BU DITA, EXTRAS (TEMAN-TEMAN)
ESTABLISH SHOT:
Para siswa berkumpul dan saling mengobrol satu sama lain dengan gengnya masing-masing sebelum upacara dimulai. Namun, Renjana duduk diam di camp tempat anak-anak sakit ketika upacara berlangsung.
VO BU DITA: Renjana, kenapa dia sendirian?
Dari kejauhan, Bu Dita mengamati Renjana secara diam-diam
CUT TO
52. INT - LOTENG - SIANG HARI - 2016
CAST: DEVAN, RENJANA
Renjana duduk seperti biasa sembari menyetel musik dan mendengarkannya melalui headshet. Tiba-tiba saja, bayangan Renjana datang menghampiri.
Bayangan Renjana
Renjana, kenapa kamu di sini?
Bayangan itu berbisik dengan nada berat. Ia menyeringai tajam ke arah Renjana. Bayangan itu seperti nyata seperti dirinya. Namun, berbeda sekali dengan dirinya. Bayangan itu mengeluarkan darah di bagian bibirnya.
Renjana
Aaaaaaaaa!!!!!
Renjana gemetar ketakutan. Ia berdiri sambil menutup kedua telinganya
Bayangan Renjana
Kenapa kamu takut? Kamu sendiri yang ke sini kan? Hahahaha
Bayangan itu berwajah pucat. Ia tertawa mengerikan dan mulai berdiri mendekati Renjana. Cara berjalannya seperti orang cacat.
Renjana
Pergii.... Aaaaaa
Renjana berlari dengan nafas terengah-engah. Bayangan itu mendekat. Dan Renjana pun jatuh
Bayangan Renjana
Kenapa Renjana? Kamu tidak punya teman kan? Haahahahah
Bayangan Renjana mendekati Renjana. Renjana mundur secara perlahan sedangkan bayangan itu menatap tajam dan menyeringai ke arahnya
Renjana
Jangan!!! Aku mohon pergilah!!!
Renjana berteriak sebisa mungkin. Hingga akhirnya ia berdiri dan menendang kaki bayangannya sendiri. Bayangan itu menunjukkan wajah datarnya dan memegang kepala Renjana. Detik selanjutnya, ia berpindah tempat dan berdiri di belakang Renjana. Bayangan itu menutup kedua mata Renjana
Bayangan Renjana
Pergilah dari sini Renjana! Ayo pergi, ini bukan tempatmu
Bayangan itu berbisik di telinganya.
Renjana
Aaaaa.... Aku mohon lepaskan!!
Renjana merintih kesakitan.
Dari kejauhan, Devan melihat Renjana yang menjerit. Devan langsung pergi menghampiri Renjana
Devan
Renjana, Lo kenapa?
Devan memegang pundak Renjana. Renjana membuka matanya dengan wajah ketakutan
Renjana
Devan.. Devan tolong Devan...
Renjana memegang tangan Devan dengan gemetar
Renjana
Ta.. tadi ada yang mau berbuat jahat sama Gue Dev..
Renjana menjelaskan dengan terbata-bata
Devan
Ngga ada siapa-siapa di sini Renjana, kamu tenang ya. Tenang dulu Renjana
Devan menggenggam tangan Renjana. Ia melihat Renjana dengan wajah cemas
VO DEVAN: Renjana, apa Lo sakit?
Devan mengelus kepala Renjana. Renjana menangis di pelukan Devan.
Renjana
Gue takut Dev, Gue.. Gue ga bisa kalo harus sekolah di sini
Renjana menangis
Devan
Udah, diem dulu Renjana. Tenangkan diri kamu
Devan menggenggam tangan Renjana lalu menagajaknya duduk. Renjana mengatur nafasnya. Setelah tenang, Devan pun bertanya kepada Renjana
Devan
Renjana, apa aku boleh tanya sesuatu?
Devan mulai bertanya kepada Renjana dengan cara yang halus
Renjana
Tanya apa?
Renjana menghapus tangisannya
Devan
Sebenarnya, tadi itu? Apa yang kamu lihat?
Devan menatap Renjana
Renjana
Gue ga ngerti Dev, yang jelas. Dia terlalu nyata buat Gue. (beat) Sampe Gue ga bisa bedain itu memang nyata atau cuman ilusi Gue Dev
Renjana menyenderkan kepalanya di pundak Devan
Devan
Gimana bentuk bayangan yang Lo liat Renjana?
Renjana
Bayangan itu mirip banget sama Gue Dev, tapi dia jahat Dev
Renjana menutup wajahnya
Devan
Dia muncul pas Lo ngapain aja Renjana?
Devan bertanya kepada Renjana
Renjana
Gue ga ngerti Dev, yang jelas dia bisa muncul secara tiba-tiba. Dan di saat itu, Gue ga ngerti kenapa dia berusaha nyoba nyakitin Gue
Renjana menitikkan air matanya
Devan
Renjana, Gue bisa kasih saran ngga?
Devan dengan ragu-ragu melihat Renjana
Devan
Lo sebaiknya istirahat dulu di rumah. Dan mungkin, Lo bisa ngelakuin hal yang Lo suka, pergi ke tempat yang Lo mau. Biar Lo bisa baikan
Devan memberi saran sembari tersenyum
Renjana
Lo bener Dev, Gue harus nyoba itu besok. Lama-lama Gue bisa gila kalo sekolah di sini terus Dev
Renjana menatap Devan sembari tersenyum dan menahan tangisnya.
Devan
Renjana, ini udah bel masuk. Ayo ke kelas
Devan menatap wajah Renjana
Renjana
Dev, (beat) makasi ya karena Lo udah mau nenangin Gue
Renjana tersenyum dan melangkah pergi lebih dahulu
Devan melihat Renjana dari kejauhan dan memandangnya dengan wajah cemas.
VO DEVAN: Renjana, apa psikolog Lo terganggu?
Devan mengusap mukanya kasar. Ia mengacak rambutnya.
Devan
Apa yang udah temen-temen Lo lakuin sampe Lo kaya gitu Renjana?
Devan mengamati Renjana lagi
FADE OUT
53. INT - KAMAR - MALAM HARI - 2016
CAST: RENJANA, RAHMA
Renjana berbaring di kasur dan menyelimuti dirinya. Ia menggigit jarinya
VO Renjana: gimana cara bilangnya ke Mama ya?
SOUND EFFECT: suara pintu diketuk
Rahma
Renjana, Mama boleh masuk Nak?
Renjana
Iya Ma, masuk aja
Rahma masuk ke kamar dan duduk di tepi kasur.
VO RENJANA: ini saat yang tepat buat Gue ngomong
Renjana duduk dan menyandarkan kepalanya di bahu Ibunya.
Renjana
Ma, Renjana besok ngga masuk dulu ya. Renjana sakit
Renjana mengerucutkan bibirnya
Rahma
Apa kamu sakit Nak?
Rahma mengelus kepala anaknya
Renjana
Iya Ma, 3 hari aja kok Ma. Ya Ma ya?
Renjana merengek seperti anak kecil
Rahma
Kok lama sekali?
Rahma mengernyitkan kedua matanya
Renjana
Ih Mama ih, 3 hari itu ngga lama Ma
Renjana merengek lagi
Rahma
Yasudah Nak, iya
Rahma mengecup dahi anaknya
Rahma
Renjana, kalo kamu ada apa-apa bilang sama Mama ya Nak
Rahma mengelus pipi anaknya
Renjana
Iya Ma. Yaudah, Renjana mau tidur
Rahma mengecup anaknya. Lalu menyelimuti Renjana. Setelah itu, ia pergi dari kamar Renjana
VO RENJANA: maafin Renjana karena sampe hari ini Renjana ngga bisa jujur. (beat) Tapi ini demi kebaikan bersama Ma
CUT TO