Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Candala dan Loker Oak Tua
Suka
Favorit
Bagikan
15. Part 15

31. INT. RUANG MAKAN. MALAM

CAST : CARAKA GIANDRA, ARISHA GIANDRA, BUNDA (EXTRAS), DAN AYAH (EXTRAS)

Saat makan malam berlangsung, dengan pandangan nanar Caraka menggumamkan kalimat yang ada pada surat Candala.

CARAKA

(bergumam)

My body is completely damaged, making Candala's role as a suitable role for me to play in the biggest theatrical.

(terus mengulang kalimat itu seraya memakan makan malamnya)

Arisha, Bunda (Extras), dan Ayah (Extras) secara bersamaan memandang Caraka. Kemudian saling bertukar pandang.

BUNDA (EXTRAS)

Caraka?

CARAKA

(bergumam dan tidak mendengar panggilan Bundanya)

My body is completely damaged, making Candala's role as a suitable role for me to play in the biggest theatrical.

AYAH (EXTRAS)

Ada apa dengan kakakmu, Arisha?

ARISHA

(mengedikkan bahu)

BUNDA (EXTRAS)

Caraka?

CARAKA

(bergumam dan tidak mendengar panggilan Bundanya)

My body is completely damaged, making Candala's role as a suitable role for me to play in the biggest theatrical.

ARISHA

Begini bun cara menyadarkannya.

(mencubit lengan Caraka dengan keras)

CARAKA

(Memekik kesakitan)

Aww… Apa yang kau lakukan Arisha? Kenapa mencubitku?

ARISHA

Kakak sendiri sedang apa? bergumam seperti itu sudah seperti dukun merapalkan mantranya. Lihat! Ayah dan Bunda memandangmu, bahkan Bunda memanggilmu dua kali.

AYAH (EXTRAS)

Ada apa? Apa terjadi sesuatu di sekolah sampai membuatmu begini?

CARAKA

(terkekeh)

Tidak ada apa-apa Ayah.

BUNDA (EXTRAS)

Lalu apa yang kau gumamkan?

CARAKA

(berpikir)

Hmmm… itu…

ARISHA

Ayah, Bun, kalau dipikir-pikir hari ini kakak jadi aneh. Saat jam istirahat mak…

(terpotong)

CARAKA

(memotong ucapan Arisha)

Ah…! Ya… yang a… aku gumamkan itu penggalan dari dialog dalam novel. Di pelajaran sastra, kami diminta untuk memberi kritik terhadap novel yang telah ditentukan dan aku tidak mengerti maksud dialog tersebut. Mangkanya aku terus memikirkannya dan tanpa sadar menggumamkannya.

ARISHA

(menyipitkan matanya)

Benarkah?

CARAKA

Iya benar!

BUNDA (EXTRAS)

Coba kau ulang kalimatnya! Mungkin saja kami bisa membantu.

CARAKA

My body is completely damaged, making Candala's role as a suitable role for me to play in the biggest theatrical. Apa maksudnya itu?

AYAH (EXTRAS)

Candala? Apa artinya itu?

ARISHA

Candala diartikan sebagai rendah, hina, nista, cacat. Catatan kaki Harsa Sepotong Abu halaman 137.

BUNDA (EXTRAS)

Menurut Bunda, dia menganggap dirinya sendiri sebagai candala dan ketika tubuhnya rusak, peran candala menjadi nyata dalam dirinya. Dia benar-benar menjadi candala seutuhnya.

CARAKA

Tubuhnya rusak?

AYAH (EXTRAS)

Seperti namanya, dia penyandang disabilitas. Dia punya keterbatasan.

CARAKA

Tapi rasanya tubuhnya baik-baik saja. Dia berjalan dengan normal, bisa berbicara, bisa melihat.

ARISHA

Seperti tokoh Emily dalam novel Hasrat Sepotong Abu kak. Emily digambarkan sebagai tokoh yang tak punya keterbatasan fisik, kan? Tapi...

(menunjuk kepala dan dadanya)

dia punya ketakutan yang sulit dijelaskan. Dia punya keterbatasan dalam emosionalnya.

CARAKA (VO)

(berpikir)

Dia pernah menuliskan soal itu di suratnya, kan? Soal ketakutannya. Apa separah itu?

BUNDA (EXTRAS)

Tunggu, kata Candala berasal dari bahasa Indonesia? Apa ada novel Amerika yang menggunakan kata itu?

CARAKA

(terkejut)

itu… i… itu tentu saja ada. Kalau tidak ada, mana mungkin kelas sastra dan kita membahas ini.

AYAH (EXTRAS)

Apa judulnya? Apa mungkin itu novel Indonesia yang diterjemahkan menggunakan bahasa asing? Atau penulisnya adalah orang Indonesia yang tinggal di luar negeri?

CARAKA

Ju… judulnya, a… aku lupa.

Caraka, Ayah dan Bunda masih membicarakan novel itu, sedangkan Arisha menatap kakaknya dengan tataan curiga.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar