Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
JALAINI (Original Screenplay)
Suka
Favorit
Bagikan
12. TEROR KEPALA DAN MENGENANG SARAPAN PAGI

60 INT. RUANG GELAP - MALAM

Kelopak-kelopak bunga cempaka putih berjatuhan. Kemudian berganti kelopak-kelopak mawar putih berjatuhan pula. Kelopak-kelopak mawar merah juga berjatuhan setelahnya.


61 INT. SUMUR WARUNG LOTEK - PAGI

Kelopak-kelopak mawar merah melewati tembok sumur dan jatuh di atas permukaan air. Pada permukaan air yang tidak terkena kelopak mawar, tampak seseorang yang buram lalu pergi. Perlahan menjadi cerah. Penjual lotek (tampak buram) menurunkan ember timba. Kemudian berhenti saat dia melongok ke bawah. Ember timba kembali ditarik ke atas. Lalu dia pergi.


CUT TO:


62 EXT. PEKARANGAN BELAKANG WARUNG LOTEK - PAGI

Satu per satu kelopak mawar merah diambil tangan bersarung tangan karet dari ember timba menggunakan pinset dan dimasukkan ke dalam plastik klep.

SUPERIMPOSE: SELASA, 16 SEPTEMBER 1986

Jalaini berdiri dari jongkoknya dan memberikan plastik itu ke Anggoro. Lalu dia berjalan mendekati Budiman yang sedang mengecek jalur belakang.


JALAINI

Ada jejaknya?


BUDIMAN

Ada...


JALAINI

Terus?


BUDIMAN

Lihat saja


Jalan itu disapu dengan kaki. Jalaini dan Budiman menyusuri sapuan jejak itu hingga ujung rerumputan. Mereka menengok kanan dan kiri, namun hutan itu seperti tidak ada pintu masuk dan keluar.


JALAINI

Saya ke sana. Bapak ke sana ya.


CUT TO:


63 EXT. DEPAN RUMAH JALAINI - MALAM

Jalaini yang memakai HELM membuka pintu. Lalu dia kembali ke motor dan mengendarainya untuk masuk ke--


64 INT. RUMAH JALAINI - MALAM

Lampu motor dimatikan. GELAP. Satu-satunya cahaya remang adalah dari pintu. Jalaini membuka HELM dan menaruk di jok motor. Lalu dia berjalan untuk menutup pintu.

JALAINI

(Bergumam)

Sudah tiga. Kepala mereka belum ditemukan atau tak akan ditemukan? Pasti bisa. Sedikit lagi.


SFX: BENDA JATUH


Jalaini menoleh ke motornya. Dia jongkok dan mengambil...

KEPALA PENARI 1.


PENARI 1

(Teriak)

KEMBALIKAN SAYA!


JALAINI MENJATUHKAN KEPALA itu. Dia berlari ke saklar dan menghidupkan lampu.

HANYA HELM.


CUT TO:


65 INT. RUANG MAKAN JALAINI - PAGI

SFX: HUJAN

Wadah bulat berisi nasi putih mengepul di tengah meja. Samping kanan: tempe goreng. Samping kiri: sayur sawi. DUA PIRING kosong yang berseberangan: ATAS-BAWAH.

SUPERIMPOSE: JUMAT, 19 SEPTEMBER 1986

PIRING ATAS diambil dan diberi nasi SATU centong, SATU TEMPE, dan sayur. PIRING BAWAH diambil dan diberi nasi DUA centong. Di depan kita adalah JALAINI yang sedang duduk di depan piring dua centong nasi. Dia mengambil tempe dan sayur. Dia menyuap lalu mengunyah. Kemudian melihat KITA dan berhenti. Dia menelan.

JALAINI

Bisakah kamu datang?

Dunia berputar.


CUT TO:


66 INT. SEBUAH RUANG MAKAN - PAGI (FLASHBACK)

Ria yang sedang duduk muncul perlahan di depan Jalaini. Dia mengambil sebuah koran dan menunjukkan ke Jalaini.

JUDUL: TUJUH GADIS TAK BERBUSANA DITEMUKAN GANTUNG DIRI, POLISI BERHASIL MENANGKAP TERSANGKA


RIA

Selamat kamu berhasil, Mas.


RIA menahan mual dan menutup mulutnya.

Dunia kembali berputar.


CUT BACK TO:


67 INT. RUANG MAKAN JALAINI - PAGI

SFX: HUJAN

Jalaini coba meraih sesuatu di depannya. Kemudian badannya melemas. Tangan diturunkan ke meja kemudian ditarik lagi. Dunia berputar.


CUT BACK TO:


68 INT. SEBUAH RUANG MAKAN - PAGI (FLASHBACK)

Ria sudah berganti pakaian. Wajahnya berseri.


RIA

Aku punya kejutan.


Ria menunjukkan TEST PACK dengan hasil POSITIF.

Dunia berputar.


CUT BACK TO:


69 INT. RUANG MAKAN JALAINI - PAGI

SFX: HUJAN

Jalaini tersenyum lepas. Kemudian secara perlahan berubah menjadi kosong.


JALAINI

Kapan kamu akan kembali?


Dunia berputar.

Kursi kosong dan piring yang isinya masih utuh.


ANGGORO (O.S.)

Pak Ja...


JALAINI menoleh ke belakang dan terkejut.


ANGGORO

Ma-maaf. Tadi saya ketuk pintu dan panggil tapi ndak ada jawaban. Karena pintu dibuka dan saya mendengar bahwa Pak Ja di dalam jadi saya masuk saja.


JALAINI

Oh-- iya, iya. Duduk dulu. Sarapan.


Jalaini berdiri.


ANGGORO

Sudah, Pak. Ini punya siapa?


JALAINI

Emm-- Itu belum dimakan kok, tadi ambil buat Saudara Anggoro.


ANGGORO

Oh-- Ndak usah repot-repot sih, Pak


JALAINI

Saya ambil tas dulu.


JALAINI masuk ke ruang kerja. ANGGORO menggelengkan kepala sambil melihat sepiring nasi di depannya. Dia menegok ke pintu kamar yang terbuka. JALAINI keluar dari ruang kerja dan menutup pintu, lalu ditutupnya pintu kamarnya.


JALAINI (cont’d)

Mari berangkat! Mantol saya enggak perlu basah hari ini.


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar