Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
JALAINI (Original Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
22. PEMBUNUH YANG SEBENARNYA

122 INT. SUMUR DALAM RUMAH DUKUN - PAGI

Tujuh kepala para gadis dengan kondisi ada yang masih bagus dan ada yang sudah rusak mengapung. Semua mulut mereka dilakban. Terdapat tujuh macam bunga bertaburan bersama kepala-kepala-- masih ada anting-anting di telinga mereka.

JALAINI (V.O.)

Bunga tujuh rupa. Tujuh kepala. Semua sudah teridentifikasi. Tangisan para ibu itu kini jadi tangisan sempurna dengan wajah anak-anak mereka. Kepala telah bertemu tubuhnya, meski tanpa kata yang terucap dari mulutnya.


CUT TO:


123 INT. RUANG STAF IDENTIFIKASI - SORE

Foto-foto para gadis ditempel pada laporan kasus pembunuhan. Foto itu lengkap dengan nama mereka. Korban 1: Siti Rosidah; korban 2: Mawarni; korban 3: Sri Kantili; korban 4: Puspa Melati; korban 5: Yasmin Aulia; korban 6: Kenanga Citra; korban 7: Harum Laila.


JALAINI (O.S.)

Semua pindah tanpa mata yang melihat. Setiap garis yang tergambar sudah lenyap. Jejak-jejak tersapu tak tersisa. Kini hari itu telah tiba.


Foto Dukun ditempel oleh Jalaini di laporan pelaku pembunuhan.


JALAINI

Semua telah tuntas.

BUDIMAN

(Mengembuskan asap rokok)

Puisi yang bagus, Bung.


Jalaini menutup laporannya.


JALAINI

Bukan puisi sih sebenarnya.


ANGGORO

Pak, maaf karena mulut saya Bapak jadi kena sanksi.


JALAINI

Lagi pula itu ulah tanganku. Saya yang harusnya minta maaf sudah memukulmu. Seharusnya kita tetap profesional bukan di pekerjaan yang menuntut untuk mencurigai siapa pun dan tidak percaya pada siapa pun?


Anggoro tersenyum.


JALAINI (cont’d)

Soal mutasi.. itu tergantung Kanit.

(Mengambil tas)

Saya duluan ya.


Putung rokok dimatikan, namun asapnya masih muncul. Budiman dan Anggoro menyalami Jalaini. Jalaini tersenyum lalu berdiri meninggalkan rekan-rekannya.


CUT TO:


124 INT. SEL POLRES - SORE

Jalaini berdiri di depan sel. Si DUKUN mendekatinya dengan berkomat-kamit. Mereka saling berpandangan. Mata Dukun memperhatikan Jalaini dengan tajam. Pantulan Jalaini seperti pada cermin cembung tercetak pada mata Dukun. Pantulan itu semakin lama jadi lurus layaknya Jalaini sedang bercermin.


JALAINI

(Berbisik dengan suara berat)

Riko dudu dukun sing asli.124.1


Jalaini senyum lalu membalikkan badan. Dia berjalan menjauh dari Dukun; masih dalam gambar terbalik secara horizontal.

Dukun masih membaca mantra-mantranya.


CUT TO:


125 EXT. DEPAN RUMAH JALAINI - SORE

SFX: Mantra-mantra dukun mulai lirih

Kita melihat rumah Jalaini dari depan terbalik secara horizontal dengan pintu dan papan nama di atasnya sebagai fokus. Secara perlahan mendekat. Papan nama itu jika dieja dalam gambar terbalik akan berbunyi: INIAJAL.

SFX: MOTOR DIHENTIKAN

SFX: Langkah kaki.

Kepala Jalaini tepat di depan pintu. Jalaini menoleh ke kiri (jika tidak dibalik sebenarnya dia menoleh ke kanan). Kemudian dia tersenyum tanpa menunjukkan gigi, bahkan senyuman itu hanya ditarik di ujung bibir saja. Setelah itu dia melihat lagi ke arah pintu dan membuka. Dia masuk ke--


126 INT. RUMAH JALAINI - SORE

Dengan santai dia berjalan menyusuri rumahnya dan langsung menuju ke --


127 INT. KAMAR JALAINI - SORE

Jalaini mengambil kaset dan menghidupkan lagu: Aku Masih Sendiri - Pance F. Podang. Dia membuka lacinya dan terdapat kotak yang berisi tembakau, kemenyan, cengkih, dan kertas sigaret. Dia mengambil rokok yang sudah dilinting lalu mengambil korek dan menghidupkan rokok itu di mulutnya. Dia mengembuskan asapnya. Dia letakkan rokok itu pada asbak di atas meja.

Kemudian dia menatap cermin di lemarinya. Dia membuka lemari. Selain bajunya, di lemari itu menggantung baju-baju WANITA yang merupakan baju PARA KORBAN dan sudah kering serta bersih; baju merah gemerlap milik Biduan, baju dolalak warna kuning milik Penari, baju tidur wanita, dan lainnya.

Di bawah itu ada kotak. Dia membuka kotak itu dan terdapat baju yang berlumuran DARAH. Itu adalah baju milik HARUM saat dibunuh. Jalaini mengambil baju itu. Ditutupnya lemari dan Jalaini menatap cermin. (Saat ini sudah tidak lagi terbalik.) Namun Jalaini tidak hanya memeluk baju gadis itu melainkan baju itu dipakai oleh RIA. Jalaini tersenyum menatap Ria. Dia menunduk dan mereka saling memeluk BAYI yang sedang tidur. Jalaini tersenyum. Itu adalah senyum paling tulus yang pernah kamu lihat.


CUT TO:


128 INT. KAMAR MANDI - SORE

Ember hitam bulat lebar diletakkan di tengah. Baju yang berlumuran DARAH milik HARUM dimasukkan ke dalam EMBER. Kita berfokus pada ember dan baju. Baju itu sedikit demi sedikit terisi oleh air.

SFX: Air ditimba

Air diguyur ke baju. Volume air di ember semakin bertambah. Warna merah semakin menyebar.

CREDIT.

TAMAT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@suciasdhan : Terima kasih..... ^.^
3 tahun 2 bulan lalu
Wow, amazing. Ternyata, pelakunya 😱
3 tahun 2 bulan lalu
@witari : Aamiin Ya Rabb πŸ™πŸ™πŸ™
3 tahun 2 bulan lalu
Masama. Asal aku penasaran, pasti selesai di hari itu juga tanpa loncat2. Terima kasih untuk bacaan berkualitas yang gratis 😁😁😁 semoga lolos dan dilirik!
3 tahun 2 bulan lalu
@witari : Wah... Terima kasih sudah baca sampai akhir... #terharu πŸ™πŸ™πŸ™
3 tahun 2 bulan lalu
Yeay, udah selesai. Pelakunya ada dalam otakku sendiri ... hehe Sukses!
3 tahun 2 bulan lalu