Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
JALAINI (Original Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
21. IDENTIFIKASI DAN PEMBUKTIAN TERAKHIR

112 EXT. PEKARANGAN RUMAH JALAINI - PAGI

SUPERIMPOSE: JUMAT, 3 OKTOBER 1986

Sampah dalam plastik hitam besar terbakar. Kertas-kertas dengan tulisan: PENABUH GONG, DALANG, MUSTOFA, dan KADES terbakar. Kertas-kertas dengan lingkaran-lingkaran merah pun juga terbakar.

Sebuah kerikil terlempar ke plastik hitam itu.


PONIAH (O.S.)

Pak Jala...


JALAINI

Ya, Bu. Ada apa?


PONIAH

Lihat Harum, ndak? Barusan saya pulang terus cek kamarnya kok ndak ada ya?


JALAINI

Enggak tahu, Bu.


PONIAH

Ya sudah deh.


CUT TO:


113 INT/ EXT. RUMAH PONIAH - PAGI

Poniah masuk dapur.


PONIAH

Nduk... Harum...


Poniah melongok bawah amben. Kemudian dia berjalan ke arah lain. Poniah membuka pintu belakang.

Mata Poniah langsung melotot. Mulutnya menganga. Kedua tangannya akan menutup mulutnya.

Kita bergeser cepat ke arah sebaliknya dan...

Sepotong bagian atas tubuh wanita hingga perut tergantung di katrol sumur. Darah terus menetes ke tutup sumur. Terdapat angka 7 dalam aksara Jawa yang tergores di sebelah kanan.

SFX: PONIAH TERIAK


CUT TO:


114 INT. RUMAH KANIT IDENTIFIKASI - PAGI

SFX: TELEPON BERDERING

Kanit Identifikasi mengangkat telepon.


KANIT IDENTIFIKASI

Halo...


CUT TO:


115 EXT. RUMAH PONIAH - PAGI

Mobil diparkirkan. Kanit Identifikasi keluar dari mobil.


CUT TO:


116 EXT. PEKARANGAN BELAKANG RUMAH PONIAH - PAGI

Kanit Identifikasi menemui Jalaini yang sedang berdiri bersama Joko dan Kades di depan pintu belakang. Ada pembatas di depan mereka sebagai pembatas TKP sumur Poniah.


KADES (O.S.)

Mereka bukannya jaga malah tidur.


KANIT IDENTIFIKASI

Saudara Jalaini...


JALAINI

Lapor, Komandan. Masih ada sumur-sumur lain yang potongannya juga digantung seperti ini. Polisi dari Polsek sudah mengamankan.


KANIT IDENTIFIKASI

Saudara Budiman?


JALAINI

Belum sampai.


KANIT IDENTIFIKASI

Kamu...


JALAINI

Tidak, Ndan. Saya belum memasuki area TKP. Silakan tanya Pak Joko dan Pak Kades ini yang sejak tadi bersama saya.

(Memberikan sebuah amplop)

Jangan dibaca dengan suara, Ndan!


Kanit Identifikasi membuka isi amplop.


JALAINI (cont’d)

Terduga kedua. Jika Bapak memutasi saya karena ini silakan, namun saya merasa bersalah jika saya tidak menyampaikan ini.


KANIT IDENTIFIKASI

Kamu yakin ini?


Budiman datang.


JALAINI

Bapak bisa lihat di sana?


Sebuah benda kecil berada di rerumputan.

Kanit Identifikasi masuk TKP bersama Budiman dan berjalan ke benda itu. Kanit Identifikasi menoleh ke Jalaini dan mengangguk. Jalaini masuk ke TKP dan menemui mereka.

Dengan sarung tangan (ketiganya memakai), Kanit Identifikasi meletakkan hiasan kecil berbentuk semar ke tangannya.


KANIT IDENTIFIKASI

Ini benda milik dukun?


JOKO (O.S.)

(Teriak)

DUKUN! Ayo mrono115.1!


WARGA-WARGA (O.S.)

AYO...!


Para polisi terkejut. Mereka berlari. Kanit Identifikasi menunjuk polisi Polsek sebagai tanda untuk menjaga TKP.


CUT TO:


117 EXT. RUMAH DUKUN - PAGI

Mobil Kanit Identifikasi dan mobil Polres sampai di halaman rumah Dukun bersama beberapa polisi yang menggunakan sepeda motor. Mereka turun. Polisi berjaga dan ada yang ikut Kanit Identifikasi, Jalaini, dan Budiman menuju rumah Dukun. Kanit Identifikasi mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban.

Massa mulai berdatangan dan ramai.

JALAINI

Kita coba pintu belakang.


CUT TO:


118 EXT. PINTU BELAKANG / RUMAH DUKUN - PAGI

Jalaini mengetuk. Tidak ada jawaban. Jalaini menyentuhkan lengannya ke pintu sambil melihat Kanit Identifikasi. Kanit Identifikasi mengangguk. Jalaini mendobrak dan dibantu oleh polisi lain. Jalaini mengambil tongkat yang ada di dekat pintu, lalu digunakannya untuk mencongkel.

Pintu terbuka.

Para polisi masuk ke--


119 INT. RUMAH DUKUN - PAGI

Polisi berseragam dan bersenjata masuk terlebih dulu ke dalam ruangan. Sementara Kanit Identifikasi, Jalaini, dan Budiman mengecek isi dapur. Jalaini menyentuh bagian pintu yang tercongkel.


BUDIMAN (O.S.)

Ndan...


Budiman menunjukkan PARANG yang masih basah oleh CAIRAN MERAH. Kanit Identifikasi mendekatinya dan mencolek cairan itu. Kanit Identifikasi mengangguk.

Jalaini membuka tikar pada amben.


JALAINI

Komandan!


Jalaini mengambil sekantong plastik yang berisi sarung tangan-sarung tangan plastik bening dan lakban.


POLISI 6

Lapor. Rumah kosong.

SFX: Keramaian di luar


CUT TO:


120 INT/ EXT. RUMAH DUKUN - PAGI

Polisi 6 membuka pintu yang dikunci manual dari dalam. Di luar, beberapa polisi lainnya melerai para warga yang sedang menghakimi DUKUN.


CUT TO:


121 INT. RUMAH DUKUN - PAGI

JALAINI

(Menunjuk parang yang dipegang seorang polisi)

Mungkin kamu tidak perlu menjelaskan itu.


DUKUN

Itu bukan bendo121.1 saya.


JALAINI

(Menunjukkan sarung tangan plastik dan lakban)

Sst...


DUKUN

Apa lagi ini? Saya ndak mengerti tiba-tiba para polisi ke sini.


KANIT IDENTIFIKASI

Dari mana kamu?


DUKUN

Semalam saya ada ritual rutin.


JALAINI

Ritual pembunuhan?


DUKUN

Pembunuhan? Jangan tuduh sembarangan, Pak! Saya bertapa. Setiap malam Jumat saya bertapa.


BUDIMAN

Halah, nggedebus. Ngaku wae!121.2


DUKUN

Sak estu121.3, Pak.


Jalaini mengeluarkan hiasan semar.


JALAINI

Ini punyamu, kan?


DUKUN

I-iya. Bapak ambil dari situ?


JALAINI

Ambil dari situ?


Jalaini tertawa.


JALAINI (cont’d)

Semua polisi di sini juga tahu, di mana benda ini kami temukan. Kamu mau membuat alibi? Tidak bisa.


KANIT IDENTIFIKASI

Di mana kamu melakukan ritual?


DUKUN

Petilasan dalam hutan desa sebelah.


Jalaini berjalan menuju tempat duduk Dukun biasa melakukan praktik pada pasiennya.


JALAINI

Tempat bagus untuk membunuh kah?


DUKUN

Jogo lambemu121.4! Itu tempat suci!


BUDIMAN

Le ngomong sing sopan!121.5


JALAINI

(Menunjuk tempat duduk Dukun)

Sebenarnya sejak awal saya ke sini, saya penasaran dengan ini.


Jalaini menyingkap alas duduk.


DUKUN

Jangan, Pak!


Dudukan itu berupa kayu berbentuk lingkaran.


DUKUN (cont’d)

Itu sumur yang berisi air suci dari mantra-mantra leluhur. Air itulah yang saya gunakan untuk menyembuhkan pasien-pasien saya.


JALAINI

Menarik.


Jalaini menggeser tutup kayu sumur itu. Ada beberapa tali yang terlihat diikat pada bibirnya.


DUKUN

Jangan, Pak! Ndak sembarang orang boleh membuka--


Sumur terbuka. Jalaini menutup hidung dengan lengannya. Begitu pula para polisi lainnya. Sedangkan Dukun yang matanya sedang melotot menutup mulutnya yang menganga dengan tangan kirinya.


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar