Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Episode 11
Sc. 60 EXT. KAMAR ANA - SUBUH
(Kamar) Ana selesai salat subuh. Terlihat ia sedang melipat mukena, setelahnya langsung duduk di depan meja bulat membuka laptopnya. Sekilas ia menscroll cerita yang sudah ditulis sebelum dikirim ke percetakan.
Sedang asik memeriksa tulisan ponsel bergetar. Fokus Ana dari layar laptop kini ke hape yang ada di samping laptopnya. Ana mengambilnya, lalu memeriksanya. Wajah Ana berubah sedih setelah melihat layar ponsel. Pesan dari Vero kakak iparnya menunjukkan foto bapaknya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan alat bantu pernapasan. Ana mengetik balasan.
Ana bergegas keluar kamar menuju teras belakang rumah untuk melakukan vidio call dengan saudaranya yang ada di sana. Ana menelepon Eva (P/34), saudarinya nomor 2 dari 4 bersaudara. Panggilan diterima nampak wajah Eva yang sedang cemas.
Eva mengarahkan kamera hape ke Bapaknya, Tofa (L/60). Ana menutup mulut dengan sebelah tangan, air matanya mengalir melihat bapaknya. Terlihat Tofa sedang duduk membungkuk diganjal banyak bantal bagian dadanya dengan mata terpejam.
Eva keluar ruang kamar ruang inap, menangis.
Tiba-tiba Hari pulang dari Mushola bersama dua anaknya dan Edi. Melihat Ana menangis di teras belakang rumah Hari mendekat.
Ana Semakin kencang menangis. Hari mengambil ponsel dari tangan Ana dan berbincang dengan keluarga istrinya. Sementara Ana terus saja menangis. Kemudian Noval dan Raka ikut menyapa keluarga Ana di desa. Setelah telepon mati Ana masuk ke kamar. Duduk dipinggir ranjang terus menangis. Hari mendekat.
Ana mengangguk, Hari masih berusaha menenangkan istrinya, mengusap-usap bahunya, kemudian keluar rumah mengajak dua anaknya. Tidak berapa lama notifikasi dari ponselnya kembali berbunyi. Ana memeriksanya.
Seketika Ana tertelungkup di atas kasur dan menangis sejadi-jadinya. Sadar waktunya tidak banyak ia bangkit dan menghapus air mata. Ana keluar rumah dan bertanya pada Rana yang sedang menjemur pakaian.
Rana kebingungan melihat wajah Ana basah oleh air mata. Rana menjawab, seraya menunjuk ke arah
Tanpa pikir panjang Ana berlari menyusul suaminya ke rumah Rega (L/36) tanpa alas kaki. Sesekali tangannya menyeka air mata. Bayang-bayang kebersamaanya bersama sang Bapak terus berputar diingatan.
FLASH BACK TO
Sc. 61 EXT. TAMAN BOROBUDUR - MALAM
Tofa dan Ana sedang menjenguk sang kakek Sono (L/85) di Magelang, yang saat itu sedang sakit. Malamnya Tofa mengajak Ana yang saat itu berumur tujuh tahun keliling taman sekitaran candi Borobudur dengan sepeda ontel. Berhubung yang jaga candi kenal jadi diperbolehkan masuk. Di atas sepeda.
Sepeda menepi di bawah pohon yang terdapat banyak kunang-kunang. Tofa menurunkan Ana dan membiarkan anak itu berlarian mengejar hewan-hewan berlampu itu.
FLASH BACK CUT TO
Sc. 62 EXT/INT HALAMAN RUMAH REGA/DALAM MOBIL - PAGI.
Ana terengah-engah sampai di rumah Rega. Ia langsung mendekati Hari dengan berurai air mata yang membuat Hari heran.
Ana Memegang tangan Hari dengan wajah sedih.
Pulang dari rumah Rega, Ana langsung memandikan Noval dan Raka, lalu membereskan pakaian untuk menginap beberapa hari. Air matanya tak henti-henti mengalir dari sudut mata. Diperjalanan sesekali Hari menoleh ke arah Ana yang nampak gelisah. Mereka harus menempuh lima jam perjalanan menuju ke desa di mana orang tua Ana tinggal. (Dalam mobil) Hari memegang tangan Ana. Ana menoleh kemudian memaksakan tersenyum.
Ana kembali menangis. Sementara Noval dan Raka terlelap di jok bagian belakang.
CUT TO
Sc. 63 INT. RUMAH TOFA/KAMAR KLINIK - SIANG
Sesampainya di rumah Tofa, Ana dan Hari langsung memasukkan barang-barang ke rumah, lalu langsung menuju klinik di mana Tofa di rawat. Sesampainya di klinik Ana berjalan cepat menuju kamar di mana Tofa di rawat, sedangkan Hari menunggu di luar karena anak-anak dilarang masuk.
(Kamar rawat) Terlihat Tofa duduk di pinggiran ranjang dengan kaki menjuntai ke bawah dan wajah menunduk dengan napas ngos-ngosan, hidungnya terpasang selang oksigen. Sedangkan Eva dan Nur duduk lesehan di bawah lengkap dengan penutup masker di wajah. Ana memasuki ruangan.
Duduk di samping Tofa mengelus-elus punggungnya.
Ana Mengambil minyak kayu putih, kemudian mengoleskannya di bagian dada dan punggung belakang Tofa.
Tofa Menoleh ke arah Ana, tersenyum.
Ana Menangis, menyandarkan kepala ke punggung sebelah kanan Tofa.
Tofa Mengangguk lemah seraya tersenyum tipis. Tofa merasa lelah, sehingga Nur berdiri dan menyusun bantal bertumpuk lalu diletakkan ke depan Tofa untuk bersandar.
Nur duduk di bawahnya, memijat kakinya, sedangkan Ana turun dari ranjang dan baru sadar belum menyalamai Nur dan Eva. Segera ia menyalami mereka satu persatu, lalu duduk di samping Eva.
Setelahnya mereka terlibat obrolan ringan dengan suara yang kecil, supaya tak mengganggu. Tidak berapa lama Hari masuk karena anak-anak dijemput oleh Vero, kakak ipar Ana. Sempat mengobrol sebentar lalu keluar lagi karena menemani tamu dari luar kota yang akan menjenguk Tofa.
CUT TO
Sc. 64 INT. RUMAH TOFA - MALAM
Ana dan Nur pulang untuk Mandi. Di klinik ada saudari tertua Ana, Ida (P/38) dan saudari ketiga Ana, Nia (P/32). Ana baru saja masuk ke rumah, sedangkan Nur baru selesai salat Asar. Hari pulang saat itu juga karena mobil akan di pakai Edi besok. Nur keluar kamar.
Nur hanya diam, ia menarik napas panjang, kemudian bersiap kembali ke rumah sakit. Perkataan Ana sama sekali tak digubrisnya.
CUT TO