70 INT. RUANG RAPAT POLRES - SIANG
SFX: HUJAN
Jalaini menoleh ke luar. Dia mengamati dengan saksama air hujan terciprat pada kaca. Satu per satu titik-titik air pada kaca turun lalu berkumpul dengan titik-titik lain di bawahnya. Semakin besar, semakin cepat mengalir ke bawah.
KANIT IDENTIFIKASI
Bagaimana, Saudara Jalaini?
JALAINI
(Menoleh ke depan)
Ya, benar. Sudah 2 MINGGU. Di antara tiga wanita yang hilang itu, dua kemungkinan adalah KORBAN 1 dan KORBAN 2. Kemungkinan besar KORBAN 3 adalah penari Dolalak. Ketiganya memiliki pola yang mirip: wanita, mutilasi, sumur, bunga. Mawar merah KORBAN 1, mawar putih KORBAN 2, dan cempaka putih KORBAN 3. Masing-masing bunga hanya disebar di permukaan sumur yang ditemukan kemaluan mereka.
KANIT IDENTIFIKASI
Kepala?
JALAINI
Sama-sama belum ditemukan, termasuk ujung jemari mereka.
BUDIMAN
Atau bisa jadi kepala-kepala itu ndak dibuang di sumur?
JALAINI
Di mana?
BUDIMAN
Mana saya tahu?
ANGGORO
Terkait bunga, apakah itu bisa saja bukan dari pelaku?
KANIT IDENTIFIKASI
Lalu dari mana?
ANGGORO
Keluarganya mungkin, Pak. Itu kan bunga-bunga untuk di pemakaman.
JALAINI
Korban saja belum teridentifikasi, bagaimana keluarganya tabur bunga?
ANGGORO
Ya yang merasa saja.
JALAINI
Dan kalau saja benar, mengapa mereka tidak meminta izin dulu dengan yang punya sumur? Terlebih lagi ini terjadi pada hari yang sama. Bunga yang ditabur pun sama dengan yang ada di perut mereka masing-masing. Korban terakhir berdasarkan hasil otopsi yang kita terima pagi ini kan begitu, di perutnya ada bunga cempaka putih.
ANGGORO
Lalu untuk apa pelaku mendatangi lagi TKP?
JALAINI
Mengenang. Pembunuh, khususnya pembunuh berantai, punya ketertarikan untuk mengenang kembali korban dan peristiwa itu.
KANIT IDENTIFIKASI
Uniknya, ini waktu yang terlalu cepat untuk mengenang. Pelaku pasti tahu polisi sedang menyelidiki kasusnya. Terlalu berisiko untuknya. Atau dia punya motif tersendiri?
JALAINI
Mungkin, Ndan.
KANIT IDENTIFIKASI
Saudara Jalaini, tadi mau menyampaikan siapa yang Saudara duga, bukan?
JALAINI
Benar. Saya pakai kasus yang terakhir karena kasusnya lebih jelas ya. Saya sudah menginterogasi para saksi - penari - tadi pagi bersama Saudara Anggoro. Mereka menceritakan kronologinya dan hasilnya sama dengan laporan yang sudah ada. Salah satu dari mereka melihat seseorang dari area pertunjukan ke belakang, setelah si penari yang bernama Kantili ini izin buang air kecil. Saksi ini awalnya takut untuk menyebutkan, namun setelah saya bujuk akhirnya dia menyebut bahwa itu kemungkinan adalah... penabuh gong.
KANIT IDENTIFIKASI
Dia memang sedang tidak bertugas?
JALAINI
Dia punya cadangan.
KANIT IDENTIFIKASI
Kaitan dengan korban 1 dan 2?
JALAINI
Korban 1 dan 2 sangat dimungkinkan terjadi pada malam yang sama yaitu malam 1 Suro saat ada pewayangan. Penabuh gong ini juga menjadi salah satu anggota pengisi pewayangan tersebut.
KANIT IDENTIFIKASI
Sudah diinterogasi?
JALAINI
Setelah ini. Saya ke tempatnya bersama tim unit Identifikasi dan Jatanras. Jika diizinkan.
Jeda.
KANIT IDENTIFIKASI
Saya izinkan.
CUT TO:
71 EXT. RUMAH PENABUH GONG - SORE
Jalaini bersama tim Polres turun dari mobil menggunakan payung karena cuaca sedang hujan. Mereka memasuki pekarangan yang terdapat tanaman mawar merah, mawar putih, hingga cempaka putih.
CUT TO:
72 INT. RUMAH PENABUH GONG - SORE
PENABUH GONG
Malam itu saya mau kencing di kamar kecil belakang rumah itu, Pak.
JALAINI
Di situ kan ada gadis penari yang duluan kencing.
PENABUH GONG
Tapi saya ndak lihat siapa pun.
BUDIMAN
Halah... Ngapusi72.1.
PENABUH GONG
Benar, Pak.
BUDIMAN
(Menggebrak meja)
NGAKU ORA!?
JALAINI
(Berbisik ke Budiman)
Pak...
PENABUH GONG
Saya benar, Pak.
JALAINI
Pak... Bunga-bunga yang ditanam Bapak di pekarangan ini punya aroma yang begitu kuat ya?
Jalaini menoleh ke tim Jatanras dan mengangguk. Tim Jatanras memborgol tangan PENABUH GONG. JALAINI BERDIRI lalu berbalik badan. JALAINI menyimpulkan SENYUM.
CUT TO: