Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
75. INT. KAMAR RISYA - SIANG
Risya tampak terengah-engah setelah merapikan kamarnya. Ia kemudian memandang Laura penuh arti. Matanya memerah.
Laura kemudian bangkit dari duduknya, dan memeluk sahabatnya itu.
Air mata Risya berlinang ke kedua pipinya.
Laura keluar kamar kos. Ketika Risya ingin melihat punggungnya saat ia pergi ke luar gerbang indekos, Laura sudah menghilang.
Angin kemudian bertiup kencang di pepohonan.
DISSOLVE TO:
76. MONTAGE - TEMPAT BERBEDA/SIANG
-Dimas tampak keluar dari hotel.
-Dimas berjalan di trotoar membawa kopernya. Ia tampak kepanasan. Keringatnya bercucuran.
-Dimas menunggu bus di halte.
-Dimas di bus tampak pucat.
ESTABLISH: GEDUNG-GEDUNG PERKANTORAN, PEPOHONAN DI PINGGIR JALAN, DAN ORANG-ORANG DI TROTOAR.
77. EXT. PEMAKAMAN - SORE
Angin berembus kencang di sekitar pemakaman. Pohon-pohon tampak berdesau.
Tampak Dimas dan Sahid, penggali/penjaga kubur selesai menggali kuburan Laura.
Mereka tampak kelelahan. Dimas lantas terengah-engah. Sahid pun demikian, setelah naik ke atas.
Dimas tampak membuka satu-persatu papan.
Sahid yang masih tampak lelah, tak ingin meladeni Dimas yang dianggapnya sedang mempermainkannya.
Angin kembali mengencang.
Sahid mulai merasakan sesuatu yang aneh dengan daerah di sekitarnya. Bulu-kuduknya berdiri, dan sayup-sayup penjaga kubur itu mendengar suara bayi menangis.
Sahid lantas menatap serius ke arah Dimas yang tampak menangis haru, tapi tersenyum, seakan sedang melepas kerinduan.
Dimas melihat Laura sedang berdiri di tepi kuburan yang sudah digali sambil menggendong bayi. Laura tampak tersenyum kepada Dimas.
Tapi, Sahid tak melihat apa-apa, kecuali tanah yang turun sendiri dan penjaga kubur itu lantas mundur beberapa langkah.
Dimas melihat Laura turun ke liang lahat.
Sahid berkeringat dingin, antara ingin kabur tapi tetap penasaran dengan pemuda itu.
Sahid berusaha tak ingin menanggapi.
Sahid diam menimbang-nimbang.
Sahid akhirnya mengikuti perintah Dimas. Ia melempar koper dan tas ransel Dimas ke dalam liang lahat. Setelah melempar, tak sengaja Sahid melihat Dimas begitu senang tidur dan memeluk jenazah Laura yang mengahadap ke tanah.
Sahid mengernyitkan kening.
Angin kembali membesar. Sahid melihat sebentar ke pepohonan.
Dimas tidak menjawabnya. Pemuda itu terlihat nyenyak tidur memeluk Laura. Matanya terpejam.
Sahid mengernyitkan keningnya.
Tak lama, Sahid hanya bisa berdiri terpaku, tatkala melihat pocong Laura menengok ke arah Dimas sendiri. Wajahnya tidak buruk, bahkan masih utuh dan terlihat seperti baru dikubur: hanya kedua matanya saja yang menghitam.
Sahid mematung, dan tak bisa berbuat apa-apa ketika wajah pocong Laura menoleh ke arah Sahid. Tersenyum kepadanya.
Angin kembali mendesaukan pepohonan.
SLOW FADE TO BLACK
END