Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
JALAINI (Original Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
18. RAPAT BESAR DAN KEJUTAN BESAR

99 INT. RUANG RAPAT POLRES - SIANG

SUPERIMPOSE: KAMIS, 2 OKTOBER 1986

Semua polisi Unit Identifikasi duduk, termasuk Jalaini, Anggoro, dan Budiman. Kanit Identifikasi masuk lalu duduk.


KANIT IDENTIFIKASI

Sudah masuk bulan Oktober. Artinya kasus ini sudah hampir genap satu bulan dari korban pertama dan kedua ditemukan lalu sekarang teror ini sudah menyebar ke desa lain. Silakan Saudara Jalaini.


JALAINI

Terima kasih, Komandan, untuk waktu yang diberikan. Kami melaporkan bahwa hingga hari ini tertanggal 2 Oktober 1986, jumlah korban adalah enam wanita muda. Yang sudah teridentifikasi jelas adalah korban kelima yaitu Kenanga dan korban keenam yaitu Yasmin. Keenam korban memiliki kesamaan yaitu jenis kelamin, usia belia--


KANIT IDENTIFIKASI

Untuk laporan detail itu kita semua sudah tahu, bisa langsung ke laporan terduga?


JALAINI

Baik, Komandan. Ini merupakan analisis saya. Ada enam orang yang sudah saya duga. Namun dua di antaranya baru. Setelah saya analisis ulang, termasuk kemarin ada kejadian salah tangkap, maka saya kerucutkan jadi dua terduga.


Kanit Identifikasi berbisik pada salah satu staf.


JALAINI (cont’d)

Baik, yang pertama. Orang ini memiliki ketertarikan kuat pada wanita, khususnya wanita muda. Dia benar-benar memahami kode-kode yang tertera pada setiap potongan semua korban, ya angka aksara Jawa. Dia juga mengerti makna batu pemberat yang berjumlah tujuh. Dia memang bukan warga desa itu, namun desa itu bukan hal baru baginya. Beberapa bukti untuk menguatkan adalah abu yang menunjukkan bahwa pelaku perokok dan aksara Jawa artinya pelaku beretnis Jawa. Selain itu yang menguatkan orang ini patut diduga adalah memiliki kedekatan secara personal dengan dua korban, jika korban pertama adalah Rosidah. Sedangkan Mawar adalah teman Rosidah yang keduanya berasal dari desa sebelah dan pada malam 1 Suro diketahui bahwa izin menonton pewayangan di desa TKP dan Mawar juga dimungkinkan merupakan korban kedua. Namun korban yang memiliki kedekatan personal salain Rosidah adalah korban terakhir yaitu Yasmin. Baik Rosidah maupun Yasmin adalah mantan dari orang saya duga.


BUDIMAN

Maksudmu...?


JALAINI

Dan orang itu ada di sini.


Semua kebingungan. Anggoro menunduk sambil tertawa.


ANGGORO

Dagelan99.1.


JALAINI

Pelaku itu adalah Saudara Anggoro.


Semua terkejut.


ANGGORO

Ndak.


JALAINI

Saudara Anggoro mulai bekerja di sini pada tanggal 5 September 1986, di mana malamnya adalah pertunjukan wayang. Tidak heran jika dia mendatangi kedua korban dan membunuh mereka malam itu juga.


ANGGORO

Ndak.


JALAINI

Saudara Anggoro mengaku memiliki banyak mantan pacar. Selain itu, setiap melihat gadis cantik, maka dengan mudah dia akan memujinya.


ANGGORO

Ndak!


JALAINI

Saudara Anggoro pernah tidak memesan minum ketika kami sedang istirahat makan siang di sebuah warung, Pak Budiman juga saksi di sana. Setelah itu ditemukan potongan mayat di sumur warung tersebut.


ANGGORO

OH! Ndak memesan minum pun salah? Saya memang ndak suka beli makanan atau minuman asal-asal.


JALAINI

Ketika berdiskusi terkait kasus ini, Saudara Anggoro sering menyangkal pernyataan logis kita.


ANGGORO

Apa salah melihat dari sisi beda?


JALAINI

Bisa dengarkan dulu dan tidak memotong? Kecuali jika Saudara memang pelaku.


Jeda.

Seorang staf memberi secangkir kopi ke Kanit Identifikasi.


ANGGORO

Hoh...


JALAINI

...Dan kasus terakhir. Setelah potongan-potongan mayat korban keempat, Saudara Anggoro mengantar korban Yasmin pindah rumah ke rumah TKP. Ketika kami menyelidiki TKP, kondisi rumah terbuka tanpa ada bekas benda untuk memaksa pintu itu dibuka. Ini berarti, korban membuka pintu dan merasa tidak curiga dengan kedatangan pelaku. Tidak mungkin jika pelaku adalah orang asing bagi korban. Oleh karenanya,Saudara Anggoro patut diduga sebagai pelaku.


Kanit Identifikasi meminum kopi.


ANGGORO

Saya keberatan. Tuduhan Pak Jalaini ini sungguh mengada-ada. Saya baru sehari bekerja di sini itu ndak bisa dijadikan dasar bahwa saya pelaku. Memangnya di tempat lain sebelum saya ke sini saya sudah melakukan tindak kriminal? Ndak ada to? Kedua, aksara Jawa itu hal umum untuk dipelajari. Siapa saja tahu tentang hal itu. Bahkan yang bukan orang Jawa pun bisa mempelajari, termasuk tentang filosofi di budaya Jawa. Lalu soal perokok, bukankah ini hal umum? Hampir semua di ruangan ini adalah perokok. Terakhir, saya akui saya memang tertarik pada wanita. Saya kira itu wajar bagi bujangan seperti saya. Apakah bapak-bapak di sini ndak pernah merasakan gelora asmara saat muda? Wajar to? Dan memang Ros itu mantan saya, namun saya ndak pernah tahu dia bagaimana setelah kami putus hubungan, apalagi sampai tahu dia menonton pewayangan. Lalu Yasmin. Memang saya sedang menjalin kembali hubungan kami sejak dia akan pindah. Justru aneh jika saya membunuh orang yang sedang saya dekati kembali.


JALAINI

Justru itu. Siapa tahu Saudara Anggoro punya dendam dengan korban Yasmin dan menghabisinya malam itu juga. Iya, kan?


ANGGORO

Bapak tahu to saat malam setelah saya dari rumah duka, saya menangis di depan Bapak?


JALAINI

Bisa saja pencitraan.


ANGGORO

Pencitraan? Kehilangan orang yang kita sayangi dan menangis itu pencitraan? Bapak kan juga pernah kehilangan orang yang Bapak sayangi, istri Bapak saat itu. Apakah saat itu Bapak sedih? Tentu to? Bagaimana kalau kesedihan itu dianggap pura-pura?


JALAINI

Kok jadi bahas istri saya?


ANGGORO

Ini konteksnya sama antara--


JALAINI

Kita membahas antara Anda dengan para korban.


ANGGORO

Baik! Yang jelas saya ndak pernah berkhayal bahwa orang yang telah meninggal, datang lagi pada saya.


JALAINI

Apa ini? Pembahasan jadi melebar.


Kanit Identifikasi meminum kopi. Seorang staf memberinya sebuah amplop coklat.


ANGGORO

Asal bapak-bapak di sini tahu, Bapak Jalaini suka berkhayal bahwa istrinya ada di rumahnya. Makan disiapkan, diajak mengobrol.


JALAINI

Sok tahu kamu!


ANGGORO

Saya yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng. Nah, maka ndak heran dia berkhayal sedemikian rupa untuk menuduh saya. Bahkan ndak ada bukti kongkrit maupun saksi yang menunjukkan saya adalah pelaku.


Kanit Identifikasi membaca isi surat dalam amplop.


JALAINI

Saya tidak berkhayal!


ANGGORO

Sadar, Pak! Sadar! Istri Anda sudah ndak ada. Istri Anda sudah mati!


JALAINI

Jangan bawa-bawa istri saya!


BUK! JALAINI MENJOTOS ANGGORO.

Semua terkejut.

SFX: TEPUK TANGAN BERJEDA

Kanit Identifikasi bertepuk tangan.


KANIT IDENTIFIKASI

Mantap! Kopi arabika asli Gayo.


ANGGORO

(Berbisik)

Mantan istri.


KANIT IDENTIFIKASI

Saudara Jalaini.


JALAINI

Siap, Komandan!


KANIT IDENTIFIKASI

Saya hanya minta hal dasar dari proses penyelidikan. Mana bukti dan saksi yang kuat?


Jeda.


KANIT IDENTIFIKASI (cont’d)

Masih ada satu bukti bukan? Sandal. Silakan Saudara Anggoro buka sepatu. Tolong Saudara Budiman untuk mengukur. Selagi mengukur, ini ada surat dari forensik yang menyatakan bahwa semua korban adalah perawan dan organ kemaluan mereka tidak mengalami kerusakan selain tali. Tidak ada pula sperma yang menempel pada tubuh semua korban. Artinya... motif pembunuhan bukan soal birahi.


BUDIMAN

28,5 cm.


KANIT IDENTIFIKASI

(Tersenyum)

Saya ucapkan terima kasih untuk kerja Saudara Jalaini dalam kasus ini, meski dua kali gagal menduga pelaku. Namun kekerasan pada terduga bahkan ini adalah rekan kerja sendiri, tentu saja itu melanggar aturan. Oleh karenanya, kasus ini saya alihkan kepada Saudara Budiman.


Semua terkejut.


KANIT IDENTIFIKASI (cont’d)

Untuk Saudara Jalaini, mulai hari ini Anda dilarang menyentuh kasus ini. Satu sentuhan saja, saya akan mengajukan mutasi untuk Anda.


Jalaini tidak bisa berkata.


KANIT IDENTIFIKASI (O.S.)

Untuk Saudara Anggoro juga begitu dan sementara ini akan kami awasi.


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar