Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
69. INT. KANTOR ALDO - SELANJUTNYA
Aldo berjalan di lorong-lorong kantornya, menuju ruangannya. Seorang sekretaris kemudian memberitahu Aldo, tentang kedatangan ibunya beberapa saat lalu.
Ketika ia masuk ruang kerjanya Aldo lantas mengambil minuman dan meminumnya di kursi kerjanya.
Dia tampak merenung dan sebentar mengambil sesuatu di lacinya. Sebuah foto yangmana di dalamnya terdapat Aldo dan Dimas memakai baju SMA. Terlihat di foto itu mereka tampak bahagia sekali.
Mata Aldo tampak berkaca-kaca.
Tak lama, ibunya, Wilda memasuki ruangan Aldo begitu saja.
Aldo menyeka matanya, ia segera memasukkan foto tersebut ke laci lagi.
Wilda mendekat. Lalu memegang dagunya.
Belum selesai bicara Wilda segera menampar Aldo. Perempuan itu kemudian meninggalkan Aldo.
Perempuan itu menutup pintu keras. Wilda menguatkan diri dan pergi dari ruangan anaknya.
Sementara Aldo melempar gelasnya ke arah pintu.
CUT TO:
70. INT. KAMAR DIMAS - MALAM
Dimas tampak melamun di ranjangnya. Tak lama, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Dimas kemudian membukakan pintu. Ia terkejut Laura datang lagi ke kamarnya.
Laura tampak pucat. Rambutnya panjang kusut. Gaun tidur putihnya begitu lusuh. Laura tampak menangis sambil menggendong bayi.
Air mata Laura berlinang. Kemudian, Dimas menggendongnya. Dimas pun tampak meneteskan air mata. Dimas kemudian menimang-nimang bayi tersebut. Ia merasai begitu dingin tubuh bayi itu, juga tangan Laura.
Saat Laura mencium kening Dimas dan membelai pipinya, bayi yang digendong Dimas itu tiba-tiba lenyap begitu saja.
Laura kemudian pergi dari hadapannya ke arah anak tangga. Tapi, sebelum Laura menuruni anak tangga, Dimas memeluknya dari belakang.
Laura berbalik dan mencium pipi Dimas.
Laura tampak pergi dengan riang.
Dimas terduduk di anak tangga, melihat Laura menuruni anak tangga perlahan. Setelah Laura sampai di bawah, Laura
melambaikan tangan lalu menghilang.
70A. INT. KAMAR DIMAS - SELANJUTNYA
Ia terbangun dari tidur. Ketika sadar, Dimas langsung menarik gorden dan melihat ke beranda luar. Ia membuka pintu, lalu celingukan. Tak ada siapa-siapa. Dimas lalu menemukan secarik kertas berisi alamat Laura di atas meja belajarnya.
Tulisannya: "Aku tunggu kamu, kalau kamu memang berkenan datang. Tapi, aku mau ke rumah Risya dulu. Mau pamitan. Mungkin kalau kamu duluan berangkat, aku belum sampai sana."
Alamatnya: Jalan Leuwikaret, No. 339, Cibinong.
INTERCUT
71. EXT/INT. GEDUNG PERKANTORAN - PAGI
Dimas tampak buru-buru masuk ke sebuah gedung perkantoran, sambil melihat ponsel pintarnya. Di sana terdapat pesan dari Lusi: KANTOR ALDO ADA DI LANTAI DELAPAN.
Dimas menerobos keamanan, beberapa satpam lantas menggaduh. Ia segera ke meja resepsionis.
Dimas lantas pergi menuju elevator.
Dimas berlari-lari kecil dan berhasil memasuki elevator.
INTERCUT
72. INT. KAMAR DIMAS - MALAM
Dimas tampak memberesi pakaian-pakaian ke dalam sebuah koper besar.
INTERCUT
73. INT. GEDUNG PERKANTORAN - PAGI
Dimas keluar dari elevator.
Dimas mendapat kabar dari Lusi melalui pesan di ponsel pintarnya "RUANG KERJANYA ADA DI DEKAT LORONG SEBELAH KANAN, ADA RUANGAN PALING BESAR. DI SITU ADA SEKRETARISNYA."
Dimas berjalan sesuai arahan Lusi. Setelah sampai di depan ruangan yang dimaksud, seorang sekretaris langsung menahannya.
Dimas tampak terengah-engah.
Sekretarisnya kemudian mendapatkan sebuah telepon. Ia mendengar Aldo menyuruh Dimas masuk.
Dimas segera masuk dengan paksa. Setelah masuk, terlihatlah wajah Aldo yang tampak kikuk.
Dimas berwajah sangar. Ia berjalan cepat ke arah meja kerja Aldo, kemudian lompat dan menghajar sahabat lamanya itu. Ia memukulnya berkali-kali sampai wajah Aldo babak-belur.
Sementara Aldo tampak pasrah saja dipukul Dimas. Alih-alih marah, Aldo hanya meneteskan air matanya, karena ia merasa sangat bersalah kepada sahabatnya.
Dimas melempar tubuh Aldo ke jendela. Menendang perutnya, memukul wajahnya berkali-kali, sampai giginya patah. Aldo muntah darah.
Sebentar, sekretarisnya datang membawa satpam. Beberapa satpam lantas menahan Dimas. Namun, Dimas berontak, dan memukul salah duanya.
Tak lama pula, Wilda, ibu Aldo, datang dengan seraut wajah cemas. Ia tampak terperangah melihat wajah Dimas.
Dimas hanya membalas tatapan Wilda dengan penuh dendam.
Namun, Dimas berontak keras dan kabur. Ia berlari kesetanan melewati tangga darurat.
73A. INT. KANTOR ALDO - SELANJUTNYA
Ibunya lantas meninggalkan Aldo di kantornya. Wilda membisiki sekretarisnya sesuatu, sebelum pergi.
Sebelum keluar dari pintu Wilda menoleh kepadanya.
73B. EXT - LUAR GEDUNG PERKANTORAN - SELANJUTNYA
Dimas berhasil keluar. Ia lari tunggang langgang di trotoar. Dimas terbatuk-batuk. Ia melihat ke belakang, beberapa satpam dan orang suruhan Wilda masih mengejarnya.
Dimas terus berlari-lari di trotoar.
Klakson kendaraan bertaburan di jalan.
CUT TO:
74. INT/EXT. RUMAH UTAMA ERLINA - MALAM
Dimas telah berpakaian rapi dengan koper lantas keluar kamar mengetuk pintu rumah utama Erlina. Dimas mengembuskan napasnya beberapa kali, untuk menenangkan dirinya.
Sebentar Erlina membuka pintu. Dimas lantas memberikan kunci kamarnya.
Dimas mengambil sesuatu dari tasnya sebuah amplop berisi uang.
Erlina melihat pemuda itu berjalan ke gerbang indekos.
Erlina lantas teringat pintu gerbangnya sudah dikunci. Ia lantas memanggil Euis di dalam. Euis pun keluar dengan raut yang lesu sehabis bangun tidur.
Euis segera mengambil kunci dan tergopoh-gopoh lari ke arah gerbang. Euis segera membukakan pintu.
Dimas pun pergi dari rumah indekos Erlina.