Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
96. EXT. JALANAN — AFTERNOON 96
Jalanan ramai. Kendaraan lalu-lalang.
Widuri dan Yudhis berjalan beriringin di pinggir jalan berlatar sunset. Yudhis menuntun sepeda Widuri.
YUDHIS
WIDURI
Yudhis berhenti.
Setelah tiga langkah Widuri ikut berhenti.
Mereka lalu bertatapan.
Tatapan Widuri ke Yudhis memperlihatkan mood-nya yang kacau.
YUDHIS
Widuri menelan ludahnya. Dia mendekat satu langkah.
WIDURI
Yudhis memaksa senyum. Dia merasakan rasa kecewa dalam nada bicara Widuri.
YUDHIS
Widuri menghela napas.
WIDURI
Pegangan tangan Yudhis di kemudi sepeda mengencang. Otot-otot lengannya mengeras.
WIDURI (CONT’D)
Yudhis menghela napas. Dia memaksa diri agar kuat menatap Widuri.
YUDHIS
WIDURI
Yudhis tersenyum pahit.
WIDURI (CONT’D)
Pandangan Yudhis ke Widuri penuh cinta.
YUDHIS
Widuri tak bisa bergerak. Perasaannya tidak yakin. Tapi dia melihat dengan jelas tatapan Yudhis yang penuh cinta.
SMASH CUT TO:
97. EXT. SEBERANG JALAN — SAME TIME (AFTERNOON) 97
Rahmi berdiri mematung memegangi sepeda. Terus memperhatikan Widuri dan Yudhis di seberang jalan. Di benaknya dipenuhi ribuan tanya. Sedangkan di dadanya dipenuhi campur aduk perasaan yang tak menentu. Ada senang. Ada waswas. Ada bahagia. Ada khawatir. Dan ada juga marah.
Rahmi meneruskan berjalan begitu melihat Widuri dan Yudhis kembali berjalan.
98. EXT. MULUT GANG SEMPIT — CONTINUOUS 98
Widuri dan Yudhis berhenti. Yudhis memberikan sepeda ke Widuri.
YUDHIS
Widuri mengangguk.
Yudhis merasa canggung. Dia lalu mengulurkan tangan.
Widuri kebingungan. Tapi ragu-ragu, dia menyambut tangan Yudhis.
Yudhis tersenyum. Dia merasakan tangan Widuri dingin.
Yudhis melepaskan tangan.
YUDHIS (CONT'D)
Widuri mengangguk. Tapi hatinya terasa pedih. Terus merasa tak bisa melepaskan Yudhis pergi.
Yudhis merendahkan dada berpamitan. Dia lalu pergi.
Widuri ingin menahan Yudhis. Tapi dia merasa tidak berdaya.
99. INT. RUMAH WIDURI — RUANG MAKAN - EVENING 99
Widuri, Rahmi, dan Oki makan dalam diam. Tapi Widuri tidak betul-betul selera makan. Dia merasa gundah. Satu tangan memegang sendok. Sementara tangannya yang lain menggenggam ponsel di bawah meja. Di dalam hatinya, Widuri mengharap-harap cemas Yudhis akan mengirim pesan chat.
Rahmi memperhatikan Widuri. Pandangannya tak suka.
Oki menyadari sikap Rahmi. Dia menoleh dari Rahmi ke Widuri. Di bawah meja, kita akan melihat Oki menendang kaki Widuri. Tapi Widuri abai. Widuri terlalu fokus pada handphone-nya.
Terdengar bunyi ponsel. Widuri gegas memeriksa. Tapi nihil. Tak ada notifikasi apa-apa.
Raut muka Widuri murung. Dia tak sadar Rahmi dan Oki memperhatikannya.
Terdengar bunyi kedua kali. Widuri menoleh. Yang berbunyi adalah ponsel Oki.
Oki cuek membuka ponsel. Rahmi dan Widuri memandanginya.
RAHMI
Oki mematikan handphone. Melanjutkan makan. Sedangkan Widuri akhirnya menyadari situasi dan berupaya fokus makan.
100. INT. RUMAH WIDURI — KAMAR WIDURI - NIGHT 100
Widuri duduk. Di meja, dia meletakkan ponsel. Dia memandangi ponselnya. Berharap-harap cemas Yudhis akan menelpon. Tapi Yudhis tak kunjung menelpon.
101. INT. RUMAH YUDHIS — KAMAR YUDHIS - SAME TIME (NIGHT) 101
Yudhis mengepak barang-barangnya ke dalam carier. Dia dibantu ADJENG, 55 tahun, ibunya.
ADJENG
YUDHIS
Adjeng menggeleng-gelengkan kepala.
ADJENG
YUDHIS
Yudhis dan Adjeng tertawa.
ADJENG
Yudhis mengangguk sambil tertawa.
Adjeng bangkit. Lalu keluar dari kamar Yudhis.
Yudhis memindah carier yang sudah siap ke pinggir meja belajar. Dia menoleh ke meja. Tertegun menatap ponsel. Dia ingin menelpon Widuri. Tapi dia merasa segan.