Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
122 INT. SUMUR DALAM RUMAH DUKUN - PAGI
Tujuh kepala para gadis dengan kondisi ada yang masih bagus dan ada yang sudah rusak mengapung. Semua mulut mereka dilakban. Terdapat tujuh macam bunga bertaburan bersama kepala-kepala-- masih ada anting-anting di telinga mereka.
JALAINI (V.O.)
CUT TO:
123 INT. RUANG STAF IDENTIFIKASI - SORE
Foto-foto para gadis ditempel pada laporan kasus pembunuhan. Foto itu lengkap dengan nama mereka. Korban 1: Siti Rosidah; korban 2: Mawarni; korban 3: Sri Kantili; korban 4: Puspa Melati; korban 5: Yasmin Aulia; korban 6: Kenanga Citra; korban 7: Harum Laila.
JALAINI (O.S.)
Foto Dukun ditempel oleh Jalaini di laporan pelaku pembunuhan.
JALAINI
BUDIMAN
(Mengembuskan asap rokok)
Jalaini menutup laporannya.
JALAINI
ANGGORO
JALAINI
Anggoro tersenyum.
JALAINI (contβd)
(Mengambil tas)
Putung rokok dimatikan, namun asapnya masih muncul. Budiman dan Anggoro menyalami Jalaini. Jalaini tersenyum lalu berdiri meninggalkan rekan-rekannya.
CUT TO:
124 INT. SEL POLRES - SORE
Jalaini berdiri di depan sel. Si DUKUN mendekatinya dengan berkomat-kamit. Mereka saling berpandangan. Mata Dukun memperhatikan Jalaini dengan tajam. Pantulan Jalaini seperti pada cermin cembung tercetak pada mata Dukun. Pantulan itu semakin lama jadi lurus layaknya Jalaini sedang bercermin.
JALAINI
(Berbisik dengan suara berat)
Jalaini senyum lalu membalikkan badan. Dia berjalan menjauh dari Dukun; masih dalam gambar terbalik secara horizontal.
Dukun masih membaca mantra-mantranya.
CUT TO:
125 EXT. DEPAN RUMAH JALAINI - SORE
SFX: Mantra-mantra dukun mulai lirih
Kita melihat rumah Jalaini dari depan terbalik secara horizontal dengan pintu dan papan nama di atasnya sebagai fokus. Secara perlahan mendekat. Papan nama itu jika dieja dalam gambar terbalik akan berbunyi: INIAJAL.
SFX: MOTOR DIHENTIKAN
SFX: Langkah kaki.
Kepala Jalaini tepat di depan pintu. Jalaini menoleh ke kiri (jika tidak dibalik sebenarnya dia menoleh ke kanan). Kemudian dia tersenyum tanpa menunjukkan gigi, bahkan senyuman itu hanya ditarik di ujung bibir saja. Setelah itu dia melihat lagi ke arah pintu dan membuka. Dia masuk ke--
126 INT. RUMAH JALAINI - SORE
Dengan santai dia berjalan menyusuri rumahnya dan langsung menuju ke --
127 INT. KAMAR JALAINI - SORE
Jalaini mengambil kaset dan menghidupkan lagu: Aku Masih Sendiri - Pance F. Podang. Dia membuka lacinya dan terdapat kotak yang berisi tembakau, kemenyan, cengkih, dan kertas sigaret. Dia mengambil rokok yang sudah dilinting lalu mengambil korek dan menghidupkan rokok itu di mulutnya. Dia mengembuskan asapnya. Dia letakkan rokok itu pada asbak di atas meja.
Kemudian dia menatap cermin di lemarinya. Dia membuka lemari. Selain bajunya, di lemari itu menggantung baju-baju WANITA yang merupakan baju PARA KORBAN dan sudah kering serta bersih; baju merah gemerlap milik Biduan, baju dolalak warna kuning milik Penari, baju tidur wanita, dan lainnya.
Di bawah itu ada kotak. Dia membuka kotak itu dan terdapat baju yang berlumuran DARAH. Itu adalah baju milik HARUM saat dibunuh. Jalaini mengambil baju itu. Ditutupnya lemari dan Jalaini menatap cermin. (Saat ini sudah tidak lagi terbalik.) Namun Jalaini tidak hanya memeluk baju gadis itu melainkan baju itu dipakai oleh RIA. Jalaini tersenyum menatap Ria. Dia menunduk dan mereka saling memeluk BAYI yang sedang tidur. Jalaini tersenyum. Itu adalah senyum paling tulus yang pernah kamu lihat.
CUT TO:
128 INT. KAMAR MANDI - SORE
Ember hitam bulat lebar diletakkan di tengah. Baju yang berlumuran DARAH milik HARUM dimasukkan ke dalam EMBER. Kita berfokus pada ember dan baju. Baju itu sedikit demi sedikit terisi oleh air.
SFX: Air ditimba
Air diguyur ke baju. Volume air di ember semakin bertambah. Warna merah semakin menyebar.
CREDIT.
TAMAT