Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Episode 19
Sc. 99. INT. KAMAR ANA - SIANG
Ana sedang sibuk menyelesaikan naskahnya. Dari pagi hingga petang dia hanya diam di kamar. Keluar hanya untuk mengambil wudhu dan salat, setelahnya kembali fokus pada layar.
Ana diam saja, tangannya masih sibuk mengetik cerita.
Masih fokus menulis.
Noval berjalan ke kasur, lalu berbaring di sana. Lama-lama anak itu tertidur. Sementara Ana masih sibuk dengan laptopnya.
CUT TO
Sc. 100. INT. KAMAR ANA - MALAM
Hari baru selesai salat Isya. Ia melipat sajadah dan mendekati Ana yang masih sibuk dengan laptopnya.
Hari tertawa, ia mMenjewer telinga Ana mengajak ke meja makan. Ana meringis kesakitan menerima jeweran suaminya. sampai di ruang makan Hari mendudukkan Ana di kursi meja makan.
Edi datang mendengar keributan.
Ana menoleh ke arah Hari. Pria itu mengulum senyum. Ana menatap kesal, kemudian tersenyum tipis saat menoleh ke arah Ayah mertua. Ana bangkit dan mengambil piring, lalu membuka tudung saji.
Edi masuk ke kamarnya. Hari tertawa, Ana hanya diam sambil memakan nasinya.
CUT TO
Sc. 101. INT. TOKO HARI - SIANG
Ana memutuskan main ke toko Hari karena di rumah dia tidak mendapatkan signal. Ana menumpang hotspot suaminya untuk menonton live pengumuman di kwikku. Berdebar-debar hatinya menunggu.
LIVE APLIKASI
Hati Ana terus berdetak kencang. Ana tidak berkedip melihat layar di ponselnya. Tangannya gemetar dan saling menggenggam. Karingat sesekali menetes di pelipis matanya. Sementara itu suara sepeda motor berdengung-dengung di sekitarnya, karena di toko suaminya selain menjual sparepart sepeda motor, juga menerima jasa servis. Ana menajamkan pendengaran saat suara bising disekitarnya semakin tak terkendali, lama-lama Ana membawa speaker dari dalam kamar keluar dan meletakkannya di depan. Ana menghidupkan bluetooth dan tersambunglah suara dari hape ke speaker. Volume full sehingga membuat semua orang menoleh ke sana. Ana tidak peduli, ia masih fokus pada layar di hape dan suara dari speakernya.
Ana masih diam, menajamkan penglihatan dan pendengaran. Hari mendekat.
Ana menegakkan jari di depan bibir.
Hari kesal, ia berlalu meninggalkan Ana. Pria itu kembali menghidupkan mesin las-nya dan terdegar sangat berisik. Sehingga suara sepeda motor, suara las dan suara speaker berbaur menjadi satu.
Sound effect suara las sangat kencang.
Ana mengusap wajah kasar. Menatap Hari sekilas dan kembali fokus ke layar hape.
Ana memejam.
Sound effect suara sepeda motor di gas-gas. Ana melihat ke depan, nampak anak buah Hari sedang memperbaiki sepeda motor konsumen. Ana berdiri, mendekati Dimas (L/22) mekanik di toko Hari, lalu berbisik.
Hari melirik mereka.
Ana terdiam, ia mengalihkan pandangan, sedangkan matanya sudah merah seperti ingi menangis.Dimas takut pada Hari. Ia kembali memperbaiki sepeda motor di dekatnya.
Sound effect suara sepeda motor di gas kencang-kencang.
Ana menjauh dari Dimas, masuk ke toko dan duduk di depan layar hape lagi, kini semangatnya untuk mendengar pengumuman pemenang sudah tak ada lagi. Ana menunduk, sesekali menghapus air mata. Suara para juri dari speaker terus saja terdengar. Wajah Hari yang kesal (Beat), Dimas yang merasa tak enak (Beat) dan wajah Ana yang basah oleh air mata, kecewa (Beat).
Sementara kita lihat semua orang dengan raut masing-masing terdengar suara juri terakhir berbicara.
Ana kaget, ia langsung mendongak dan manatap layar hape dengan mata melotot tidak percaya.
Hari dan Dimas saling tatap kemudian dua-duanya mendekati Ana.
Ana melompat-lompat kegirangan sambil berteriak mengatakan 'Alhamdulillah' dan rasa syukurnya kepada Allah,ia langsung memeluk Hari yang tubuhnya penuh oli. Sementara Hari hanya diam, masih tidak percaya.
Mereka berdua berpelukan.
CUT TO
Sc. 102. INT. RAMAH EDI - SIANG
Sepeda motor berhenti di halaman belakang. Ana dan Hari langsung masuk ke rumah dengan bersemangat. Nampak semua keluarga sedang menonton TV di ruang keluarga. Bahkan Yati (P/26) adik Hari yang biasa tinggal di rumah suaminya sedang berkunjung di sana. Ada juga Boy (L/31) suami Yati dan Hanan (L/3) anak Yati sedang asik bermain bersama Noval dan Raka. Hari dan Ana memasuki ruang keluarga.
Menutup mulut dengan kedua tangan dengan mata berkaca-kaca, lalu menangis bahagia.
Diiringi rasa syukur dari yang lainnya juga. Semua keluarga bersuka cita menyambut kemenangan Ana. Semua memeluk Ana, sementara Ana menangis tak menyangka.
FADE OUT