Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
JALAINI (Original Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
19. MONOLOG KEMARAHAN JALAINI

100 INT. RUANG MAKAN JALAINI - MALAM

Jalaini mengunyah dengan tatapan kosong. Piringnya masih penuh. Meja makan berantakan: gelas posisi tidur dengan air yang tumpah, sayur yang menggantung di bibir mangkuk, sendok sayur yang basah di atas meja, taplak meja yang basah dan tak beraturan. Di seberangnya ada piring yang berisi penuh seperti saat sarapan tempo hari.


JALAINI

Kumulai semua ini karenamu. Semua kukorbankan karena kuingin kebahagiaan kita tidaklah luntur. Kuingin keluarga kita utuh seperti keluarga-keluarga yang mencibir kita. Dan terjadilah semua ini. Kutahu kausedih waktu itu atas semua yang terjadi, namun bukankah itu untuk kebahagiaan kita? Kamu merasa hanya dirimu yang terbebani. Kamu merasa hidupmu tak ada guna. Bahkan kebahagiaan yang kita nanti bersama kaurengut dengan keegoisanmu dalam kesedihan. Kaupikir dengan bunuh diri semua masalah selesai? Kaupikir dengan bunuh diri, dirimu akan bebas? Tidak!


Jalaini berdiri.


JALAINI (cont’d)

Mulut keparat itu mengatakan bahwa aku berkhayal. Hah! Dia saja yang tidak mengerti... Arwah orang yang memutuskan hidupnya sendiri maka dia tetap kekal di dunia ini karena tidak diterima di alam selanjutnya. Terombang-ambing. Begitu pula kamu. Maka aku tidak terima si bajingan itu mengatakan bahwa kamu telah tiada dan aku hanya berkhayal. Lihat tangan ini! Lihat! Kuhantam dia demi siapa? Demi kamu. Bahkan kini kuharus menerima konsekuensi dari hal bodoh itu. Sekarang apa? Semua sudah sia-sia. Aku sudah berusaha seperti ini tapi kau tidak pula datang. Muncul pun tidak! Tinggal satu langkah lagi namun kamu entah peduli tidak dengan usahaku. Kamu masih dalam keegoisanmu!

(Jeda)

Sudah kubuatkan masakan kesukaanmu, bisakah kaucium aroma serai itu? Tapi kau tidak juga duduk di sini menemaniku. Tahukah kamu? Aku benci kesendirian ini. Benci! Setiap malam yang kulalui dengan... dengan seperti ini karena kuingin kamu menemuiku. Aku... Aku rindu. Aku rindu kamu. Malam pun tahu aku terjaga untuk menunggumu. Malam juga tahu usahaku itu. Sekarang yang kuminta hanya dirimu. Pengertianmu. Jika memang sekali lagi kuharus berjuang, akan kulakukan. Asal kau benar-benar hadir. Maukah kamu? ...Maukah?

(Jeda)

Aku ingin kautahu bahwa aku... aku tak mampu kehilanganmu. Aku ingin sama seperti dulu. Aku tidak peduli dengan ocehan remeh-temeh yang sama sekali tak membantuku. Yang kupedulikan adalah aku harus capai apa yang kumau. Akan kulakukan apa saja untuk mendapatkannya. Aku tak terkalahkan. Aku mampu. Aku bisa. Karena kau pun tahu siapa aku. Kau juga tahu siapa namaku. Inilah aku. Aku adalah Jalaini!


SFX: PYAR!


Jalaini menarik taplak meja dan semua yang di meja tumpah ke lantai. Gelas-gelas pecah. Piring-piring pecah.


FLASH


Piring berisi nasi dan lauk membentur tembok dan pecah.

Jalaini kecil menangis.


FLASH


Jalaini bersandar pada tembok. Pandangannya kosong lagi.


JALAINI (cont’d)

Tapi aku tak tahu harus bagaimana sekarang. Secercah cahaya pun tak ada untuk membawa titik terang. Waktu sudah tersisa di ujung.


Jalaini berdiri lalu berjalan ke--


101 INT. DAPUR - RUMAH JALAINI - MALAM

Jalaini mengambil air putih dan meminumnya dari gelas.


CUT TO:


102 INT. RUANG KERJA - RUMAH JALAINI - MALAM

Jalaini duduk dengan meja di depannya yang rapi. Jalaini menunduk dengan tangan dieratkan di belakang kepala. Dia semakin mengeratkan tangan itu dengan kepala.

Jalaini teriak. Dia mendorong semua berkas dan beberapa buku dari mejanya ke lantai.


JALAINI

Aku harus bagaimana?


Jalaini menoleh ke salah satu berkas yang terbalik di lantai. Dia berjongkok lalu membalikkan berkas itu dan membacanya. Kemudian dia berdiri dan keluar pintu.


CUT TO:


103 INT. KAMAR JALAINI - MALAM

Jalaini membuka lemari. Dia terdiam sejenak. Kemudian dia mengambil jaket.


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar