Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
JALAINI (Original Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
6. MEMILIH PEMIMPIN

17 EXT. TERAS RUMAH JALAINI — MALAM

Jalaini berdiri di depan pintu. Dia melambaikan tangan.


ANGGORO (O.S.)

Besok saya jemput.


JALAINI

Ya.


BUDIMAN (O.S.)

Pulang dulu, Bung.


SFX: Klakson mobil dan motor.


JALAINI

Hati-hati!


Jalaini berbalik badan lalu mengambil cangkir-cangkir kopi. Setelah itu dia masuk rumah dan menutup pintu. Lampu-lampu di dalam rumahnya dimatikan satu per satu.

Angin berembus.



CUT TO:


18 INT. KAMAR JALAINI — MALAM

GELAP. Ada sedikit remang-remang cahaya dari luar. Jalaini merobohkan tubuhnya di atas kasur dan kepala di bantal. Dia menarik selimut. Matanya memejam, lalu membuka lagi. Jalaini mengganti posisinya miring ke kanan. Kemudian miring ke kiri.

Jeda.

Dia berbaring lagi. Dia menatap ke atas.

POV JALAINI

Ada kilatan-kilatan potongan gambar: Wanita tersenyum, wanita tertawa, wanita menangis. Wanita yang sama dengan foto di cermin lemari.

Langit-langit kamar muncul sesuatu yang buram. Lalu hilang. Muncul lagi lebih jelas: TALI GANTUNG. Kemudian tali itu berpindah tempat dengan cepat dalam TUJUH KALI.

JALAINI duduk. Kemudian dia turun dari ranjang dan menuju lemari. Dia melihat dirinya di cermin. Dia berpindah ke meja. Dia mengambil lampu teplok. Dibukanya laci meja dan diambilnya korek kayu. Kaca lampu teplok dibuka, lalu korek dinyalakan. Korek itu padam. Dia nyalakan lagi. Padam lagi. Dia mengembuskan napas cepat. Dia coba lagi menyalakan korek itu dan menyala. Maka disentuhkan korek itu pada sumbu.

LAMPU TEPLOK MENYALA.


CUT TO:


19 INT. RUANG KERJA - RUMAH JALAINI — MALAM

GELAP.

Jalaini membuka pintu dan masuk sambil membawa lampu teplok dan secangkir kopi panas. Lalu dia duduk di kursi dan mengambil kertas bergambar peta desa tempat tinggalnya. Sudah ada ENAM LINGKARAN MERAH yang merupakan lokasi penemuan potongan tubuh. Dia menambahkan LINGKARAN-LINGKARAN lain dengan PENSIL menggunakan TANGAN KIRI.

Jalaini menarik napas dan mengembuskannya perlahan sambil menegakkan peta itu. Lalu diturunkan lagi. Disesapnya kopi dalam cangkir.

Dia menulis di kertas. Bukan hanya tulisan namun juga gambar lingkaran-lingkaran dan garis-garis. Dia mengambil buku yang bergambar tubuh wanita seperti dalam buku biologi. Digarisi dan diaksirlah bagian-bagian tubuh itu seperti potongan-potongan yang ditemukan. Dibuka lagi lembar lain yang juga bergambar sama dan digaris serta diaksir olehnya.

Bolpen merah berhenti setelah dia mengaksir. Diketuknya gambar itu dengan bolpen. Dia memijat kepalanya dengan tangan kanan sambil memejamkan mata.

Kita beralih ke dinding depannya yang terdapat beberapa potongan artikel koran.

JUDUL: TUJUH GADIS TAK BERBUSANA DITEMUKAN GANTUNG DIRI,POLISI BERHASIL MENANGKAP TERSANGKA

JUDUL: SEORANG WANITA DITEMUKAN TAK BERNYAWA DI SUNGAI CISADANE, POLISI: KARENA TENGGELAM

Tangan Jalaini menyentuh foto wanita yang sedang tersenyum dan berada di samping artikel WANITA HAMIL 7 BULAN DI TANGERANG TEWAS GANTUNG DIRI, SUAMI SEORANG POLISI

JALAINI

(Berbisik)

Aku harus bagaimana? Kalau aku dipilih atau tidak? Bagaimana jika iya? Aku bingung. Apa aku harus melanjutkannya-- Ria...?


Foto itu semakin menjauh bersamaan dengan Jalaini yang tetap duduk di kursi dengan tampak punggungnya--

Semakin kita menjauh semakin terlihat ada jam dinding yang buram di sebelah kiri atas yang menunjukkan pukul 00.05...

Kita menjauh lagi perlahan dan sedikit demi sedikit ada sesuatu -- HANYA BISA DILIHAT OLEH ORANG YANG BENAR-BENAR MEMPERHATIKAN -- di sebelah kanan atas muncul SEPASANG KAKI PUCAT MENGGANTUNG--


CUT TO BLACK.


20 INT. RUANG KANIT IDENTIFIKASI — SIANG

SUPERIMPOSE: SELASA, 9 SEPTEMBER 1986

Sebuah koran diletakkan di atas meja dengan keras.

HEADLINE: WANITA TERMUTILASI DITEMUKAN TANPA IDENTITAS DI SUMUR-SUMUR WARGA PURWOREJO


KANIT IDENTIFIKASI

Ternyata media masih tertinggal. Jadi yang sudah mendekati identitas korban adalah gadis itu?

Jalaini, Budiman, dan Anggoro mengangguk.


JALAINI

Dan untuk mayat satu lagi belum diketahui jenis kelaminnya juga.


KANIT IDENTIFIKASI

Maksud Saudara ada kemungkinan si pemuda itu?


JALAINI

Mungkin terlalu dini untuk menyimpulkan. Perlu tambahan bukti.


KANIT IDENTIFIKASI

Saya minta kalian segera bergerak. Staf lain sedang mengurusi kasus lain dan sisa kalian bertiga. Saya juga sedang sering ke Semarang karena ada urusan dengan Polda.


JALAINI; BUDIMAN; ANGGORO

Siap, mengerti!


KANIT IDENTIFIKASI

Mungkin kalian sudah dikasih tahu Saudara Budiman bahwa saya mengumpulkan kalian di sini untuk menunjuk pemimpin dalam kasus ini. Betul?


JALAINI; BUDIMAN; ANGGORO

Siap, betul!


KANIT IDENTIFIKASI

Saudara Budiman.


BUDIMAN

Siap!


KANIT IDENTIFIKASI

Pinjam bolpennya.


Budiman menyerahkan bolpen.


KANIT IDENTIFIKASI

Saudara Jalaini.


JALAINI

Siap, Ndan!


KANIT IDENTIFIKASI

Saya baca catatan Saudara soal kasus gantung diri.


JALAINI

I-iya.


KANIT IDENTIFIKASI

Dari apa yang pernah Saudara selidiki, sepertinya Saudara sudah mengerti di lapang bagaimana kasus pembunuhan berantai diungkap. Jadi, saya tugaskan Saudara untuk memimpin kasus ini.


SEMUA TERKEJUT.

Budiman menoleh ke Jalaini. Anggoro hanya melirik ke arah Jalaini dan Budiman.


KANIT IDENTIFIKASI (cont’d)

Bagaimana?


Jalaini memandang kita (KANIT IDENTIFIKASI). Dunia seolah hanya diisi olehnya namun semakin menjauh meski dia tetap duduk di kursi. Dunia menggelap, hanya Jalaini yang tampak.

SFX: Teriakan-teriakan wanita.


WANITA (O.S):

(Samar-samar)

Tolong!-- Mas, maafkan aku--


Sontak posisi Jalaini kembali dekat.

JALAINI

86!


CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar