8 EXT. SUMUR 1 — PAGI
SFX: Ramai warga dan ada yang menenangkan.
Ada cahaya matahari bergeser perlahan seperti akhir gerhana matahari total. Itulah lubang sumur sedang dibuka. Kita melihat ke atas dengan sedikit gelombang air. Tampak wajah JALAINI melongok ke dalam. Dia mengangguk ke seorang Polisi. Polisi itu menurunkan ember timba. Ember timba terus mendekati kita dengan cepat.
PLEK!
GELAP.
CUT TO BLACK
9 EXT. SUMUR 1 — PAGI
Jalaini mengecek potongan tangan yang ujung-ujung jemarinya buntung dengan menggunakan sarung tangan.
BUDIMAN
Ketemu?
JALAINI
(menggeleng)
Tak ada tanda lahir sama sekali, Pak Budi. Tak ada tanda khusus juga. Apalagi sidik jari. Bersih.
Budiman mengembuskan napas berat.
BUDIMAN
TKP sudah diinjak-injak oleh warga. Rusak. Ndak bisa diidentifikasi si pelaku. Sial!
JALAINI
Ya sudah, Pak. Yang penting polisi Polsek sudah mengamankan.
BUDIMAN
Kenapa pas banget Polsek ini sedang kekosongan Reskrim?
ANGGORO
Pak Ja...
JALAINI
Ya?
ANGGORO
Ada lagi.
Mimik wajah Jalaini berubah dari sedih menuju terkejut.
CUT TO
10 EXT. SUMUR 6 — PAGI
Sepotong kaki kiri menyangkut di gantungan ember timba. Jalaini mengambil potongan kaki itu dengan tangan yang bersarung tangan karet.
BUDIMAN
Jadi totalnya ada berapa, Bung?
JALAINI
(Berdiri)
Sumur pertama, potongan tangan kanan, sumur 2 potongan kaki kanan, sumur 3 dada wanita hingga perut, sumur 4 tangan kiri, sumur 5 perut hingga kemaluan wanita, dan terakhir yang kita temukan ini: kaki kiri. Ada enam.
BUDIMAN
Berarti tinggal kepala ya, Bung?
JALAINI
Ya, benar, Pak. Dan ujung jemari.
BUDIMAN
Tapi belum ada laporan. Mana bukti ndak ada, saksi ndak ada. Angel10.1!
Kanit Identifikasi berdiri di belakang Jalaini dan Budiman.
JALAINI
Bisa, Pak. Pasti kita bisa menyelesaikan. Saya yakin. Saya sendiri sih bisa.
KANIT IDENTIFIKASI
Sudah diangkut semua?
Jalaini dan Budiman menoleh ke belakang dan terkejut.
JALAINI
Lapor! Tinggal ini, Ndan.
CUT TO
11 INT. MOBIL POLISI — MALAM
Budiman menyopir sambil merokok. Jalaini duduk diapit Budiman dan Anggoro.
BUDIMAN
Semoga besok bisa dapat petunjuk. Tinggal kepala.
ANGGORO
Ujung jemari tangannya dipotong semua. Ndak ada deh sidik jari.
JALAINI
Ya, semoga.
(Ke Anggoro)
Saudara Anggo, gimana rasanya kerja di sini? Ya meski baru sehari kerja
ANGGORO
Ndak terlalu berbeda sih, Pak. Cuma pindah dari kabupaten sebelah juga.
JALAINI
Rumah di sana juga?
ANGGORO
Iya. Di Wonosobo.
BUDIMAN
Di Polres juga?
ANGGORO
Ya. Tapi sebelumnya di Jatanras.
BUDIMAN
Dulu malah Bung Jalaini ini yang pertama kali pindah itu kikuk.
JALAINI
Ya Tangerang sama Purworejo dari geografi dan demografi juga Bberbeda, Pak. Mana saya tidak punya kenalan di sini. Bingunglah
ANGGORO
Sudah berapa lama di sini?
JALAINI
Enam bulananlah
BUDIMAN
Lewat jalur biasa saja to, Bung?
JALAINI
Iya, Pak.
ANGGORO
Ternyata Pak Jalaini tinggal di desa ini ya?
JALAINI
Kenapa?
ANGGORO
Bukan sekali saya ke sini.
JALAINI
Oh ya?
ANGGORO
Mantan saya di desa yang sana.
BUDIMAN
Pantesan. Berapa mantan?
ANGGORO
Yang di desa itu sih satu.
BUDIMAN
Masih banyak di desa lain?
ANGGORO
Ya begitulah.
JALAINI
Wah, pemain nih.
ANGGORO
Pemain bulu tangkis, Pak. Haha.
BUDIMAN
Jadi tadi kamu ke rumah mantan atau bagaimana kok wis11.1 bisa langsung ke TKP?
ANGGORO
Anu... Em... Lagi ngapeli gebetan di desa ini, Pak.
Mobil berhenti.
JALAINI
Terima kasih, Pak. Saya duluan.
CUT TO