Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Episode 12
Sc. 65 INT. RUMAH SAKIT - MALAM
Ana tergesa berlari melewati koridor rumah sakit dengan wajah cemas. Tidak lupa masker menutupi sebagian wajahnya karena banyak negara sedang diserang virus corona termasuk Indonesia. Bapaknya dibawa ke ruang pemeriksaan setelah dari ruang UGD. Ana terhenti di depan pintu saat sampai. Nampak Ibu dan Mbak Eva sedang menenangkan Tofa yang amat sangat kesakitan duduk di kursi roda.
Memegangi dada memejam kuat.
Menoleh ke arah tiga perawat yang sedang duduk di depan mereka.
Menangis sambil mengatubkan ke dua tangan.
Ana mondar mandir di luar ruangan, tidak boleh masuk. Ia hanya memperhatikan dari luar. Nampak saudarinya dan sang Ibu berulang kali meminta tolong supaya para perawat itu memeriksa keadaan Tofa terlebih dahulu, tapi nihil. Ada yang pura-pura sibuk bermain hape dan lain-lain. Namun, lama kelamaan ada yang iba dan mendekati Tofa, lalu memeriksanya sebentar. Tofa dibaringkan ke ranjang rumah sakit. Ana memberanikan diri masuk dan nampak pakaian Tofa sudah dibuka dan dipasang banyak kabel di tubuhnya. Ana mendekati ibunya.
Nur dan Eva tidak menjawab, mereka sibuk membisikkan sesuatu ke telinga Tofa. Hingga suara denging panjang itu terdengar dari alat pacu jantung yang membuat jantung Ana juga serasa berhenti berdetak.
Ana Menggelengkan kepala seraya terus mundur, lalu terduduk dan meringis sambil berteriak histeris)
Ana Berjalan mendekati jasad Tofa, lalu menatap wajah Tofa lama sambil mencium semua bagian wajahya, setelahnya menyandarkan kepala ke dada Tofa yang masih ditempel berbagai macam kabal.
Meringis sambil sesekali menghapus air mata.
Dua perawat mendekat dan menutupi semua tubuh Tofa dengan kain. Ana berdiri, lalu mendekati Ibunya. Berusaha memeluk ibunya yang terus saja histeris.
CUT TO
Sc. 66 INT. DALAM AMBULAN - MALAM
Ana dan Ibu ikut mobil jenazah menuju ke rumah. Ana memeluk Nur dari samping. Nur hanya diam, tatapannya kosong ke depan.
Ana Berusaha mengerti, memeluk ibunya semakin erat.
CUT TO
Sc. 63. INT. RUMAH TOFA - TENGAH MALAM
(Halaman rumah) Semua sudah di siapkan oleh tetangga dan keluarga. Diluar sudah ramai. Jenazah diturunkan dari ambulan.
(Dalam rumah) Sudah ramai para tetangga dan keluarga. Ana masuk dan melihat Ina duduk menangis diantara banyak tetangga. Ana mendekati Ina. Mereka menangis dan berpelukan. Jenazah dibawa masuk. Nur kembali histeris hingga nyaris pingsan. Aida dan keluarga membawanya ke kamar. setelah Jasad dibaringkan. Semua orang membaca tahlil di dekat jasad Tofa.
Jam 3 dini hari. Aida, Ina, Eva, Ana dan Nur terlihat tidur di samping jenazah. Ana terbangun, membuka penutup wajah Tofa, menatapnya lama, mengusap wajah itu, lalu mencium kening Tofa. Ana bergeser ke tengah tubuh jenazah, mencium tangan jenazah yang bersidekap di atas perut cukup lama. Kemudian bergeser lagi ke bawah. Ana sujud di kaki jenazah. Awalnya Ana tabah, tapi lama-lama menangis.
Aida terbangun, menenangkan Ana di susul yang lain. Setelah tenang Ana memilih tidur di bawah kaki Tofa, sesekali ia mencium telapak kaki itu sambil mengucapkan berbagai macam doa.
Setelahnya ana mengucapkan doa untuk kedua orang tua sambil kembali memeluk kaki bapaknya erat.
CUT TO
Sc. 67 EXT. HALAMAN RUMAH TOFA - PAGI
Semua keluarga memandikan jenazah.
Mencium kening, pipi dan memeluk kepala jasad beberapa saat. Kemudian menyusul Eva, Ina dan Aida bergantian mencium wajah Tofa. Ana berjalan ke arah bawah. Ia membersihkan kaki Tofa, lalu memejam sesaat.
Ana membungkuk, mencium kaki itu lama, kemudian memeluknya sesaat. Semua orang terharu melihatnya. Selesai ana kembali mendongak
Jenazah diwudhui. Kemudian dibawa masuk untuk dikafani. Di luar, sebuah mobil berwarna hijau berhenti di halaman. Hari dan keluarga besar turun dari sana. Ana mendekat dan langsung memeluk Hari. Tangisnya pecah.
CUT TO
Sc. 68 INT. RUMAH TOFA - MALAM
(Dapur) Keluarga dan tetangga khusus wanita duduk di dapur. Eva celingukan mencari seseorang, lalu berbisik pada Ana yang duduk di sebelahnya.
(Ruang tengah)Ana langsung masuk ke dalam. Tubuhnya membungkuk melewati banyak para bapak-bapak siap membaca tahlil malam ini.
(Kamar) Sampai di depan kamar, dengan sangat hati-hati Ana membuka pintu. Nampak Nur sedang terbaring di atas sajadah, masih mengenakan mukena. Ana ikut berbaring di belakang tubuh ibunya seraya memeluk.
Memeluk erat sambil mengusap-usap punggung Nur dari belakang. Suara orang membaca tahlil menggema di rumah itu. Ana terus memeluk Ibunya sampai acara tahlil selesai.
CUT TO
Sc. 69 INT. RUMAH TOFA - SIANG
(Dapur) Ramai para tetangga dan keluarga bergotong royong memasak untuk tahlil.
(Ruang tengah) Ana dan Eva sedang sibuk mengecek belanjaan untuk tahlilan malam ini, apa saja yang kurang.
CUT TO
Sc. 70 EXT/INT. JALANAN/RUANG MESIN ATM - SORE
Ana sampai di mesin atm. Ana mengantri. Orang keluar dari mesin atm, Ana masuk.
(Ruang ATM) Berdiri di depan mesin ATM, lalu sibuk mengotak-atiknya. Seketika Ana terdiam, tidak percaya saat cek saldo ATMnya naik sepuluh kali lipat dari biasanya. Matanya berkaca-kaca, lalu Ana duduk menangis saking tidak percayanya
Ana berdiri, menghapus air mata, lalu menarik uang dari atm. Setelahnya keluar dari sana. Di halaman sekitaran mesin ATM Ana membuka hape dan melihat group chat Marketernya.
Ada membaca satu persatu konfirmasi penjualan marketer dari seluruh Indonesia. Total penjualan pertama keseluruhan lebih dari 500 eks buku. Penjulaan tertinggi selama Ana menjual buku. Ana diam menatap ke langit, kemudian memejamkan mata, kembali terharu dan menangis.
FADE OUT