Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Candala dan Loker Oak Tua
Suka
Favorit
Bagikan
19. Part 19

40. INT. KORIDOR. SIANG

CASTS : CARAKA GIANDRA, AMY SCOTT, DAN DEAN MURPHY

Caraka dan Amy keluar dari kantin dan berjalan menyusuri koridor.

CARAKA

So, are you going to practice again after school?

AMY

Yeah. Hmmm… I have to go to my class now.

CARAKA

Where?

AMY

Room 202

CARAKA

Ah! Our class is different again. May I accompany you to your class?

AMY

No need. You don't need to walk me. I'm going to my class alone. Thank you. Hmmm… Goodbye.

(berlalu)

CARAKA

Goodbye.

(mengamati Amy seraya tersenyum. Lalu teringat sesuatu)

AMY!

AMY

(menoleh)

CARAKA

Can I be your friend?

AMY

(terkejut, lalu berpikir sejenak)

Sure.

(mengangguk seraya tersenyum, lalu berlalu)

CARAKA (VO)

(mengamati Amy seraya tersenyum)

Akan lebih baik kalau aku terus menyembunyikan fakta bahwa aku membaca surat-suratnya.

Tiba-tiba Dean datang dengan loncat dan mendaratkan rangkulannya pada Caraka. Mereka berbincang sambil berjalan di seanjan koridor.

DEAN

Can I be your friend too?

CARAKA

Kau memata-mataiku? Sejak kapan?

DEAN

Stttt…

(menutup mulut Caraka)

Hal tak penting seperti itu tak perlu ditanyakan. Nah, adakah yang ingin kau ceritakan padaku?

CARAKA

(berusaha melepaskan rangkulan Dean)

Tidak ada!

DEAN

(mempererat rangkulannya)

Come on, Honey! Kau bilang akan ceritakan padaku.

CARAKA

lepaskan aku!

DEAN

Tidak akan! Sebelum kau ceritakan sebuah kisah padaku, oke?

SOUND EFFECT : BEL JAM ISTIRAHAT BERAKHIR

FADE OUT

CUT TO

41. EXT. SAMPING GUDANG SEKOLAH. SORE

CAST : CARAKA GIANDRA

Caraka membuka loker dan mengambil surat yang ada di sana.

CARAKA

(membuka surat)

Apakah dia akan menceritakan pertemuan kita hari ini? Semoga iya.

(membaca surat)

TEXT :

Hi, old oak locker. For this time, would I like to tell you a story? Only a story that has long been buried. Maybe it's worn out.

“It's a fact that all of this has to do with the person I want to find and meet.”

That's the sentence I wrote in the previous letter, right? And this story is about that fact. How we met and then did not appear to each other without saying goodbye.

CARAKA

WOH! Ini bisa jadi petunjuk untuk tahu siapa yang dia cari.

(kembali membaca surat)

TEXT :

‘Emily berlari…

CARAKA

Dia menggunakan bahasa Indonesia?

(kembali membaca surat)

TEXT :

… seakan ada seseorang yang mengejarnya dan yang dia tahu hanya ketakutan dalam dirinya yang mengejarnya. Bukanlah seseorang.

Dia akhirnya berhenti. Tangannya menutup wajahnya, menyembunyikan air mata yang sudah bias dengan air yang mengalir dari langit. Tubuhnya merosot, terduduk di tanah yang menggenang. Pakaiannya basah kuyup dan dia kedinginan di taman sepi itu, sendirian pada waktu malam hari.

“Kau kenapa? Kenapa menangis?”

Emily terkejut dengan suara asing itu dan dengan refleks menatap ke atas karena hujan tak lagi jatuh mengenainya. Anak yang bertanya itu telah memayungi dirinya.”’ -- Hasrat Sepotong Abu, halaman 87.

CARAKA

(terkejut)

Apa?

(kembali membaca surat)

TEXT :

That's how we first met when my parents isolated me away from home. A description that is the same as a fragment of 'Hasrat Sepotong Abu'. The reason why the boy who was carrying the umbrella was in front of me that night. He was looking for Emily like the one in the novel.

CARAKA

(teringat sesuatu)

Novel itu…

(kembali membaca surat dengan cepat)

TEXT :

A few days later, he returned to meet me in the garden in the late afternoon, showing me 'Hasrat Sepotong Abu', his favorite novel. Then he said …

Kau tahu? Saat aku pertama kali melihatmu dari belakang saat malam itu, kau seperti candala, kau mirip Emily yang aku cari dalam novel ini. Bahkan pertemuan pertama kita sangat persis. Kau harus baca sendiri penggalan bagian itu dan kau akan kagum dengan novel ini. Akan aku pinjamkan padamu agar kau bisa membacanya sendiri dan kau akan tahu bahwa kau itu seorang candala.

That's how I got the word 'candala'. He introduced me with that word, corrected my role, made me a candala, and as you can see now…

I am a candala.

CARAKA

Apa yang… ?

TEXT :

However, we did not know that this afternoon would be our last meeting. My parents brought me back home like a pet taken back from a pet daycare.

At least I'm grateful that he's the only one who gave me something without taking it back. Keep it mine, that nickname and he is far away. It's impossible for me to meet him again. Especially after all these years. I'm not sure he remembers my face.

Want to know what's cute, old oak locker? We don't know each other's names. He introduced himself as Delwyn like the name of the male main character in the novel because he managed to find Emily, me, Si Candala, making him keep calling me like that.

It's long enough, huh? I'll end up here for today. Tomorrow morning I will give you my new babble as usual. See you tomorrow morning.

Candala

Caraka menengadah sejenak, kemudian dengan tergesa memotret isi surat tersebut dan mengembalikan surat itu pada tempatnya. Dia dengan segera berlari pergi.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar