Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
THE AUTHORS
Suka
Favorit
Bagikan
19. Maha Besar Allah, Rasa Syukur Tak Terhingga

Episode 19

Sc. 99. INT. KAMAR ANA - SIANG

Ana sedang sibuk menyelesaikan naskahnya. Dari pagi hingga petang dia hanya diam di kamar. Keluar hanya untuk mengambil wudhu dan salat, setelahnya kembali fokus pada layar.

NOVAL
Mi, kata Ami kalau liatin laptop terus nanti matanya rusak.

Ana diam saja, tangannya masih sibuk mengetik cerita.

NOVAL
Mi ...
ANA
Em
NOVAL
Abang nggak mau ajak adek main.
ANA
Main sendiri ya, Nak

Masih fokus menulis.

NOVAL
Ami, gambarin adek pesawat
ANA
Nanti ya bentar lagi

Noval berjalan ke kasur, lalu berbaring di sana. Lama-lama anak itu tertidur. Sementara Ana masih sibuk dengan laptopnya.

ANA (V.O)
Hari ini hari terakhir. Bismillahirrahmanirrahim. Biar saja orang bilang mimpiku terlalu tinggi, biar saja mereka bilang tidak mungkin. Biar saja mereka bilang aku hanya membuang-buang waktuku untuk hal-hal yang tidak penting. Tapi aku masih dengan segunung harapanku. Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha, kalau bukan sekarang, mungkin besok, kalau bukan besok mungkin lusa, kalau bukan lusa mungkin dilain kesempatan. Terus saja berusaha. Kita tidak pernah tahu kapan Allah akan mengabulkan semua doa kita. Bisa jadi jalan kesuksesan itu sudah sangat dekat. Jika kita menyerah, maka kita kalah dan akan terus jalan di tempat. Tetapi jika kita terus berusaha dan belajar, maka kemampuan kita semakin matang dan terasah.

CUT TO

Sc. 100. INT. KAMAR ANA - MALAM

Hari baru selesai salat Isya. Ia melipat sajadah dan mendekati Ana yang masih sibuk dengan laptopnya.

HARI
Mi, udah salat?
ANA
Udah, yah.
HARI
Makan?
ANA
Uda ... h
(Bunyi perut)
HARI
Udah? Bohong banget sih, sini makan dulu!

Hari tertawa, ia mMenjewer telinga Ana mengajak ke meja makan. Ana meringis kesakitan menerima jeweran suaminya. sampai di ruang makan Hari mendudukkan Ana di kursi meja makan.

HARI
Makan dulu, kalau nggak makan nggak boleh nulis.
ANA
Ayah! Nanti ide Ami ilang ...
HARI
Bodo! Pokoknya makan!

Edi datang mendengar keributan.

EDI
Kenapa A'?
HARI
Dari aku berangkat sampe aku pulang, Aminya anak-anak nggak jauh-jauh dari laptopnya dan ternyata belum makan. Dia lupa dia punya penyakit magh.
EDI
Makan lah, Na. Jangan sampai sakit. Buat apa kaya banyak uang nanti duitnya habis untuk berobat karena sakit? Sama aja bohong kan?
ANA
Tanggung yah, dikit lagi selesai.
EDI
Makan dulu lah, jangan seperti itu.

Ana menoleh ke arah Hari. Pria itu mengulum senyum. Ana menatap kesal, kemudian tersenyum tipis saat menoleh ke arah Ayah mertua. Ana bangkit dan mengambil piring, lalu membuka tudung saji.

ANA
Ana makan dulu, Yah!
EDI
Iya, jangan nyiksa diri. Jangan ditunda-tunda makannya.

Edi masuk ke kamarnya. Hari tertawa, Ana hanya diam sambil memakan nasinya.

ANA
(Kesal)
Ketawa aja terus, teruss ketawa.

CUT TO

Sc. 101. INT. TOKO HARI - SIANG

Ana memutuskan main ke toko Hari karena di rumah dia tidak mendapatkan signal. Ana menumpang hotspot suaminya untuk menonton live pengumuman di kwikku. Berdebar-debar hatinya menunggu.

LIVE APLIKASI

MODERATOR
Yap, tes tes ... Masuk ya? Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh semua sahabat ... Udah pada nggak sabar ya nunggu pengumuman pemenang lomba menulis script film ini. Sebelumnya kita persilakan untuk para juri menyampaikan beberapa patah kata, ya!

Hati Ana terus berdetak kencang. Ana tidak berkedip melihat layar di ponselnya. Tangannya gemetar dan saling menggenggam. Karingat sesekali menetes di pelipis matanya. Sementara itu suara sepeda motor berdengung-dengung di sekitarnya, karena di toko suaminya selain menjual sparepart sepeda motor, juga menerima jasa servis. Ana menajamkan pendengaran saat suara bising disekitarnya semakin tak terkendali, lama-lama Ana membawa speaker dari dalam kamar keluar dan meletakkannya di depan. Ana menghidupkan bluetooth dan tersambunglah suara dari hape ke speaker. Volume full sehingga membuat semua orang menoleh ke sana. Ana tidak peduli, ia masih fokus pada layar di hape dan suara dari speakernya.

JURI 1
Baiklah, saya memilih naskah ini yang berjudul 'Joki' kenapa saya pilih ini karena ...

Ana masih diam, menajamkan penglihatan dan pendengaran. Hari mendekat.

HARI
Mi, kenapa sih harus pake pengeras suara?
(Wajah merah marah)

Ana menegakkan jari di depan bibir.

ANA
Ssttt!

Hari kesal, ia berlalu meninggalkan Ana. Pria itu kembali menghidupkan mesin las-nya dan terdegar sangat berisik. Sehingga suara sepeda motor, suara las dan suara speaker berbaur menjadi satu.

JURI 2
Kalau saya, lihat dari tehniknya ya. Jujur saya pilih naskah ini karena ...

Sound effect suara las sangat kencang.

Ana mengusap wajah kasar. Menatap Hari sekilas dan kembali fokus ke layar hape.

JURI 2
Jadi saya pilih naskah yang ini, judulnya '2 Pintu'

Ana memejam.

ANA (V.O)
Sepertinya aku memang bermimpi terlalu tinggi. Eh, tapi masih ada yang belum disebutkan.
JURI 3
Haduh, deg degan, nih. Jujur, semua naskah bagus ya ...

Sound effect suara sepeda motor di gas-gas. Ana melihat ke depan, nampak anak buah Hari sedang memperbaiki sepeda motor konsumen. Ana berdiri, mendekati Dimas (L/22) mekanik di toko Hari, lalu berbisik.

ANA
Dimas, jangan di gas kencang-kencang. Mbak lagi nonton acara penting, jadi nggak kedengeran.

Hari melirik mereka.

HARI
Ami pulang aja kalau mau adem, sunyi, senyap. Ini bengkel, mana ada bengkel nggak berisik.
ANA
(Menoleh ke arah Hari)
Bentar aja Yah, setelah pengumuman Ami pulang.
HARI
(Raut kesal dan marah)
Lagian udah dibilang, ngabisin waktu ikut-ikutan hal yang seperti itu! Udah untung Ayah bolehin nulis novel. Sekarang mana? menang apa nggak? Nggak usah mimpi terlalu tinggi, bangun Mi, bangun!!

Ana terdiam, ia mengalihkan pandangan, sedangkan matanya sudah merah seperti ingi menangis.Dimas takut pada Hari. Ia kembali memperbaiki sepeda motor di dekatnya.

Sound effect suara sepeda motor di gas kencang-kencang.

Ana menjauh dari Dimas, masuk ke toko dan duduk di depan layar hape lagi, kini semangatnya untuk mendengar pengumuman pemenang sudah tak ada lagi. Ana menunduk, sesekali menghapus air mata. Suara para juri dari speaker terus saja terdengar. Wajah Hari yang kesal (Beat), Dimas yang merasa tak enak (Beat) dan wajah Ana yang basah oleh air mata, kecewa (Beat).

Sementara kita lihat semua orang dengan raut masing-masing terdengar suara juri terakhir berbicara.

JURI TERAKHIR (S.O)
Aduh, pilihan terakhir nih. Berat-berat sumpah! Karena semuanya bagus-bagus gaes. Kalau boleh aku mau pilih semuanya, tapi nggak boleh kan? So, aku pilih satu naskah yang unik, lucu dan InshaAllah ada nasihat yang tersirat di dalamnya untuk dunia literasi kita di Indonesia. Aku pilih 'The AuthorS' karya Sylviana Mustofa

Ana kaget, ia langsung mendongak dan manatap layar hape dengan mata melotot tidak percaya.

ANA
(Berdiri)
Ayah, denger nggak? Aku terpilih ayah! Aku ... Aku terpilih! (Berteriak)

Hari dan Dimas saling tatap kemudian dua-duanya mendekati Ana.

HARI
Serius Mi?
(Tidak percaya)
ANA
Sumpah demi Tuhan Ayah!! Nama aku disebut!!
DIMAS
Wah,selamat Mbak! Alhamdulilah...

Ana melompat-lompat kegirangan sambil berteriak mengatakan 'Alhamdulillah' dan rasa syukurnya kepada Allah,ia langsung memeluk Hari yang tubuhnya penuh oli. Sementara Hari hanya diam, masih tidak percaya.

ANA
(Melepas pelukan)
Kenapa Ayah nggak suka?
HARI
Bukan nggak suka, tapi ... tapi nggak nyangka. Maaf tadi sudah bilang seperti itu.
ANA
Nggak apa-apa Ayah. Sekarang bilang Alhamdulilah coba.
HARI
Alhamdulillah ya, Mi.
ANA
(Berteriak terus memeluk Hari)
Aaaa!! Alhamdulillah ya Allah!!

Mereka berdua berpelukan.

CUT TO

Sc. 102. INT. RAMAH EDI - SIANG

Sepeda motor berhenti di halaman belakang. Ana dan Hari langsung masuk ke rumah dengan bersemangat. Nampak semua keluarga sedang menonton TV di ruang keluarga. Bahkan Yati (P/26) adik Hari yang biasa tinggal di rumah suaminya sedang berkunjung di sana. Ada juga Boy (L/31) suami Yati dan Hanan (L/3) anak Yati sedang asik bermain bersama Noval dan Raka. Hari dan Ana memasuki ruang keluarga.

HARI
Ayah! Naskah menantumu akan diangkat ke layar lebar!
EDI
Maksudnya? (Beat)
RANA
Mbak Ana, menang? (Beat)
(Tidak percaya)
YATI (Beat)
Ada apa sih?
(Bingung)
NOVAL
Yee Ami jadi artis!!
(Gembira)
ANA
(Berdiri di depan semua orang)
Jadi, naskah yang aku ikutkan di sebuah aplikasi, menjadi salah satu naskah yang terpilih! Aku, menang dan naskah itu akan diangkat ke layar lebar.

Menutup mulut dengan kedua tangan dengan mata berkaca-kaca, lalu menangis bahagia.

EDI
Alhamdulillah...

Diiringi rasa syukur dari yang lainnya juga. Semua keluarga bersuka cita menyambut kemenangan Ana. Semua memeluk Ana, sementara Ana menangis tak menyangka.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar