Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
37 INT. KAMAR JALAINI - SIANG
Jalaini bangun dan tersengal-sengal. Dia melihat jam: 11.13.
SFX: Ramai di luar. Beberapa gamelan dipukul pelan tidak beraturan.
SUPERIMPOSE: JUMAT, 14 SEPTEMBER 1986
Jalaini turun dari ranjang.
CUT TO:
38 EXT. DEPAN RUMAH JALAINI - SIANG
Jalaini membuka pintu. Beberapa orang lewat membawa peralatan jathilan. Jalaini menoleh ke rumah tetangganya. JOKO yang sedang di luar rumahnya mengangguk. Jalaini menghampiri.
JALAINI
JOKO
JALAINI
JOKO
Jalaini tersenyum.
CUT TO:
39 EXT. PEKARANGAN BELAKANG RUMAH 10 - SORE
SFX: Musik jathilan dan pengiring; lirih
Jalaini mengecek setiap sudut.
JALAINI
BUDIMAN
Jalaini berjalan ke tengah.
JALAINI
Budiman dan Anggoro mendekat ke Jalaini.
JALAINI (cont’d)
ANGGORO
JALAINI
Jeda.
JALAINI (cont’d)
ANGGORO
JALAINI
BUDIMAN
JALAINI
ANGGORO
BUDIMAN
CUT TO:
40 EXT. HALAMAN RUMAH PAK KANDAR - SORE
SFX: Musik jathilan dan iringan penyanyi
Anggoro menarik Jalaini melewati orang-orang. Para penari kuda lumping menyelesaikan sesi terakhirnya, lalu keluar. Di bagian belakang sudah bersiap para gadis memakai topi, kemeja, celana pendek, kaus kaki, dan sepatu sedang berbaris. Mereka adalah penari DOLALAK.
SFX: Musik dolalak dan iringan penyanyi.
Para penari Dolalak masuk ke arena tari. Mereka mulai melakukan tari.
ANGGORO
JALAINI
Berselang lama.
Jalaini melihat ada Joko, Poniah, dan anak gadisnya ikut menonton. Mereka melihat Jalaini lalu tersenyum. Jalaini membalas senyum dan mengangguk.
ANGGORO
Jalaini hanya senyum ke Anggoro.
Tiba-tiba salah satu pemainnya mengalami kesurupan.
ANGGORO (cont’d)
Seorang DUKUN mendatangi PENARI 1 yang kesurupan. Lalu mencipratinya dengan air bunga tujuh rupa sambil komat-kamit. Bunga cempaka putih menempel pada wajah PENARI 1. Jalaini memperhatikan DUKUN dan PENARI 1, sementara Anggoro fokus menonton penari yang masih sadar. DUKUN meniup wajah PENARI 1. Seketika PENARI 1 sadar lalu menepi dan diberi minum. Kemudian PENARI 1 bergabung bersama tim penari untuk melanjutkan tarian. Jalaini keluar dari kerumunan.
ANGGORO (cont’d)
JALAINI
CUT TO:
41 EXT. JALAN - SORE
Penjual buah memberikan dua buah hijau lonjong kepada Jalaini. Jalaini diberi kembalian. Lalu Jalaini menemui Anggoro yang bersandar di sebuah tembok.
JALAINI
ANGGORO
JALAINI
(Memberi salah satu buah)
ANGGORO
(Mengambil buah)
JALAINI
Anggoro membanting buah itu. Ketika dibuka, isi buah tidak berduri. Anggoro tersenyum.
ANGGORO
Jalaini membanting buahnya. Kemudian dia tunjukkan isi buah yang berduri; KEDONDONG.
ANGGORO (cont’d)
(Bernyanyi)
JALAINI
(Bernyanyi)
ANGGORO
JALAINI
KADES
JALAINI
KADES
JALAINI
KADES
JALAINI
KADES
(Jeda)
Jalaini menyernyitkan dahi lalu mengangguk.
KADES (cont’d)
JALAINI
Anggoro terkejut kemudian senyum.
JALAINI (cont’d)
CUT TO:
42 EXT. RUMAH TUA - SORE
Sumur kotor namun masih berair diintip oleh Jalaini. Jalaini menjauh dari lubang sumur. Dia muncul lagi dan menjatuhkan kerikil. Kerikil masuk ke dalam air dengan sedikit riak.
CUT TO:
43 INT. RUMAH JALAINI / RUANG KERJA - MALAM
Jalaini menambahkan LINGKARAN dengan pensil yang merupakan lokasi sumur rumah tua. Dia menulis, kemudian menggambar LINGKARAN-LINGKARAN dan GARIS-GARIS pada kertas. Lalu dia meneguk kopinya. Cangkir yang masih berisi kopi kembali diletakkan di meja.
CUT TO:
44 EXT. HALAMAN RUMAH PAK KANDAR - MALAM
SFX: musik jathilan dan pengiring
Para penari dolalak masih lengkap dengan pakaian tari mereka berkumpul di tempat istirahat.
PENARI 2
PENARI 1
PENARI 3
PENARI 1
PENARI 2
PENARI 1
PENARI 3
CUT TO:
45 EXT. HUTAN BELAKANG RUMAH PAK KANDAR - MALAM
SFX: Musik jathilan dan pengiring.
POV SOSOK MISTERIUS
PENARI 1 berdiri dari jongkoknya di depan pohon. Dia membenarkan celananya. Dia menoleh ke KITA. Kemudin dia berjalan ke arah KITA.
PENARI 1
(Menatap kita)
PENARI 1 mendekatkan wajahnya.
PENARI 1
Kita menoleh ke arah lain dan itu menuju tengah hutan yang gelap serta suara jathilan semakin redup. Kita melihat ke belakang.
PENARI 1 (cont’d)
(Senyum)
Seketika semua gelap.
CUT TO BLACK.
SFX: Seseorang disekap dan kesulitan bernapas. Ada sekali tersedak, kemudian disekap lagi. Dia teriak dalam keheningan. Lalu hanya tersisa musik jathilan.