Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cinta di Kamar Sebelah
Suka
Favorit
Bagikan
14. Chapter 14: Kencan dan Kecemasan Lusi

47. EXT/INT. TROTOAR, BIOSKOP, DAN PASAR MALAM - SORE/MALAM

Dimas dan Laura berjalan di trotoar menuju halte. Laura tampak malu-malu berjalan berdampingan dengan Dimas. Mereka saling diam namun saling tersenyum.

Tak lama, selama perjalanan menuju halte itu, Dimas merengkuh tangan Laura, Laura tak menolak, mereka pun bergandengan tangan.

Laura dan Dimas tersipu malu.


BEGIN MONTAGE

-Dimas dan Laura mengantre beli tiket bioskop dan menonton film horor. Dimas tampak ketakutan, tapi Laura memaksa Dimas melihat film tersebut.

-Dimas dan Laura bermain komedi putar di pasar malam, main bom-bom-car, dan masuk rumah hantu. Dimas ketakutan melihat Laura ketika rambut panjang perempuan itu menutupi wajahnya.

-Dimas dan Laura memakan arum manis di bawah payung pedagang. Suasana gerimis. Mereka saling tersenyum.

-Setelah reda, Laura mengajak Dimas naik bianglala. Dimas tampak tegang setelah bianglala bergerak naik. Laura menenangkannya.


LAURA
Apa kamu belum pernah naik beginian?

DIMAS
Belum (terkekeh)


-Mereka duduk berdekatan. Laura menyentuh tangan Dimas. Mereka sama-sama menikmati suasana kota di ketinggian.

-Dimas dan Laura berciuman.

END MONTAGE.


Saat mereka selesai berciuman, Dimas mendengar perut Laura bunyi. Laura lantas duduk berjarak.


DIMAS
Kamu lapar ya?

LAURA
Eh? (tersipu malu)

DIMAS
Kita turun cari makan ayo.

LAURA
Kamu pikir kita ada di mana, Dimas. Kamu mau kita lompat dari ketinggian dua puluh meter?


Mereka cengengesan kemudian.


ESTABLISH: KAFE


48. INT. KAFE - SELANJUTNYA

Dimas dan Laura memesan makanan dan minuman kepada pelayan kafe. Laura memesan makanan manis, seperti brownies sedang Dimas memesan spagheti carbonara. 

Laura memesan minuman lemon tea hangat dan air mineral. Dimas memesan cappucino juga dengan air mineral.

Dimas dan Laura tampak ceria.

Mereka menunggu makanan dengan melihat sekelilingnya yang cukup ramai.

Sambil sama-sama melihat keadaan sekitar, Laura kemudian berceletuk.


LAURA
Kemarau panjang akan datang, Mas.

DIMAS
Kamu ini pawang hujan atau apa.

LAURA
Ye, nggak percaya. (beat) Kalau pawang hujan kan minta hujan. Aku sedang membahas kemarau (terkekeh kecil).

DIMAS
Oke. Kalau begitu kamu dukun.

LAURA
Terserah.

DIMAS
Tapi, kenapa kamu bilang seperti itu? Apa karena di sini pada kegerahan, jadi kamu kebawa suasana?

LAURA
Ya, mungkin aku salah. Tapi, itu terlihat nyata di bayanganku.

Laura tampak serius menatap orang-orang yang duduk di sekitar mereka. Lalu tersenyum kepada Dimas. Dimas selalu memerhatikannya.


48A. INT. KAFE - SELANJUTNYA

Setelah makanan datang, Dimas dan Laura segera menyantapnya. Laura memberi tisu kepada Dimas yang lahap memakan pasta. Mereka terkekeh-kekeh. 


Sementara Dimas melihat Laura begitu anggun memakan brownies yang dipesannya.


49. EXT. TROTOAR - SELANJUTNYA

Sambil menunggu bus yang akan dinaiki mereka, Dimas dan Laura masih bergandengan tangan: berjalan di sepanjang trotoar.


DIMAS
Sebelum aku ketemu kamu. 

LAURA
Waktu kamu anggap aku hantu? (senyum)

DIMAS
Ya. Aku sering mimpi buruk.

LAURA
Itu karena ketakutan kamu sama aku.

DIMAS
Nggak. Sebelum aku pindah ke kosan Bu Erlina juga aku selalu bermimpi buruk. Mungkin efek dari trauma yang kulupa itu.

LAURA
Sekarang?

DIMAS
Beberapa kali.

LAURA
Tentang apa?

DIMAS
Aku juga nggak tahu. Mungkin tentang hal-hal yang aku lupain. Sekaligus hal-hal yang membuatku takut.

LAURA
Kira-kira apa penyebab traumamu?

DIMAS
Aku nggak tahu. Aku lupa

Langkah mereka terhenti ketika bus yang ingin mereka naiki berhenti di dekat mereka.

Sebelum mereka naik bus, sebuah mobil berwarna merah mengklakson nyaring. Dimas melihat dan menutup telinganya. Ia memegangi kepalanya sesaat karena rasa nyeri mulai menyerang kepalanya.


LAURA
Kenapa?

DIMAS
Nggak papa.

Mereka akhirnya menaiki bus.


50. INT. BUS - SELANJUTNYA

Dimas dan Laura tertidur di bus. Mereka duduk di jok paling belakang. Laura menyenderkan kepalanya ke bahu Dimas. Mereka hanyut dalam lantunan lagu "Resah" Payung Teduh.

CUT TO:


51. INT. KAMAR LAURA - SELANJUTNYA

(Masih dalam lagu "Resah" Payung Teduh)-diputar melalui ponsel pintar Dimas.

Dimas dan Laura rebahan di atas ranjang yang sama. Laura memeluk Dimas dari belakang.

Dimas pindah posisi. Kini mereka saling berhadapan. Mereka kembali berciuman mesra.

FADE TO BLACK

FADE IN:


52. INT. KAMAR LAURA - SIANG

Dimas terbangun tanpa Laura. Namun, Dimas terkejut ketika menemukan bayi di sampingnya. Dimas mencari Laura ke toilet, tapi tak menemukan siapapun di sana.

Dimas masih melihat bayi itu di ranjang.

Ketika Dimas hendak menggendongnya, Dimas mendengar seseorang terbatuk-batuk di luar. Dimas tak jadi menggendong bayinya. Ketika ia membuka pintu kamar, ia melihat Laura telah berlumuran darah, ia terperangah melihat keadaan itu. Terlebih melihat langit siang begitu mendung.

Dimas melihat wajah Laura begitu pucat pasi.


LAURA
Hati-hati. Dia akan datang.

DIMAS
Kamu terluka! Laura!


Dimas tampak kebingungan di ambang pintu.  Sementara Laura masih terdiam di depan pintu kamar menunggu seseorang dengan paras gelisah.


DIMAS (CONT'D)
Ayo masuk, Laura! Laura!


Sebentar ia melihat seorang lelaki berpakaian serba hitam datang mendorong Laura hingga terjatuh di selasar, kemudian menodongkan pistol ke arah Dimas. Lelaki itu menembakkan peluru ke arah Dimas.

Dimas tertembak. Ia terjatuh di depan kamar Laura. Darah berlumuran.


LAURA
DIMAS!!!

Suara bayi menangis.

CUT TO:


53. INT. KELAS PERKULIAHAN - PAGI

Dimas yang tampak tertidur di dalam kelas perkuliahan itu lantas terbangun setelah seorang mahasiswa mengumumkan dosen mereka tak bisa masuk ke kelas karena urusan keluarga.

Lusi sesekali melihat Dimas dari baris bangku belakang, saat mengobrol bersama teman-temannya.

Mengetahui dosen tak masuk, Dimas lantas merapikan buku-buku di atas mejanya ke dalam tas.

Saat Dimas akan keluar kelas. Lusi pun hendak menyusul Dimas.


54. EXT. SELASAR KELAS DAN LORONG KAMPUS - SELANJUTNYA

Kali ini, Lusi berhasil jalan berdampingan dengannya.


LUSI
Dimas.

DIMAS
Lus.

LUSI
Lu masih ingat soal laki-laki berjas yang datang ke mini market?

DIMAS
(mengangguk)Kenapa?

LUSI
Dia kemarin datang lagi, tanyain lu.

DIMAS
Terus?

LUSI
Gue bilang, gue nggak tahu apapun tentang lu. (beat)
Dimas, lu denger gue nggak sih?!

DIMAS
Dengerlah! Kenapa lu sewot banget, hari ini. Lagi dapet?

LUSI
Nggak! Habisnya pikiran lu ke mana-mana. Apa yang ada dipikiran lu sekarang adalah cewek bernama Laura itu.

Dimas tak memedulikannya. Lusi terlihat kesal. Tapi, Lusi tetap membuntuti Dimas.


LUSI (CONT.D)
Lu mau ke mana? Pulang ketemu Laura?

Dimas berhenti jalan sejenak.


DIMAS
Lu kenapa sih, Lus? Kelihatannya lu nggak suka kalau gue jalan sama Laura.

LUSI
Bukan begitu.
(beat) Susah jelasinnya! Sekarang, lu mau ke mana? Kenapa buru-buru?!

DIMAS
Gue mau ke perpus. Minjem buku buat selesain tugas!

Lusi tetap mengikuti Dimas ke tempat yang dituju lelaki itu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar