Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARAH ASA
Suka
Favorit
Bagikan
11. Bagian 11

59. INT. RUMAH WIDURI — DAPUR - EVENING 59

 

Yudhis membantu Widuri memasak makanan. Dia mengupas dan memotong bawang.

 

Widuri melirik Yudhis.

 

Yudhis menyadari lirikan Widuri. Dia tersenyum penuh arti.

 

YUDHIS

Kenapa? Heran saya nggak nangis?

 

Widuri tersenyum sembari menggelengkan kepala.

 

YUDHIS (CONT’D)

Walaupun tinggal di rumah Nenek. Tapi status saya ini tetep anak kost. Kalau cuman motong bawang mah kecil.

 

Widuri memutar bola mata. Yudhis tertawa.

 

Rahmi masuk. Dia baru pulang kerja.

 

Rahmi kaget melihat Yudhis di dapur.

 

RAHMI

Eh, ada tamu.

 

Yudhis dan Widuri gegas menoleh. Yudhis meletakkan pisau dan bawang, membersihkan tangan dan segera menyalami Rahmi. Widuri menyusul.

 

Rahmi tersenyum canggung. Saat Widuri salim padanya, dia tak menatap Widuri.

 

YUDHIS

Mau numpang makan Bu ceritanya.

 

Rahmi dan Yudhis tertawa.

 

Rahmi mengibaskan tangan.

 

RAHMI

Udah biasa aja. Nggak usah sungkan.

 

Yudhis menganggukkan kepala sembari nyengir.

 

RAHMI (CONT’D)

Ya sudah. Ibu tinggal dulu.

 

Widuri berusaha mendapatkan pandangan Rahmi. Tapi Rahmi tak menolehnya juga.

 

Rahmi berjalan ke ruang tengah. Masuk ke kamarnya. Pandangan Widuri mengikutinya.

 

YUDHIS

(berbisik)

Ibu kamu nggak keberatan, kan?

 

Widuri terkesiap. Dia menggelengkan kepala sembari tersenyum.

 

Yudhis tersenyum lega.


60. INT. RUMAH WIDURI — RUANG MAKAN - LATER 60

 

Widuri dan Yudhis tertawa kecil membicarakan sesuatu. Sedangkan Oki hanya diam sambil bermain ponsel.

 

Oki merasa canggung. Tapi dia bersikap cuek.

 

Rahmi masuk. Dia terkejut makanan di meja masih utuh.

 

Widuri merasa tidak nyaman. Sekalipun Rahmi bersikap ramah.

 

RAHMI

Loh, kalian kok belum ada yang makan?

 

Rahmi menoleh Yudhis lalu ke Oki.

 

RAHMI (cont’d)

Kan nggak harus nunggu ibu.

 

Yudhis tersenyum sopan.

 

YUDHIS

Harus nunggu lah, Bu. Setidaknya, ini kebiasaan saya di rumah.

 

Rahmi tersenyum hangat.

 

Widuri diam-diam memperhatikan Yudhis. Lalu melirik Oki.

 

RAHMI

Itu kan di tempat kamu. Di sini beda peraturannya. Kalau lapar ya makan. Nggak boleh ditahan-tahan. Malah repot kalau jadi kelaperan, kan?

 

Yudhis dan Rahmi tertawa.

 

Rahmi mengambil makanan.

 

Oki diam-diam juga melirik Widuri.

 

Widuri menyadari lirikan Oki.

 

YUDHIS

Itulah risikonya orang nurut, Bu.

 

Rahmi menautkan alis. Widuri dan Oki memandang Yudhis penuh tanya.

 

YUDHIS (cont’d)

Kata Papa saya, kasarnya begitu.

 

Rahmi tersenyum tipis.

 

Widuri memandang Rahmi. Dia tak bisa membuang ingatan dari apa yang dilihatnya tadi. Dia ingin bertanya langsung. Tapi situasinya tidak memungkinkan. Sehingga dia pun menahannya.

 

RAHMI

Jadi orang emang harus ada nurut-nurutnya. Tapi kudu mau lihat-lihat juga, kalau-kalau ada yang musti didahulukan daripada sekadar nurut, kan?

 

Yudhis menganggukkan kepala menyetujui omongan Rahmi. Sementara Widuri merasa omongan ibunya sengaja menyindirnya.

 

Rahmi lalu memaksa semua orang makan. Widuri makan dalam keadaan mood yang berantakan.

 

61. INT. RUMAH WIDURI — RUANG CUCI PIRING - MOMENTS LATER 61

 

Widuri mencuci peralatan bekas makan. Yudhis hendak membantu. Tapi pandangan Widuri mencegahnya. Kali ini sikap Widuri membuat Yudhis tak bisa berkutik.

 

YUDHIS

Kamu beneran mau tega bikin saya enggak ada fungsinya?

 

WIDURI

Apa boleh buat?

 

YUDHIS

Ya kamu harus berbuat sesuatu dong.

 

WIDURI

Ini udah yang paling bener saya lakuin.

 

Yudhis menggelengkan kepala.

 

YUDHIS

Nggak. Itu salah!

 

Widuri bersikeras. Pandangannya menekan agar Yudhis diam di tempat.

 

YUDHIS (CONT’D)

Ayolah. Saya anak kost loh. Nyuci piring bukan hal luar biasa buat saya.

 

Tatapan Widuri berkata: “bodo amat”.

 

Yudhis tertawa pasrah. Dia menyerah.

 

SMASH CUT TO:


62. INT. RUMAH WIDURI — RUANG TENGAH - SAME TIME (EVENING) 62

 

Pintu kamar Rahmi membuka. Dia hendak keluar. Tapi tanpa sengaja pandangannya menangkap Widuri dan Yudhis di ruang cuci piring.

 

Rahmi merasa gusar. Dia tak jadi keluar, kembali masuk ke dalam dan menutup pintu.

 

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar