Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Candala dan Loker Oak Tua
Suka
Favorit
Bagikan
8. Part 8

15. EXT. SAMPING GUDANG SEKOLAH. SORE

CAST : CARAKA GIANDRA

Caraka membuka loker di samping gudang. Dia membuka dan membaca surat secara sekilas.

TEXT :

Hai! Good afternoon, Old Oak Locker.

This is my third letter....

CARAKA

Ada! Aku semakin yakin kalau itu memang dia.

(mengeluarkan gawai dari saku celana)

Lebih baik aku foto dan membacanya di rumah. Aku yakin Dean sudah merengek di perpustakaan.

(menaruh surat itu kembali, menutup loker dan melangkah pergi)

CUT TO

16. INT. PERPUSTAKAAN. SORE

CASTS : CARAKA GIANDRA DAN DEAN MURPHY

MONTAGE

  1. Caraka berjalan mendekati Dean
  2. Dean sedang bermain game di komputer perpustakaan dengan sesekali diam-diam memasukan snack ke mulutnya.

END MONTAGE

CARAKA

Apa sudah selesai?

DEAN

Kau ini kenapa baru balik sekarang? Dari keringatmu yang bercucuran seperti itu, Kelihatannya kau sangat berjuang keras ya di toilet sampai lama sekali begini? Memangnya sekeras itu? Atau kau sengaja biar aku yang menyelesaikannya sendirian?

CARAKA

Enak saja. Tidak begitu. Tadi aku tidak sengaja bertemu Mrs. Taylor. Kau sendiri kenapa malah main game? memangnya sudah selesai?

DEAN

Sudah sejak tadi. Sudah aku kirim ke emailmu juga. Kau print itu sendiri. Kau ini sial sekali ya. Bisa-bisanya hanya ke toilet bisa tidak sengaja bertemu dengan Mrs. Taylor.

CARAKA

Sudahlah! Ayo pulang. Terima kasih sudah menyelesaikannya.

(melihat keyboard komputer yang kotor)

Jangan lupa bereskan remahan-remahan makananmu itu dulu.

(memakai tasnya)

DEAN

Kau ini seperti Ibuku ya.

FADE OUT

CUT TO

SCENE 17. INT. KAMAR CARAKA. MALAM

CASTS : CARAKA GIANDRA, ARISHA GIANDRA, DAN BUNDA (EXTRAS)

Caraka duduk di lantai, membiarkan Arisha merias wajahnya yang sesekali menahan tawa.

ARISHA

(menahan tawa)

Merem! Kak, Diam dulu! Nanti berantakan. Kalau berantakan akan aku ulang dari awal lagi.

(tertawa)

Aku harus tunjukan ini pada Ibu. Ini akibatnya kalau kau masih tidak mengembalikan barangku.

CARAKA

Sudah Arisha! Hentikan.

(menghindar dan mencoba meraih cermin)

ARISHA

(merebut cermin dengan cepat)

Kalau mau lihat, nanti. Aku belum selesai. Tolong sabar sebentar, Kak.

CARAKA

Bagaimana aku bisa sabar? Kau menyabotase kamarku sendiri dan malah meriasku. Sudah hentikan, sudah lebih sejam Arisha. Kenapa belum selesai juga?

ARISHA

Bagaimana mau cepat selesai, kalau kakak saja tidak bisa diam? Diam dulu. Sedikit lagi. Merem!

CARAKA

(memejamkan mata)

Haduh… Ya sudah selesaikan dengan cepat.

ARISHA

iya, iya. Mangkanya kembalikan barangku besok! Atau aku akan meriasmu lagi nanti.

CARAKA

Itu kan bukan barangmu. Bagaimana bisa bilang kalau barang itu milikmu?

ARISHA

Iya aku tahu, itu bukan barangku. Aku baru ingin mengembalikannya tapi Kakak malah menyembunyikanya.

CARAKA

Alasan saja. Kalau mau kembalikan, kembalikan saja barangnya jangan selipkan sesuatu yang bukan miliknya.

ARISHA

Kenapa memangnya? Aku kan ingin memberikan itu padanya dan none of your business. Urus saja, urusan Kakak sendiri.

CARAKA

Menggelikan! itu menggelikan. Aku baru akan mengembalikannya kalau kau berjanji tidak akan menyelipkan sesuatu di sana. Lihat saja, aku akan bilang pada bun…

(terpotong)

SOUND EFECCT : SUARA JEPRETAN KAMERA GAWAI.

CARAKA

Hei! Apa yang kau lakukan Arisha? Kau baru saja memotretku?

(berusaha merebut gawai)

ARISHA

Iya! Aku memotretmu dan akan aku kirimkan pada Kak Dean.

(menjauhkan gawai dari Caraka)

Kau ini anak pertama, kenapa selalu mengadu pada bunda.

CARAKA

Hei! Kau ini adikku. Sudah jadi tanggung jawabku melaporkan tingkah laku anehmu pada Bunda. Kemarikan gawaimu.

ARISHA

Ya sudah, kalau begitu aku juga.

(berteriak)

Bundaaaa… Kakak mau mengambil gawaiku!

Bunda (37) muncul di daun pintu kamar Caraka.

BUNDA (EXTRAS)

Hei! Sudah malam, jangan bertengkar terus. Sudah selesaikan PRnya belum?

(melirik Caraka, dan tertawa)

Ya ampun, sejak kapan Bunda punya dua putri? Kenapa anak Bunda ini jadi cantik sekali. Bahkan lebih cantik dari Arisha.

ARISHA

Bunda kenapa bilang begitu? Aku lebih cantik. Lihat dia, dia seperti waria.

CARAKA

Ini kerjaan Arisha Bunda.

(berusaha menghapus riasan wajahnya)

ARISHA

Ah! Kak, jangan dihapus! Tunjukan ke Ayah dulu.

CARAKA

Kalau kau merasa cantik, tunjukan saja wajahmu sendiri. Ini menggelikan.

BUNDA (EXTRAS)

Sudah-sudah! Arisha cepat pergi ke kamarmu dan Caraka bersihkan dulu wajahmu sebelum tidur.

(melangkah pergi)

ARISHA

Iya, Bunda.

(bangkit dan meledek Caraka sebelum pergi)

Weee… Aku tidak akan menghapus fotonya dan akan aku kirimkan pada Kak Dean.

(menutup pintu kamar Caraka)

CARAKA

Dasar anak ini! Lihat saja nanti.

(Bangkit, keluar kamar)

FADE OUT

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar