Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
LAYAR HITAM
FADE IN:
1.EXT. PEMAKAMAN - SORE
Angin berembus kencang di sekitar pemakaman. Tampak Dimas dan seorang penjaga/penggali kubur berdiri di dekat sebuah kuburan.
Penggali kubur yang sedang memegang cangkul tampak gemetaran.
Angin kembali mendesaukan pepohonan.
DISSOLVE TO:
2. EXT. TROTOAR - PAGI
Lelaki itu bernama Dimas Haryanto (26 tahun). Ia tampak sedang membawa kopor di trotoar jalan. Tak hanya kopor berat yang ia bawa, di punggungnya sebuah tas ranel pun digendongnya, sehingga jalan Dimas terlihat bongkok karena menahan beban.
Ia terlihat kelelahan. Beberapa kali Dimas harus berhenti untuk mengambil napas dan minum. Peluh telah berceceran di sekujur tubuh, sebab udara hari itu terasa sangat panas, namun Dimas masih tak ingin menyerah melalui jalur pedestrian yang tampak sepi tersebut.
Dimas beberapa kali harus menyeberang trotoar yang terputus. Namun, hari-hari itu memang tak banyak kendaraan yang melewat, sehingga ia bisa menyeberang jalan dengan cukup santai, tanpa harus merasa khawatir dengan mobil yang akan menghempaskan tubuhnya.
Setelah kembali di jalur pedestrian, Dimas kembali berjalan. Ia sempat berhenti sebentar ketika melihat kubangan air di sisi jalan berubah menjadi uap karena cuaca panas.
Tak jauh dari Dimas berdiri, ia melihat sebuah koran kucel tersapu-sapu angin di trotoar tersebut. Dimas lantas membaca judul sebuah berita besar, yang menjadi halaman utama koran tersebut. "KEMARAU PANJANG AKAN MENGANTAR KITA PADA KIAMAT!"
Dimas berdiam membacanya tanpa mengambil koran tersebut. Ia mematung di tempat itu, lalu berjalan lagi.
2A. MONTAGE - TEMPAT BERBEDA
-Taman kota yang biasanya ramai, hari itu terlihat begitu sepi. Beberapa pepohonan berguguran. Kolam ikan yang biasanya selalu didatangi anak-anak yang ingin memberi makan ikan, kini terlihat mengering.
-Rerumputan mencokelat. Tanah-tanah retak.
-Seorang penyapu taman terlihat pucat saat sedang bekerja. Wajahnya renta, keringat membasahi wajahnya.
-Binatang-binatang yang ada di kandang tampak tak mau diam. Seekor harimau jalan mondar-mandir, dan mengaum kepada penjaganya. Ia tampak selalu lapar.
-Kepala jerapah terus ingin keluar dari kandang. Seekor anak jerapah terlihat lemah; tak bisa bangkit.
-Seekor orang utan terus bersuara, seakan mereka sedang berteriak meronta, meminta sesuatu. Tapi, tak ada manusia yang memahaminya.
-Sebuah lapangan yang biasanya menjadi tempat pasar malam digelar, pagi itu suasananya seperti sehabis perang. Bangkai-bangkai wahana hiburan terlihat terbengkalai. Seorang penjaga tempat tersebut hanya melamun sambil merokok, mengetahui usahanya akan bangkrut.
-Beberapa yang lain menatap api yang muncul dari tanah: membakar kertas dan daun-daun di sekitar bangkai wahana hiburan pasar malam.
-Api melalapnya tanpa pandang bulu, sebelum akhirnya padam oleh siraman air kencing anak-anak yang iseng bermain di sekitar tempat itu.
-Si penjaga hanya diam tanpa ada keinginan mencegah bocah-bocah tersebut.
END MONTAGE
2B. TROTOAR/DEPAN RUMAH SAKIT - SELANUTNYA
Dimas kembali lelah berjalan. Ia meminum sebotol minuman mineral yang sejak tadi di bawanya. Tanpa sadar, ia berdiri di depan sebuah rumah sakit, yang mana menjadi tempatnya dirawat empat tahun lalu.
Pemuda itu menoleh ke bangunan tersebut. Hanya bangunan itu yang terlihat ramai oleh lalu-lalang. Tampaklah wajah Dimas yang sangat pucat.
CUT TO:
FLASHBACK
3. INT. RUMAH SAKIT - SIANG
Dimas tampak sedang melakukan MRI, CT Scan, EEG, dan tes darah. Dokter menunjukkan hasil EEG Dimas kepada ibu dan kakak perempuannya.
Lelaki itu beberapa kali mengeluh sakit kepala usai sebuah insiden yang membuatnya melupakan sebuah ingatan penting. Ibunya menjenguknya di ruang rawat.
3A. KAMAR RAWAT - SELANJUTNYA
Dimas tampak meringkuk.
Ibunya duduk di ranjangnya, sambil mengelus kakinya lalu menyelimutinya. Sementara kakaknya tampak berpangku tangan dengan raut gelisah di dekat pintu.
Dimas hanya menggeleng menanggapi pertanyaan ibunya.
Ibunya mengangguk. Mengelus kepalanya hati-hati, kemudian mencium keningnya.
Setelah ibu dan kakak perempuannya pergi, ia kembali meringkuk. Kemudian Dimas memandang dinding kamar yang sama, yang ia lihat beberapa minggu ini. Melalui dinding kamar tersebut pula ia bisa melihat mimpi buruknya, seolah sedang menyaksikan film melalui sebuah proyektor.
Tangisan perempuan berambut panjang di sebuah kamar. Mobil merah yang berhenti di depan sebuah padang ilalang.
Kemudian di akhiri dengan aksi pembunuhan tiga lelaki terhadap perempuan berambut panjang itu. Mereka menembakkan tiga peluru ke perut si perempuan di dalam sebuah kamar.
Darah mengalir dari tubuhnya. Lantai kamar sekejap memerah.
Semakin Dimas mengantuk. Mimpi buruknya semakin nyata.
4. EXT. PADANG ILALANG - SELANJUTNYA
BEGIN MONTAGE
-Dimas berdiri di tengah-tengah padang ilalang itu dengan keadaan terluka.
-Sebentar, para pembunuh itu datang setelah turun dari mobilnya. Mereka mengejar Dimas. Lelaki itu tak tahu harus bersembunyi di mana. Sampai di ujung padang rumput itu, Dimas melihat perempuan berambut panjang sedang menggendong bayi. Tubuhnya penuh luka, gaun tidur putihnya serba
bercorak merah karena darah.
-Suara bayi itu menggelegar di tengah tempat sunyi tersebut.
-Tiga pembunuh itu berhenti mengejarnya. Namun, Dimas masih terus berlari hingga ia bertemu sebuah tebing curam. Ia melompat, dan hanya ada kegelapan setelah itu.
END MONTAGE
FADE TO BLACK
Terdengar suara kendaraan berlalu-lalang. Kemudian terdengar sebuah kendaraan berhenti. Mesinnya belum dimatikan.
FADE IN:
PRESENT
5. EXT. HALTE - PAGI
Dimas yang telah ada di sebuah halte, tampak tersadar setelah bus yang ditunggunya telah datang. Ia langsung meletakkan koper di bagasi bus, kemudian lantas memasuki bus.
Sepasang kekasih yang sejak tadi ada di halte pun tampak mengekori Dimas, tatkala ia menaiki bus.
5A. INT. BUS - SELANJUTNYA
Dimas mengambil tempat di paling belakang. Bus itu tak terlalu ramai penumpang. Ia bisa lega dan bebas memilih tempat duduk.
Dimas lantas duduk di dekat jendela supaya dia bisa melihat pemandangan.
Ia melihat pasangan kekasih itu duduk di seberangnya. Mereka terlihat bahagia sekali, terutama pasangan lelakinya yang tampak lebih manja kepada sang perempuan.
Di belakangnya, tepat di belakang pasangan kekasih itu, ia melihat seorang lelaki tua memakai topi pet sedang membaca sebuah koran dengan judul berita:
"KEKERINGAN MELANDA SEPARUH DUNIA. KITA KRISIS PANGAN" atau judul lain yang lebih provokatif "KIAMAT SEMAKIN DEKAT: MANUSIA BERLOMBA MENUJU MARS" atau yang lebih menyedihkan, "SESEORANG TEWAS DALAM BUNKER BUATANNYA SENDIRI"
Dimas menggigil membayangkan dirinya ada di dalam bunker. Saat pandangannya segera ia alihkan pada jendela bus, tatkala kendaraan itu melaju, tepat di depannya, Dimas dikejutkan oleh bayi yang berdiri di kursi depan, sementara dua tangannya melambai-lambai ke arahnya. Bayi itu terkekeh-kekeh. Dimas sekejap jadi salah tingkah.
Ibu dari si bayi tampak sedang tertidur nyenyak, ia tak mau membangunkannya hanya karena bayi itu membuatnya sedikit tak nyaman.
Bayi itu tertawa lagi. Dimas hanya tersenyum.
Ketika bus melewati jalan yang tak rata, ibunya terbangun karena kaget bus bergoyang. Ia segera menarik bayi itu untuk langsung disusukan olehnya.
Pemuda itu sambil memeluk ranselnya, kembali melihat pemandangan. Senyumnya kecil, tapi bertahan cukup lama. Ketika hampir semua penumpang menarik gorden jendela bus, karena panas dan silau, hanya Dimas yang membiarkan jendela itu menyinarinya.
Bus pun mulai meninggalkan gedung-gedung bertingkat.
CUT TO: